duapuluhlima

16.4K 2.9K 375
                                    

Hai semuaaaaa

Jam segini masih rame nggak sih?

Sorry ya kalau up nya lama, kemungkinan untuk part selanjutnya aku bakal telat up.

Emmm aku nggak tau mau ngetik apa lagi.

Buat kalian yang sekarang PAS semangat belajarnya! Semoga nilai kalian bisa bagus-bagus, AMINNNNNN.

Oke seperti biasa sebelum lanjut aku minta uang parkirnya dulu cukup tekan tombol bintang dan berikan komentar

Kalau udah kita gas kuy kuy kuyyyy

Hari ini WHS mengadakan Class meeting dimana semua murid harus mengikuti kegiatan, yang artinya setiap kelas harus memberikan perwakilan pada setiap cabang lomba. Anala dan anggota inti Abelard lainnya kecuali Haidar kini tengah bersantai untuk melihat para murid yang sibuk mendaftarkan diri.

"Bang Daff mau ikut lomba apa?" tanya Anala sambil menatap Daffa.

"Basket."

"Terus sama siapa aja?"

"Sama manusia yang udah pastinya waras sih Nal," celetuk Nadia dari belakang membuat Anala menoleh lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Teh Nanad bener, Bang Rey sama Bang Hab nggak mungkin ikut karena mereka nggak waras, iya kan?" ucap Anala diakhiri dengan pertanyaan yang mampu membuat murid yang mendengarnya menahan tawa.

Habibi mendengus. "Cuma Lo doang nih cil, yang berani ngehujat anak Abelard di depan langsung," ujarnya sambil mengacak poni Anala gemas.

Anala bencebikkan bibirnya sebal sambil membenahi tatanan poninya. "Berarti Anala mentalnya nggak yupi, kan ngomongin di depan nggak di belakang," ucapnya polos.

"Anj— cil Lo diajarin siapa ngomong begitu?"

Anala hanya mengedikan bahunya lalu menatap ke arah anggota OSIS yang sedari tadi mondar-mandir.

"Eh, semua udah pada kebagian lomba kan?" tanya Arsa pada Daffa dkk yang dijawab gelengan oleh Rayhan.

"Rey, Nala, Habibi, Haidar, Bobi belum," jawabnya membuat Arsa mengangguk.

"Oke, tapi yang lain berarti udah kan Ray?" Rayhan mengangguk membuat Arsa bernapas lega.

"Kenapa Bang Arsa yang tanya-tanya, Bang Satya kemana?" Anala bertanya sambil memainkan dasinya.

"Lagi sibuk ngurus anak-anak yang pada mau ikut lomba Nal," ucap Arsa. "Oh iya, mending Lo pada ngumpul di kelas deh biar nanti kalau lombanya mau mulai si Satya nggak ribet," lanjutnya lalu berlalu begitu saja.

"Ya udah yuk ke kelas aja yuk," ajak Anala yang diangguki mereka.

"Gue berasa kek bocil anjir, Anala ngajaknya kek ngebujuk bocil," ucap Habibi pada Reyhan.

"Namanya juga temenan ma bocil," ujar Reyhan.

Sesampainya di kelas mereka langsung duduk lesehan di lantai sambil melihat Satya yang mengabsen teman-temannya.

"Buat yang ikut lomba berkelompok gitu tolong dong kumpul sama kelompoknya!" ujar Satya sedikit membentak.

"Ih Bang Sat nggak bisa sabar deh!" pekik Anala membuat mereka semua menoleh.

Satya berdecak sebal. "Plis deh cil Lo dem dulu, puyeng ini pala gue, dan jangan panggil gue Bang Sat oke?"

"Oke jadi semuanya udah ikut lomba kan, nah yang nggak ikut kan tinggal anak-anak yang nggak patut untuk dipamerkan bakat minatnya, jadi gue daftarin Lo pada dulu, dan tolong ya ashu! Anteng dulu di sini jangan pada kelayapan!" ujar Satya sambil berlari keluar kelas.

WELFORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang