happy reading all.
Sore ini keenam anak manusia itu tengah terduduk jenuh di sofa menunggu Anala menyelesaikan mandinya. Sudah sekitar dua puluh lima menit mereka menunggu hingga akhirnya bocah yang ditunggu-tunggu keluar dari kamar mandi dengan rambut yang belum disisir.
"Bang sisirin," ucap Anala entah pada siapa, Daffa yang melihat itu lantas mendekat lalu mendudukkan Anala didepannya.
"Gimana?"
"Kuncir biasa aja ya Bang Daff," ucap Anala yang diangguki oleh Daffa, pemuda itu mulai menyisir rambut Anala dengan hati-hati lalu menguncinya.
"Udah." Daffa memberikan sisirnya pada Anala lalu bocah itu mengambilnya dan menaruhnya dimeja.
"Ayo!" ajak Anala lalu mereka beranjak dan keluar dari kamar asrama.
"Pakai mobil aja, biar nggak dingin," saran Rayhan yang diangguki Rahsya.
"Iya, takutnya ntar tiba-tiba hujan kan repot, auto demam berjamaah kita," timpal Rahsya membuat Habibi mendengus.
"Nggak selemah itu juga bro, tapi naik mobil aja deh, males banget dingin," ucap Habibi lalu menyengir.
Rahsya mendengus lalu mereka menuju basemant dan menaiki mobil, Daffa melirik Anala yang sibuk berselfi ria dihandphone Rayhan, bocah itu terlihat sangat senang, terlihat dari berkali-kali bocah itu memotret berbagai ekspresi wajahnya, mulai dari yang konyol hingga muka sok imut.
"Rumah Bang Bobi di mana sih emang?" tanya Anala sambil melirik jalanan yang terlihat basah karena hujan yang tiba-tiba turun.
"Masih lama cil, kenapa emang?" jawab Haidar diakhiri dengan pertanyaan.
"Hujan, kasihan teh Nanad sama Teh Stela ntar kalau kehujanan dijalan gimana?"
Habibi memutar bola matanya malas. "Ya ELAH, si Nadia mah manusia purba cil, kuat dia mau diterjang ombak sama badai juga nggak bakal sakit tu orang," balas Habibi dengan muka songongnya.
Mereka lalu diam menikmati alunan musik yang mengiringi perjalanan menuju rumah Bobi, mereka akan nongkrong ala-ala seperti yang ditektok itu loh.
"Ntar emang mau ngapain sih di rumah Bang Bobi?" tanya Anala sambil menatap Rayhan.
"Mau berak cil, kan udah dibilang mau nongkrong, si Nadia sama Stela mau buat kek yang ditektok itu loh," jawab Reyhan dari kursi belakang.
"Nongkrong ngapain? Makan-makan pizza?" tanya Anala membuat mereka melongo.
"Ya nggak pizza juga bocillll, gemes banget gue."
Beberapa menit kemudian mereka sampai dihalaman rumah Bobi yang sudah dipenuhi motor anak-anak IPA 3. Ya mereka memang nongkrong dengan teman sekelas, sebenarnya bukan nongkrong sih lebih ke arah BBQ.
"Pakai jaket ini dulu cil," ucap Rahsya sambil memberikan jaket Anala yang berada dijok belakang agar bocah itu tak kehujanan.
Anala memakai jaketnya lalu merentangkan tangannya meminta gendong pada Rayhan, Rayhan lantas menggendong bocah itu lalu keluar dari mobil dan berlari ke rumah Bobi.
"BOBI WOY! KITA MASUK YA!" teriak Reyhan lalu mengajak sahabatnya masuk.
"Serasa rumah sendiri si tolol," gumam Rahsya sambil menggelengkan kepalanya.
"Buset udah rame aja, Lo pada berangkat jam berapa tadi?" tanya Habibi saat sudah berada di ruang tamu.
"Udah dari tadi, sebelum hujan," jawab Arsa yang diangguki Habibi.
"Btw rumah Lo sepi banget Bob, nggak ada artnya apa?" tanya Haidar sambil melihat sekeliling.
"Disuruh cuti sama emak gue, katanya takut gue apa-apain," jawab Bobi dengan ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELFORD
Teen Fiction[ DIHARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ] Anala Syeva Bamantara adalah bocah berusia 7 tahun yang baru memasuki salah satu sekolah dasar yang cukup terkenal di kalangan masyarakat. Cantik, lucu, tengil, dan ajaib itulah yang menggambarkan sosoknya. B...