______
Happy Reading (づ ̄ ³ ̄)づ
______
"Aku khawatir, jadi jangan sakit"
°
°
°S
ore itu bukanlah sore terbaik bagi Zhou Zishu.
Kenapa? Dia terjebak didepan toko buku yang telah tutup karena salju yang turun begitu derasnya hingga si abadi yang hanya memakai satu lapis pakaian daan satu jaket biasa ini tak bisa kemana-mana.
Awalnya dia hanya ingin jalan sore sebentar sambil mencari sesuatu untuk makan malamnya. Tapi kakinya yang melangkah tanpa henti dengan tujuan tak diketahui membawanya jauh dari rumah yang dia sewa, saat ingin kembali salju dengan brutal turun tanpa henti. Membuatnya basah di sana sini.
Memang benar hal seperti ini tak akan membuatnya mati, tapi pada dasarnya si tua ini adalah manusia dengan umur berlebih. Jadi tentu saja dia merasakan dingin hingga tulang, dia bahkan mungkin saja akan terkena demam tinggi.
Ya mau bagaimana lagi? Zhou Zishu mana pernah melatih Qi nya, dia bahkan telah melupakan sebagian dari jurus andalannya. Iya, melupakan yang artinya dia memang sengaja.
Kenapa? Zhou Zishu sudah tak peduli lagi, biarlah yang namanya mati itu menghampiri, membawa jiwa lelah ini bersamanya. Setidaknya itulah yang dulu dia harapi, ingin cepat bertemu dia yang tak kunjung jua tiba.
Tapi sekarang? Sekali lagi, Wen Kexing datang, kembali padanya yang sudah berserah diri, ingin lekas mati karena lelah dengan yang namanya patah hati. Begitulah akhirnya, rencana pulang tertunda, makanan tak mengisi perutnya dan dinginnya bulan tertua menyapa tulang tuanya.
Itulah yang Zhou Zishu kira tentang sore di bulan tua, sebelum sebuah suara memasuki telinga,
"Zhou Lǎoshī?"
Zhou Zishu mengangkat kepala, maniknya bertemu tatap dengan pemilik suara sebelumnya. Jarak mereka berdiri terpaut satu meter jauhnya.
Sosoknya yang berbalut mantel coklat tua dengan syal merah tua melilit leher dan tangan kanan yang memegang payung biru tua polos menatapnya tak percaya. Zhou Zishu diam tanpa kata, mulutnya tak tau ingin bicara apa.
Wen Kexing, "apa yang Lǎoshī lakukan di sini? Ditengah-tengah salju yang sedang lebat begini!?"
Zhou Zishu kembali diam, dia bungkam sebelum bicara dengan nada andalannya, tenang berwibawa, "aku sedang jalan-jalan untuk mencari makan"
Wen Kexing mengangkat alisnya tak percaya, "dengan pakaian seperti ini?"
Yang lebih tua mengangguk tanpa irama, bahkan tanpa suara. Dirinya kembali bungkam untuk kesekian kalinya.
Wen muda ini menghela nafas seolah kecewa,
Ada apa dengan tatapan itu?!
"Kau akan sakit" Ucapnya dengan nada khawatir yang kentara.
Wajah Zhou Zishu memerah entah karena dinginnya Desember atau ucapan Wen muda, atau mungkin juga karena keduanya.
"Aku sudah biasa", jawabannya
Wen Kexing menatapnya tak suka, kemudian mendekatinya dengan langkah besar, menyisakan jarak kecil di antara mereka berdua. Yang muda menatapnya iba, sebelum dirinya meminta yang lebih tua memegang payung biru tua miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved, My Soulmate [WenZhou]
RandomGambar-gambar yg ada di sini gw ambil dri pinterest secara acak 🙂 Dan buat sampul gw ambil dri pinterest juga cuma gw edit dikit. Sinopsis : Zhou Zhisu selalu berpikir, jika dia bertindak seperti biasa dan berlaku seolah tak ada yang terjadi, dia...