chapter 25 : perasaan yang terbalas?

610 73 15
                                    

_________

Happy Reading (づ ̄ ³ ̄)づ

_________

" Ku pikir kau tau."

°
°
°

Zhou Zishu masih tak mengerti kenapa Wen Kexing tiba-tiba mengajaknya untuk pulang bersama, rumah mereka jelas-jelas berada di arah yang berbeda.

Dan yang lebih anehnya, mereka telah berdiri di depan pintu rumahnya selama kurang lebih dari sepuluh menit, tanpa ada yang bicara di antara mereka. Pada awalnya Zhou Zishu hanya mencoba untuk menjadi pengertian, memberi waktu untuk muridnya itu bicara. Atau apapun yang ingin Wen Kexing ini lakukan dan menghilangkan ekspresi terlilit dari wajahnya itu.

Namun di menit ke 16, Zhou Zishu menyerah. Mendapati diri sendiri tidak tahan dengan keheningan canggung di antara mereka.

"Zhou Lǎoshī"

Oh padahal Zhou Zishu baru saja ingin mulai bicara.

"Hmm?"

"Apa kau masih ingat dengan Han Ying?"

Kira-kira kemana arah pembicaraan ini sebenarnya. "Ya aku mengingatnya"

Terdapat jeda sebentar sebelum Wen Kexing melanjutkan. "Teman ku itu sudah memendam perasaan pada si memepelai wanita selama hampir 5 tahun"

Zhou Zishu hanya diam, itu hal baru untuk di ketahui. Tapi dia masih menduga arah pembicaraan mereka.

"Menyedihkan sekali bukan nasibnya?"

Zhou Zishu menyetujui dalam hati.

"Baru-baru ini dia memberi sedikit nasihat padaku..."

Jeda lagi dan Zhou Zishu masih mempertahankan sabarnya dengan kembali memilih untuk tetap diam.

"Untuk segera menyatakan perasaan ku...."

Itu hal baru yang lain. Zhou Zishu menganggukkan kepala dan masih memilih untuk tidak bicara. Mungkin karena terkejut atau patah hati, entahlah. Yang jelas dia mulai mengerti arah pembicaraan ini.

Zhou Zishu menduga bahwa Wen Kexing ini hendak menyatakan perasaannya pada wanita yang dia suka dan hendak meminta semacam saran padanya (?). Jelas sekali itu terdengar sedikit tidak tepat. Tapi apalagi yang bisa terjadi?

"....padamu."

".......?"

Untuk beberapa saat, Zhou Zishu sama sekali tidak menangkap kalimat terakhir itu. Dugaan miliknya pada arah pembicaraan mereka jelas sekali sedikit meleset.

Dan Wen muda telah kembali berucap, "Aku menyukaimu Zhou Lǎoshī."

Zhou Zishu berkedip beberapa kali, "Huh?"

Pembicaraan mereka ini jelas telah berhasil menarik seluruh darah ke wajahnya. Untungnya Wen Kexing tidak memberi tatap padanya. Mungkin karena malu dan takut, hingga bunga Ivy yang baru-baru saja bermekaran di sepanjang tembok rumahnya menjadi lebih menarik untuk di perhatikan oleh yang muda ini.

"Kau tak perlu menjawab, bahkan tak perlu memikirkan ucapan ku barusan. Aku hanya...hanya....lupakan saja. Aku akan pergi. Terimakasih atas waktunya Zhou Lǎoshī."

-
-
-

Wen Kexing malu. Dia tidak pernah merasa semalu ini dalam hidupnya. Dia malu dan takut! Lari adalah hal pertama yang otaknya pikirkan. Dan Wen Kexing dengan cepat untuk setuju.

My Beloved, My Soulmate [WenZhou] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang