_________
Happy Reading (づ ̄ ³ ̄)づ
_________
"Jangan minta maaf, kau membuatku terlihat semakin menyedihkan"
°
°
°Manik abadi Zhou itu tak hentinya menatap langit malam yang dipenuhi bunga api di sana sini sambil sesekali menyesap teh hangat di cangkirnya, membiarkan Zhang muda yang duduk tepat didepannya ini menikmati makanan di atas meja.
Iya, Zhang Chengling menghabiskan malam tahun baru bersamanya, itupun karena pertemuan tak sengaja di pagi buta.
Tak perlu bertanya bagaimana detailnya, intinya Zhou Zishu tidak sengaja lewat di depan panti tempat Zhang muda itu tinggal. Dan kebetulan saja si Zhang sedang menyapu halaman, jadi entah bagaimana Zhou Zishu berhasil meminta izin pada kepala panti untuk membawa Zhang Chengling bersamanya.
Dan disinilah mereka, berada di tempat yang lebih tua yang isinya tak terdapat sedikitpun hiasan yang menempel di sana.
Sambil menikmati makanan yang biasanya tersedia di malam tahun baru, Zhou tua dan Zhang muda ini sama sekali tak berbicara, hanya suara bunga api yang menggema.
"Aku pernah memimpikan hari ini"
Zhou Zishu menoleh pada yang lebih muda kemudian memberinya tatapan bertanya.
Zhang Chengling, "Ini...menghabiskan malam tahun baru bersamamu"
Zhou Zishu masih tak menjawab dan Zhang muda telah kembali melanjutkan.
Zhang Chengling, "Tapi seharusnya ada satu orang lagi... "
Yang muda menatap kursi kosong didepannya lalu melanjutkan, "Dan ada banyak hiasan di dinding"
Zhou Zishu masih diam, lebih tepatnya lidahnya kelu. Zhou Zishu membawa maniknya menatap cangkir tehnya yang telah kosong, membiarkan memorinya mengelana jauh kebelakang.
-
-
-Zhang Chengling telah tidur dan setengah jam lagi matahari akan memunculkan sinarnya.
Entah sejak kapan seteko teh telah berubah menjadi seteko arak. Sudah cukup lama seorang Zhou Zishu tak menyentuh candu dunia yang satu ini.
Ada alasannya dia menjauhi benda bernama arak itu, cairan bening beralkohol itu selalu mengingatkannya pada Wen Kexing, membuat dadanya terasa sesak dan sakit.
Tapi di sinilah dia, bertemankan seteko arak dan sisa-sisa bunga api dari para manusia yang sepertinya tak kenal lelah. Sambil meneguk tiap gelas berisi arak, tanpa kata, tanpa pula yang namanya aba-aba dan tangannya terus menuangkan isi teko pada cangkir diikuti oleh mulutnya yang tak henti pula menerima.
Hingga pada akhirnya teko itupun kosong tak tersisa dan pada saat itu pula Zhou Zishu runtuh, kepalanya tenggelam dalam lipatan tangan di atas meja, pundaknya bergetar samar diiringi suara isak tipis.
Zhou Zishu lelah, dia ingin menyerah, dia bahkan tak yakin lagi apakah hatinya dapat bertahan atau apakah tubuhnya dapat tetap berdiri tegak ketika Zhou Zishu melihatnya.
Yang pergi telah kembali, tapi kenapa Zhou Zishu masih saja harus menunggu?! Kenapa dia masih saja menderita?!
Namun pantaskah seorang Zhou Zishu merasa jika dunia ini tidak adil padanya?
-
-
-Zhou Zishu memasuki gerbang tempatnya bekerja seperti yang sudah-sudah, yang berbeda hanya bagaimana sepinya kampus siang itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved, My Soulmate [WenZhou]
RandomGambar-gambar yg ada di sini gw ambil dri pinterest secara acak 🙂 Dan buat sampul gw ambil dri pinterest juga cuma gw edit dikit. Sinopsis : Zhou Zhisu selalu berpikir, jika dia bertindak seperti biasa dan berlaku seolah tak ada yang terjadi, dia...