Bab 5

36 2 0
                                    

Setelah kejadian malam itu, Naura berusaha keras untuk menghindari Kaisar. Sementara Kaisar semakin giat berkunjung ke rumah Naura, kadang Kaisar hangout bersama Nayla atau hanya sekedar bermain catur dengan Sukma ayah Naura.

Seperti malam ini, Naura sengaja berada dikamarnya untuk menghindari Kaisar yang sedang mengobrol dengan Lidya dan Sukma. Naura meringis merasakan perutnya yang keroncongan, sepulangnya dari restorannya, perutnya belum dia isi apa pun. Dia bisa bernafas lega karena seisi rumah sudah kosong. Naura melihat jam dinding besar di ruang keluarga dan terkejut saat melihat jarum jam menunjukkan angka 11. Gilaa..pantesan laper, 4 jam lebih dia berada dikamarnya tanpa minum dan makan.

Saking asyiknya memasak, Naura tidak menyadari kalau Kaisar berada di belakangnya. Berdiri menyandar di pintu dapur dan menatap Naura tanpa berkedip.

" Mmmm..baunya enak". Naura mengepalkan tangannya, ingin rasanya dia memukulkan spatula ke kepala Kaisar. Naura tidak menggubris Kaisar tetap melanjutkan ritual memasaknya.

" Kamu ngapain? Betah banget dirumah orang..". Naura mengambil piring dan mengambil nasi goreng setengahnya.

" Kamu tahu banget si kalo aku lagi laper..emang kakak ipar idaman". Kaisar menarik kursi meja makan dan duduk manis disana.

" Lama- lama saya  curiga sama kamu?" Alis Kaisar terangkat.

" Ngakunya mapan, punya perusahaan sendiri... tapi kerjaannya numpang makan di rumah orang ...setiap hari lagi" Sindir Naura pedas. Kaisar tetap anteng duduk di kursinya.

" Aku laper...please". Kaisar memasang wajah imutnya yang membuat Naura ingin muntah. Naura mengambil piring dan menyendokkan nasi secara perlahan, gerakkan nya terhenti seiring  dengan keinginan untuk mengerjai Kaisar. Naura menjinjit dan mengambil sesuatu di sana. Dengan tersenyum iblis, Naura mengaduk nasi goreng untuk Kaisar lalu memberikannya pada Kaisar.

****
" Cowok itu kok baik- baik aja ya...". Gumam Naura, padahal tadi dia ingin melihat Kausar menggaruk seluruh badannya karena Naura memberikan sedikit kacang bubuk ke dalam nasi goreng Kaisar. Tapi Kaisar dengan santai menghabiskan sepiring nasi goreng itu dan langsung pulang setelahnya. Naura memutuskan untuk tidur karena malam semakin larut.

Dering ponsel mengagetkan Naura.

" Ya Allah..siapa si..malem- malem telpon...". Naura mengambil ponsel diatas meja nakas yang ada tepat disamping tempat tidurnya. Melihat nomor yang tidak dikenal dari layar ponselnya, Naura mengabaikan panggilan itu dan menarik selimutnya kembali. Untuk ke tiga kalinya, suara ponsel berdering kembali. Naura memutuskan untuk mengangkatnya.

" Kamu harus ... tanggung jawab..". Suara disana seperti sedang kesakitan.

" Iya..ini siapa?".

" Naura... tolong aku...". Suara disana semakin merintih kesakitan.

" Kamu... kamu kenapa?".

" Tolong aku..please. Aku sakit..".

" Kamu telpon dokter sekarang... kamu kan orang kaya, kamu pasti punya dokter pribadi kan?". Tidak ada jawaban disana, Naura sedikit panik saat mengingat kalau Kaisar begini karena ulahnya tadi.

" Kamu ... kamu yang harus tanggung jawab. Aku tahu kamu yang ngerjain aku tadi kan? ... ". Kaisar tahu..gimana ini?. Naura panik sekarang. Bagaimana kalau Kaisar mati karena ulahnya. Naura mengambil outer baju tidurnya, secepat kilat dia berlari keluar rumah.

Sesampainya dia di depan pintu gerbang Kaisar, Naura mendorongnya pelan dan berjalan masuk menuju pintu utama. Naura memutar handle pintu dan tidak dikunci. Naura memutuskan untuk masuk, dia mengabaikan perasaannya yang sedikit takut.

" Ka... Kaisar..". Ini pertama kalinya Naura menyebut nama Kaisar setelah perkenalan mereka. Tidak ada yang menyahut, Naura mengambil ponselnya dan tidak ada jawaban. Dia harus nyari kemana coba.. rumah Kaisar kan luas, Naura mengecek kamar yang berada si lantai bawah dan kosong. Naura berlari kecil menuju lantai atas, dan melihat pintu besar yang berwarna coklat tua. Pintu itu kokoh dan elegan.

Naura memutar handle pintu dan membuka pintu secara perlahan. Naura bisa mendengar suara geraman Kaisar di dalam, Naura mencari saklar lampu dan kamar berubah jadi terang. Naura melihat Kaisar meringkuk, bajunya basah karena keringat. Ragu- ragu Naura menghampiri Kaisar, dan terkejut saat melihat wajah Kaisar yang pucat.

" Kamu..gak apa- apa?". Tidak ada jawaban. Naura menempelkan jari tangannya pada Kaisar dan suhu badan Kaisar sangat panas. Naura berlari ke bawah, mencari air hangat dan handuk kecil. Beruntung Naura menemukannya dengan mudah. Naura kembali ke kamar Kaisar, mata Kaisar terpejam, tubuhnya menggigil sekarang.

Naura menempelkan handuk kecil ke dahi Kaisar, tidak ada perubahan. Naura mengingat saudaranya di Bandung, mengobati anaknya yang demam, waktu itu semua badan nya di kompres menggunakan air hangat.
Secara perlahan, Naura mengangkat Kaos Kaisar ke atas, tanpa melihat Kaisar, tangan Naura masuk menerobos ke balik kaos Kaisar. Naura mengabaikan degup jantungnya yang berdetak cepat, ini pertama kalinya dia menyentuh kulit Kaisar. Merasakan otot dada Kaisar yang keras. Pipi Naura memerah.

" Naura..kamu gila ya.. fokus..fokus...". Kaisar menggeram masih dengan mata terpejam. Kaos Kaisar lembab sekarang, Naura yakin Kaisar pasti tidak nyaman. Naura naik ke tempat tidur besar Kaisar, menarik dan mengangkat kaos Kaisar dan itu butuh perjuangan keras. Tubuh Kaisar berat, berkali- kali Naura jatuh menindih Kaisar. Nafas Kaisar semakin berat, panas tubuhnya semakin tinggi.

" Ini gimana? Di kompres kok tambah naik suhunya..". Naura bicara sendiri, panik harus melakukan apa lagi. Tidak mungkin dia menelpon ke rumah, bisa di bacok dia sama papahnya. Bawa Kaisar ke rumah sakit juga gimana caranya? Manggil security komplek..yang ada mereka di arak keliling komplek.

Naura membuka ponselnya, bertanya pada mbah google mungkin solusi terakhirnya. Naura mengetikkan kalimat cara menurunkan panas pada laki- laki dewasa.. dan matanya terbelalak kaget saat membaca artikel yang muncul.

" Skin to skin? Gila aja... gak mungkin kan.. dosa besar itu". Naura menggumam sendirian didalam kamar Kaisar yang luas. Kaisar menggeram kesakitan, nafasnya semakin cepat dan suhu tubuhnya semakin tinggi. Suhu Ac yang di setting paling rendah bahkan tidak mampu menurunkan suhu tubuh Kaisar. Tidak ada cara lain...

Naura membuka outer dan pakaiannya, dia hanya mengenakan  bra dan celana dalamnya, dia masuk ke dalam selimut dan memeluk Kaisar. Menempelkan kulitnya pada tubuh Kaisar.

****
Kaisar merasakan tenggorokannya kering, Kaisar mencoba bangun tapi tertahan oleh sesuatu yang lumayan berat. Bahkan Kaisar bisa merasakan gundukan lembut menempel di dadanya yang.. Kaisar membuka matanya perlahan dan terkejut saat Naura memeluknya erat. Dan gila.. mereka telanjang sekarang. Dimana baju kaisar, dan Naura..kenapa Naura bisa ada di tempat tidurnya. Apa mereka sudah melakukan itu? Kalo iya... kok Kaisar gak inget apa- apa,  yang dia inget dia nelpon Naura dan minta Naura tanggung jawab karena Kaisar sakit. Kaisar merasakan Naura bergerak, Kaisar memejamkan matanya kembali.

Kaisar bisa merasakan Naura menggeser tubuhnya pelan, damn... bisa gak sih gak gerak, tegang nih wooyy... umpat Kaisar. Naura menempelkan tangannya pada dahi Kaisar, dan itu..itu... dada nya.. dada Naura deket banget sama bibir Kaisar. Sial... Kaisar menahan tangannya supaya tidak lepas kendali.

" Syukur deh ..demamnya udah turun". Gumam Naura lega,  Naura menatap jam dinding di kamar tidur Kaisar, dan segera bangun dari tempat tidur Kaisar saat melihat jam sudah menunjukkan angka lima pagi. Naura memakai pakaiannya didepan Kaisar, tanpa curiga Kaisar melihatnya, tidak lupa Naura menyelimuti Kaisar sebelum dia pergi.

****

Kaisar membuka matanya setelah Naura pergi, dadanya berdetak cepat, dia masih mengingat dengan jelas rasa Naura di tubuhnya. Bahkan wangi tubuh Naura menempel di tubuh Kaisar dan tempat tidurnya.. Kaisar meringis dan membuka selimutnya. Dia harus menenangkan adiknya sekarang, adiknya menegang dari tadi dan itu karena Naura.

" Ya Allah..hampir aja tadi Kaisar khilaf... rasanya dia ingin membalikan Naura, menciumnya dan ... Astagfirullah,, senakal- nakalnya Kaisar gak bakal sampe nidurin cewek, paling gerepe- gerepe dikit doang..

****

Jangan lupa vote dan komen, makasih semuanya...






My Sexy NeighbourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang