Jangan lupa vote!
Karena vote itu gratis!
Gak ribet juga, tinggal klik doang!
Oke sayang!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_________________________________Erick memandang Castarica datar, tidak menganggap ucapan Castarica barusan tidak lain sebagai cara untuk menarik perhatiannya. Erick telah mengenal jauh Castarica, dari semua kelakuan dan sikap yang Castarica tunjukkan padanya tidak lain tidak bukan hanya untuk memikat perhatiannya.
Sayangnya, sampai saat ini Erick tidak pernah peduli atau bahkan meliriknya.
"Oh, jadi sudah sadar diri?" ucap Erick tanpa ekspresi.
Castarica menahan senyum mendengar ucapan itu. Terlalu menusuk harga dirinya. 'Sial! Apa dia sedang menyinggungku?'
"Bagus jika sadar diri," ucap Erick lagi. Perlahan senyum menukik di wajahnya yang tampan. Merendahkan.
Senyum Castarica semakin mengeras. Lagi, ucapan Erick benar-benar merendahkannya. Padahal Castarica ini adalah seorang Putri meski pun adalah istrinya, bukan berarti Erick bisa berkata serendah itu kepada Castarica sang phoenix kerajaan.
"Ya, Anda benar Tuan Duke. Aku sudah sadar diri." Castarica menghela nafas pelan. Mencoba menahan emosi. Perlahan ia memasang wajah lemah. "Aku telah banyak menyusahkan Tuan Duke kita yang terhormat ini, dan untungnya dia masih berbaik hati padaku. Memberikan begitu banyak kenyamanan di kediamannya," ucap Castarica lagi. Dengan nada lemah tentunya.
Setiap tatapan itu semakin menajam, penuh intimidasi yang kuat. Erick sedang menerka, rencana seperti apa lagi yang akan dilakukan Castarica untuk menarik perhatiannya.
'Pura-pura terlihat lemah? Semakin terlihat rendahan.' Erick berdecak dalam hati. Jijik melihat drama Castarica sekarang.
Sementara itu Castarica terkekeh bangga dalam hati menyadari pandangan Erick kepadanya seperti pandang seseorang yang kesulitan. Castarica yakin Erick kebingungan dengan perubahan sikapnya.
Tapi.
'Sial! Aku memang benci pria ini, tapi ... ketampanannya yang kayak boy band Korea. Njir, hatiku menjerit melihatnya.'
Castarica memang membenci pria kejam apalagi kejam soal perasaaan. Di mata Castarica Erick dan Aron itu tidak jauh berbeda, sama-sama membuat hati wanita menangis. Namun, masih ada kata 'namunnya', nih. Castarica tidak bisa memungkiri kalau ia penyuka pria tampan dan Erick termasuk tipikal pria idamannya. Tampan, body sixpac, pekerjaan mapan, dan cool. Erick memiliki semua itu, tentu saja Castarica tidak bisa menolak pesonanya.
Sedangkan Aron, hanya masuk kategori mapan dan tampan, tapi tidak memiliki bodi sebagus Erick.
'Bagaimana mungkin Castarica tidak tergila-gila dengan pria ini. Lah tampan begini, aku pun suka kali.' Castarica meringis dalam hati. Mengagumi sekaligus mengasihani Erick. Tampan, tapi sifatnya kek Dakjal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Pengganti
RomansaAmelia memang wanita yang konyol dan bodoh, tapi sebodoh-bodohnya ia, tidak pernah dia berpikir bahwa reinkarnasi itu ada. Mati lalu reinkarnasi? Bahkan iblis dan malaikat pun akan tertawa jika ada manusia yang percaya pada hal mistis seperti itu. T...