Jangan lupa vote karena vote gratis dan gak susah! Tinggal tekan bintang di bawah kok 🐶
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_______________________________Castarica mengigiti kuku ibu jari tangan kanannya. Hal yang biasa Castarica lakukan jika ia sedang panik atau bingung berat, tapi di mata dua pelayan yang juga ada di ruangan itu, mereka terpana, baru kali ini bisa menyaksikan sifat tertutup dari majikan mereka. Maksudnya adalah, baru kali ini sosok wanita yang selalu terlihat anggun, dingin, cerdas, dan sombong memperlihatkan sisi lemahnya. Seperti sedang cemas pada sesuatu yang akan terjadi dan sesuatu itu seakan mengancam nyawanya.
"Apa yang dipikirkan Nyonya Duchess? Kenapa dia terlihat begitu khawatir?" tanya Caroline tanpa mengalihkan pandangannya dari Castarica. Sejak Erick dan Stave keluar dari kediaman Castarica, sikap Castarica mendadak aneh. Sepertinya telah terjadi sesuatu yang besar antara Erick dan Castarica.
"Tidak tahu ... baru kali ini aku melihatnya seperti itu." Elice paling terkesima dari pada Caroline. Selama ini Elice menganggap Castarica adalah wanita kejam, dingin, dan tidak berperasaan, sebab Castarica selalu menunjukkan sikap seperti wanita berkuasa. Sehingga semua orang akan berpikir Castarica ini hanyalah sampah masyarakat yang belum sadar diri. Namun, melihat Castarica yang sekarang, Elice merasa kalau wanita itu bukan lah Castarica, seolah tubuh antagonis itu memiliki jiwa yang berbeda.
'Tapi itu tidak mungkin. Mana ada tubuh diisi dengan jiwa orang lain.' Elice menepis pemikirannya. Tidak mau berpikir yang macam-macam.
"Dari sejak tadi, dia juga tidak pernah marah-marah, tidak seperti biasanya yang selalu berbicara kasar kepada kita." Tambah Elice lagi. Sekadar mengingatkan perubahan Castarica yang mendadak.
'Tidak mungkin dia insaf kan? Atau mungkin ada roh petapa yang merasuki tubuhnya?'
Caroline menatap Castarica pias, iba kepada majikannya. "Sepertinya telah terjadi sesuatu antara Nyonya Duchess dan Tuan Duke tadi, mungkin kah mereka bertengkar?" Caroline menduga-duga kalau ucapannya ini benar, cukup dilihat dari sikap dan ekspresi wajah Castarica sekarang, sangat menyakinkan dugaan Caroline.
Caroline beralih menatap Elice. Matanya yang menunjukan gurat wajah khawatir membuat Elice berdecak kesal. Elice kesal sebab Caroline terlalu baik hati dan peduli pada masalah orang lain, padahal kehidupan Caroline pun tidak jauh lebih buruk dari kehidupan Castarica. Setidaknya Castarica tidak kesusahan dalam hal ekonomis. Berbeda dengan mereka berdua yang harus bekerja mati-matian agar bisa bertahan hidup di dunia yang kejam.
"Cih, jangan peduli padanya. Bagus jika mereka bertengkar, mana tahu suatu saat mereka akan bercerai. Dengan begitu aku bisa melihat keterpurukan wanita kejam itu." Elice tersenyum sumringah, sedangkan Caroline sangat tersentak mendengar ucapannya. Elice lanjut berbicara lagi dengan nada meledek. "Saat perceraian itu terjadi, aku lah orang yang pertama kali sangat bahagia menyaksikan perpisahan itu, hahaha ...."
Brak!
"Benar! Perceraian!" Castarica tiba-tiba saja menggebrak meja. Wajahnya terpaut antusias entah karena apa. Castarica lekas berbalik, menatap dua pelayan yang berdiri sedikit jauh darinya. Senyumannya perlahan mengambang mendapati ke dua pelayan itu menatapnya ketakutan.
"Kamu pintar, Elice," ucap Castarica sambil menunjuk Elice. Berkat perkataan Elice barusan, Castarica langsung mendapat pencerahan setelah kepusingannya memikirkan rencana agar bisa menjauhi Erick. Dan Elice baru saja mengatakan ide yang tepat untuk Castarica.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Pengganti
RomanceAmelia memang wanita yang konyol dan bodoh, tapi sebodoh-bodohnya ia, tidak pernah dia berpikir bahwa reinkarnasi itu ada. Mati lalu reinkarnasi? Bahkan iblis dan malaikat pun akan tertawa jika ada manusia yang percaya pada hal mistis seperti itu. T...