11. Iblis & Malaikat

939 99 2
                                    

Seperti biasa, jangan lupa vote!
Wajib vote 😑
And kalau ada typo komen ya!
Sekaligus bantu revisi 💙
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_________________________________

Tidak terasa sudah tiga hari Castarica berdiam diri tanpa melakukan apa pun, bahkan sekadar keluar saja tidak. Semua karena Erick mengeluarkan perintah agar menahan Castarica sampai ia benar-benar sembuh dan tidak lagi berulah dengan segala macam kegilaannya.

Meski sempat merasa terhinakan oleh perintah itu, Castarica tetap menerima dan memilih mengurung diri sembari memikirkan rencana masa depannya.

Awalnya Castarica merasa betah karena ia tak perlu lagi bertemu dengan Erick dan tidak akan lagi merasa tertekan oleh pandangan Erick yang merendah, merendahkan Castarica. Sekaligus, waktu yang baik bagi Castarica menyusun rencananya. Suasana tenang dan sepi sangat sesuai bagi otaknya berpikir. Ditambah Castarica tidak akan terganggu oleh cemooh orang-orang di luar.

Namun, karena jiwa Castarica adalah jiwa yang bebas, terkurung 3 hari di kediaman membuatnya suntuk. Castarica butuh hiburan. Dia tidak bisa berkutat terus pada buku dan bulu pena. Selain itu, tidak sesuatu yang mampu menghibur dirinya. Untungnya, Castarica memiliki hobi yang sedikit sesuai dengan situasinya saat ini. Menulis.

"Hah ... selesai juga. Melelahkan sekali." Castarica meregangkan otot tangannya yang pegal akibat terus menulis. Dan lebih melelahkannya lagi ketika Castarica harus mengulang kembali tulisan yang rusak di kertas baru. Tidak Castarica duga, menulis menggunakan pena bulu lebih sulit dari pada belajar mengendarai mobil.

"Ah, baiklah, waktunya membaca hasil karyaku yang jenius Ini." Castarica meraih 3 lembar kertas yang sudah terisi penuh dengan tulisan. Itu bukan susunan rencana Castarica karena semua rencananya sudah ia tulis kemarin dan dia simpan di tempat yang aman. 3 lembar kertas itu adalah naskah cerita singkat, atau kalian bisa sebut saja cerpen.

Selain pernah menjadi karyawan kantoran di kehidupan pertamanya, Castarica juga sempat menjadi seorang penulis online di beberapa platform khusus. Bukan untuk mencari gaji, tapi sekadar meluangkan hobinya yang suka mengarang cerita, tapi tidak Castarica sangka karya-karya cukup banyak diterima pembaca dan lumayan sukses di pasaran global. Bahkan sudah ada 5 naskah yang berhasil tercetak menjadi novel, ada pun satu novel yang paling laris telah dibuat film oleh sutradara berinisial A.P.

Angin berderu, menghasilkan suara semilir yang tenang. Castarica mulai membaca kertas lembarannya sambil berjalan menuju jendela. Kemudian duduk di pinggir jendela itu tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas cerpennya.

Beberapa menit kemudian 3 kertas itu berhasil ia selesaikan.

"Ketika matahari mulai terbenam di ufuk barat, saat itulah segala kesepian dan siksaan mulai datang. Aku harus menjadi sosok yang berbeda, lagi ...." Castarica mengeja kalimat terkahir dalam ceritanya. Naskah cerpen yang ia buat menggunakan pov3.

"Hem ... sepertinya ada yang kurang tepat pada kalimat ini." Castarica mengusap dagu, mencoba berpikir kalimat apa yang kurang di sana.

Brak!

Tiba-tiba pintu terbuka lebar dengan suara benturan yang amat keras. Castarica yang sedang mencoba tenang dan berpikir, terlonjak kaget, 3 lembar kertas yang ia genggam sampai terjatuh dan berhamburan.

"Nyonya Duchess!" panggil seorang perempuan cantik. Wajahnya menampilkan gurat begitu khawatir. Dadanya naik turun tidak beraturan, sepertinya perempuan itu habis berlari. Perempuan itu melangkah masuk, membuat Castarica sedikit terkejut sebab perempuan itu tiba-tiba memeluknya.

Jiwa PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang