6. Mau Pulang!

1K 132 1
                                    

Jangan lupa tekan lvote nya ya sayang 😭☺
Oke makasih

Tampak dua orang pelayan perempuan sedang berjaga di depan kediaman majikan mereka. Sengaja mereka berdua berjaga di luar agar tidak mengganggu waktu istirahat sang majikan.

Tiba-tiba salah satu dari pelayan itu bertanya pada teman di sampingnya.

"Menurutmu apa yang membuat nyonya Duchess terkejut hingga pingsan?"

"Entahlah ... atau mungkin dia terkejut karena Tuan Duke tidak mengunjunginya setelah dia memohon pada Tuan Duke semalam. Lalu dia menjatuhkan dirinya sendiri ke lantai," jawab pelayan berambut pendek santai.

"Sebenarnya, aku cukup kasihan dengan nyonya Duchess. Dia selalu berusaha menarik perhatian Tuan Duke, tapi Tuan Duke justru bersikap acuh, seakan tidak peduli dengan semua yang nyonya Duchess lakukan."

"Heh! Buat apa kamu simpatik pada wanita kejam sepertinya! Apa kamu sudah lupa dengan kejadian waktu itu, Caroline? Saat wanita kejam itu menghukummu hingga pingsan hanya karena kamu salah memasangkan bros di rambutnya? Dia itu kejam dan jahat, dia tidak pantas mendapat belas kasih dari siapapun. Justru sangat bagus jika Tuan Duke tidak menyukai wanita sepertinya."

"Elice!" Pelayan bernama Caroline itu berseru. "Kamu tidak boleh berkata seperti itu. Bagaimana jika ada orang lain yang mendengar ucapanmu, lalu memberitahukannya kepada nyonya Duchess. Kamu bisa berakhir mengenaskan."

Alih-alih pelayan bernama Elice itu mendengarkan, ia justru mendengus sambil bersedekap. "Huh! Aku tidak peduli, karena memang begitulah faktanya. Katakan padaku, Caroline, pelayan mana di kediaman ini yang menyukai sikap wanita kejam itu? Aku yakin kau pun sama halnya seperti yang lain. Tidak perlu berpura-pura."

Caroline terdiam, tidak tahu harus membalas seperti apa. Karena apa yang dikatakan Elice memang lah benar, dan Caroline tidak bisa berbohong jika dia tidak menyukai semua sikap Castarica selama ini, selalu semena-mena hanya karena memiliki status terhormat.

Tapi bukan berarti Caroline membenci Castarica sedalam pelayan lain membencinya. Caroline hanya tidak suka saja, bukan benci. Lagi pun, Caroline tahu, semua sikap Castarica terjadi karena kebiasaan hidupnya yang glamor, terpandang, bebas, dan manja. Sehingga Castarica berpikir, apa yang dilakukannya tidak akan berdampak besar padanya. Selama dia masih seorang Putri, anak dari Raja Roland dan Ratu Merica.

"Tapi-"

"Tapi apa? Kamu ingin membantah ucapanku?" Elice menatap Caroline tajam.

"Tidak seperti itu, hanya saja-"

"Ini bukan berkah! Tapi kutukan! Kenapa aku harus hidup lagi menggantikan wanita iblis ini. Sungguh kenapa bukan menggantikan Aliyah saja, kenapa harus Castarica?!"

Seketika ke dua pelayan itu tersentak kaget sesaat mendengar suara teriakan dari dalam kediaman Castarica. Sejenak mereka berdua saling berpandangan sebelum akhirnya mereka berdua masuk ke dalam bangunan megah itu, ingin mengetahui apa yang terjadi pada myonya mereka sampai-sampai menjerit sekeras itu.

"Nyonya Duchess! Apa yang terjadi!?" tanya Caroline dan Elice bersamaan ketika sudah berada di hadapan Castarica. Tampak bahu ke dua pelayan itu naik-turun tidak beraturan.

Sementara yang ditanya hanya menatap mereka berdua terkejut campur kebingungan. Dan detik berikutnya, perempuan cantik itu menjerit seperti anak kecil.

"Huaa ... Tante! Paman! Aron! Aku mau pulang! Aku gak mau berada di dalam tubuh wanita iblis ini! Huaa ... kenapa takdir jahat banget sama aku! Gak di sana, gak di sini, semuanya sama saja, gak ada ketenangan hidup untukku! Huaaa! Kejam amat, sih!"

Jiwa PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang