Ingat jangan lupa vote!
Karena vote itu gratis!
Please lah bantu author yg haus akan vote ini, okay!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
________________________________Elice dan Caroline tercengang, terkejut berat mendengar ucapan Castarica barusan.
Cerai? Semudah itu kah? Tidak, bukan itu artinya, tapi apakah akan semudah itu Castarica lakukan? Oh, ayo lah, semua orang di dunia pun sudah tahu betapa cinta matinya Castarica pada Erick, bahkan gadis berstatus terhormat itu rela bersujud dan menangis, merendahkan dirinya hanya untuk meminta Erick tidur bersamanya. Dan sekarang ia malah berencana bercerai.
Elice tidak yakin Castarica mampu melakukan hal itu. Mustahil sekali rasanya. Jangan Elice, dunia pun akan sependapat dengannya. Mustahil.
"Nyonya, bagaimana jika Tuan Duke marah dengan rencana Anda. Maksud saya, ini kan hanya keisengan-"
"A-a-a ... kamu salah Caroline." Castarica menyela. Kepalanya menggeleng tiga kali sesuai ucapan pertamanya. "Ini bukan keisengan, tapi keinginan nyata. Aku sungguh akan bercerai dengan Tuan kalian," jelas Castarica.
Castarica sudah memantapkan hatinya, pilihan pertama yang akan dia ambil adalah itu, bercerai dari Erick. Setelahnya, Castarica akan memikirkan cara selanjutnya agar bisa terbebas dari masalah-masalah merepotkan.
'Karena Erick tidak menyukai Castarica, aku yakin dia akan setuju dengan usulanku ini.' Castarica terkekeh jahat dalam hati. Sudah bisa ia bayangkan betapa bahagianya ia jika perceraian itu terjadi. Tidak masalah jika Castarica harus menjadi janda muda, toh, Castarica cantik dan bukan masalah sulit baginya mencari pria lain yang bahkan lebih tampan dari pada Erick.
"Nyonya, Anda pasti masih sakit atau mabuk, apa perlu saya panggilan Tabib Joey lagi?" Elice berniat mengusulkan dirinya memanggil Tabib Joey dari pada melihat ketidak warasan Castarica sekarang. Terlihat mengerikan dari pada sikap kejam yang biasa Castarica tunjukkan.
Castarica menahan senyum. Mendengar ucapan Elice begitu menampar harga dirinya sebagai manusia normal dan manusia waras. "Kamu orang ke tiga yang berkata seperti itu setelah Erin dan Erick," ucap Castarica dengan nada sedikit ditekan. Seolah sedang mengingatkan Elice untuk tidak sembarangan dalam berbicara.
Castarica memang sedang berusaha merubah pandangan orang lain terhadapnya dengan menunjukan sikap yang baik, bersabar dan tetap tersenyum kepada semua orang, tapi bukan berarti Castarica tidak bisa marah. Ia bahkan bisa lebih mengerikan saat marah dari pada Castarica sesungguhnya. Ia kalau sudah marah, jangankan Raja, Kaisar pun bisa dia marahi balik. Itu kalau puncak kewarasan Castarica sudah diambang batas.
"Ah, maafkan saya, Nyonya. Saya hanya merasa Anda kurang sehat untuk hari ini." Elice menundukkan kepalanya. Bersikap seolah merasa bersalah, padahal di dalam hati berbeda.
Castarica menghela nafas. Perlahan menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Pandangan Castarica pada Elice tidak berubah, lumayan benci dan kesal. Jika diingat-ingat lagi, Elice ini pelayan yang paling lancang dan berani terhadap Castarica setelah Erin. Di depan, Elice mungkin bersikap baik dan patuh, tapi di belakang dia lah penggosip paling mahir di antara semua pelayan. Elice bahkan pernah kedapatan Castarica sedang membicarakan keburukan Castarica, untung lah saat itu Castarica sedang berjalan-jalan bersama Erick di taman, jika tidak, habis lah riwayat Elice saat itu juga.
"Elice, sebenarnya aku cukup menyukaimu, dan atas perintahku, kamu akan menjadi pelayan pribadiku."
Elice mendadak mendongak. Wajahnya menunjukkan keterkejutan yang luar biasa. Matanya yang hitam legam itu membesar, seakan ingin keluar dari tempatnya. Begitu juga yang terjadi Caroline. Ia bahkan sampai menutup mulutnya saking terkejutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Pengganti
RomanceAmelia memang wanita yang konyol dan bodoh, tapi sebodoh-bodohnya ia, tidak pernah dia berpikir bahwa reinkarnasi itu ada. Mati lalu reinkarnasi? Bahkan iblis dan malaikat pun akan tertawa jika ada manusia yang percaya pada hal mistis seperti itu. T...