KITM ~ 22

754 91 6
                                    

Warning‼️

.

Na Rae sedang mengikat rambutnya menjadi satu ke atas setelah ia mengganti pakaiannya dengan gaun tidur berwarna pastel yang dibagian depannya nyaris memperlihatkan payudaranya. Sudah biasa sebenarnya, Na Rae memang memiliki banyak koleksi gaun tidur minim dan piyama pendek yang biasanya di koleksi oleh seorang wanita yang sudah menikah. Menurutnya, gaun tidur seperti itu sangat nyaman ia pakai karena tidak akan membuatnya gerah ketika tidur, hanya ketika ia tidur dengan Ji Hyun beberapa kali lalu Na Rae memakai setelan piyama berlengan pendek. Setelah menyelesaikan rutinitas sebelum tidurnya, Na Rae yang menatap pantulan dirinya di cermin hanya bisa menghela napas panjang dan berbalik keluar dari kamar mandi dengan perasaan kesal yang teramat sangat.

Brakk

Suara bantingan pintu kamar mandi menggema di seluruh kamar tidur Na Rae setelah sang pemilik rumah menutupnya dengan keras. Saat Na Rae hendak melangkah ke arah meja riasnya, Na Rae menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka dengan tatapan memusuhi.

"Kali ini tidak akan ku ijinkan dia masuk seenaknya kemari," gumam Na Rae langsung beranjak ke arah pintu kamar.

Braakk

Lagi, Na Rae pun menutup pintu kamar sama kerasnya dengan pintu kamar mandi. Tak lupa Na Rae juga mengunci pintu kamar dan mencabut kuncinya. Na Rae juga menggunakan kunci jenis chain bolt dan barrel bolt. Dengan begitu, Na Rae akan lebih merasa aman karena Kyuhyun tidak akan bisa masuk ke kamarnya tanpa menimbulkan suara.

Na Rae berbalik dan melangkah ke arah ranjang lalu melompat menjatuhkan dirinya tengkurap di sana. Jangan tanya lagi kenapa ia tidak bersama Kyuhyun. Sudah jelas Na Rae meninggalkan pria itu begitu saja ketika pria itu terlihat sibuk menghubungi seseorang setelah mengurus si perampok meskipun untuk melindunginya. Na Rae merasa marah sekaligus kesal karena perjumpaan pertama mereka setelah lama tak bertemu malah seperti itu. Bukankah biasanya tokoh pria dalam novel akan tersenyum menyambut tokoh wanita sampai merentangkan kedua tangannya?

Entah untuk yang keberapa kali Na Rae menghela napas kesal, Na Rae pun memutar tubuhnya sehingga kini ia bisa melihat langit-langit kamarnya, Na Rae berdecak ketus.

"Ckk, dasar pria. Dia bilang apa? Berani sekali tanganmu ini mengacungkan pisau ke arah wanitaku?  Wanitaku dia bilang? Cihh, omong kosong," cibir Na Rae.

"Wanitaku apa yang selama tiga minggu lebih tidak pernah dihubungi walau sekedar untuk memberi kabar? Sibuk? Aku juga sibuk,"

Na Rae tiba-tiba mendudukkan dirinya dengan raut kaget di wajahnya.

"Apa mungkin sebenarnya dia juga memiliki seorang kekasih di luar sana? Karena itu dia tidak mungkin menghubungiku karena takut ketahuan? Jangan-jangan dia sedang membagi jadwal waktu pertemuan dengan para kekasihnya di luaran sana?" Na Rae mulai berpikiran negatif.

"Astaga, perkataannya yang saat itu tentang aku adalah yang pertama, apa itu artinya ada yang kedua, ketiga dan seterusnya?"

"Heoll, dia seorang chaebol dengan black card di dalam dompetnya. Apa dia juga mengajak kekasihnya yang lain bercinta di dalam mobil?"

Membayangkan ucapannya sendiri membuat Na Rae terlihat kesal sendiri.

"Aish molla!" frustasi Na Rae mengacak rambutnya dan kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Na Rae menarik selimut menutupi tubuhnya dan memilih untuk memejamkan kedua matanya.

***

Kyuhyun mengurut keningnya bersamaan dengan tawa kecil yang menghiasi wajahnya. Entah apa yang sedang terjadi, Kyuhyun hanya merasa yakin kalau saat ini kekasihnya itu sedang marah padanya. Kyuhyun mengingat ucapan ibunya saat makan malam tadi.

Kissing In The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang