KITM ~ 27

600 87 9
                                    

Seorang wanita yang memakai kaca mata hitam, scraft yang ia kerudungkan dikepalanya, jumpsuit hitam yang dipadukan dengan sebuah blazer coklat muda sambil menenteng sebuah tas merk berwarna merah itu terlihat berdiri di dekat pohon di sebrang jalan menatap ke arah sekolah tempat dimana tujuannya berada. Tak disangka, anak yang ia lahirkan itu ternyata cukup berguna juga untuknya.

Jika ia tau ayahnya akan sesayang ini pada anaknya, bukankah seharusnya dulu ia tidak menyerahkan anak itu pada ayahnya? Ia bisa menggunakan anak itu untuk memeras uang ayahnya, jika ia sendiri tidak bisa, bukankah ia bisa beralih dengan menggunakan anaknya? Tak sia-sia dulu ia berhasil menjebak seorang Cho Kyuhyun yang terkenal dingin itu. Merelakan keperawanannya untuk seorang Cho Kyuhyun, yah, itu tidak terlalu mengecewakan jika hasil dari hal itu adalah ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan.

Hah, tak sabar rasanya ia ingin segera menikmati uang yang dijanjikan hanya dengan membawa anak itu. Tinggal berpikir, bagaimana caranya agar bisa bertemu anak itu lagi tanpa keributan seperti terakhir kali? Untuk datang ke sekolahnya itu sangat tidak mungkin karena penjagaan dan akses untuk masuk ke sana ternyata sangat ketat dan sulit. Datang kerumahnya? Sepertinya itu mustahil. Setidaknya ia harus memikirkan rencana yang sangat matang agar bisa masuk kesana.

Wanita itu seketika bersembunyi saat kedua matanya melihat sebuah mobil yang dikendarai oleh orang yang ia kenal melaju pelan memasuki sekolah tersebut. Dapat ia lihat meskipun dari kejauhan orang itu menunjukkan beberapa kartu pada penjaga gerbang. Lihat, sulit bukan, harus ada semacam kartu akses untuk bisa masuk kesana. Cukup lama ia menunggu sampai akhirnya mobil itu keluar dari area sekolah, dan dari tempatnya saat ini, ia bisa melihat seorang anak perempuan yang duduk di belakang sambil menatap ke arah depan.

"Itu dia, sumber uangku," gumam wanita itu dengan seulas senyum yang menghiasi wajahnya.

***

"Ada masalah dengan eonni beberapa hari belakangan ini," bisik Ga Young pada Se Joon. Kedua orang itu kini secara bersamaan menoleh ke arah Na Rae yang menghela napas panjang. "Dia bahkan sudah membuang napas seperti itu puluhan kali hari ini," lanjut Ga Young berbisik.

"Mungkin nuna sedang memiliki hal membingungkan yang harus ia pikirkan akhir-akhir ini, biarkan saja dia begitu untuk sekarang," Se Joon ikut berbisik menanggapi cerita kekasihnya.

"Tentu, aku membiarkannya begitu. Tapi aku lelah menjawab pertanyaan yang sama dari orang-orang yang membeli bunga hari ini. Oppa, apa mungkin eonni sedang bertengkar dengan Cho hoejangnim?" tanya Ga Young masih berbisik.

"Aku tidak tau, sudah-sudah. Cepat selesaikan ini sehingga aku bisa mengantarmu pulang,"

"Arasseo," ucap Ga Young sambil mencebikkan bibirnya.

Se Joon dan Ga Young pun melanjutkan pekerjaan mereka, Ga Young dan Se Joon membantu Na Rae untuk menutup toko bunga karena Na Rae benar-benar terlihat dalam mood yang buruk. Sampai pekerjaan sepasang kekasih itu selesai, Na Rae masih tetap berada di tempatnya dan melakukan hal yang sama berulang kali, yaitu menghela napas panjang berulang kali. Ga Young tersenyum puas setelah akhirnya ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dibantu oleh Se Joon. Ga Young menoleh ke arah sang kekasih dengan menunjukkan senyuman lebarnya, Se Joon yang melihat itu tentu membalas senyuman pujaan hatinya itu, tak lupa dengan sebuah usapan lembut di kepala Ga Young.

"Sudah selesai semua bukan?"

"Hmm, sudah," jawab Ga Young. "Tapi," lanjut Ga Young menoleh ke arah Na Rae yang melamun. Ga Young melepas apron nya dan memberikannya pada Se Joon asal-asalan, seperti paham apa yang akan dilakukan Ga Young, Se Joon menahan tangan Ga Young dengan tatapan membelalak.

Kissing In The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang