"Na Rae-ssi, tolong rangkai kan bunga yang indah untukku. Aku ingin memberikannya pada kekasihku yang sedang berulang tahun hari ini,"
Ga young yang baru saja keluar dari ruang penyimpanan bunga kering terlihat senang mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh pelanggan toko bunga.
"Wah, Jun Hwan-ssi, kau sedang berkencan sekarang?" Pria yang dipanggil Jun Hwan oleh Ga Young itu tersipu malu dan menganggukkan kepalanya,
"Chukkae Jun Hwan-ssi, akan aku buatkan yang spesial kalau begitu," Na Rae ikut senang.
"Ne, kamsahamnida," jawab Jun Hwan malu-malu. "Ngg, apa bisa aku tinggal sebentar? Aku harus membeli kue,"
"Tentu, jangan khawatir, kau bisa pergi untuk mendapatkan kue ulang tahun yang enak, kami akan membuatkan buket bunga yang indah untukmu," Ga Young antusias, Jun Hwan menganggukkan kepalanya dan pamit. Melihat punggung pelanggan toko bunganya yang sudah menghilang membuat Na Rae ikut tersenyum senang.
"Romantis sekali," ucap Ga Young membuat Na Rae menatapnya dengan tawa kecil.
"Kau bisa meminta Se Joon untuk membelikannya,"
"Sireo, Se Joon oppa tidak cocok bersikap romantis begitu,"
"Tidak cocok tapi saat tiba-tiba dia bersikap romantis kau pun meleleh juga bukan?"
Ga Young menutup wajahnya dengan kedua tangannya malu. Na Rae hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Rangkai mawar merah, daisy kuning dan delphinium putih,"
"Ne," jawab Ga Young mulai bekerja membantu Na Rae karena Na Rae sedang mengerjakan dua puluh buah flower gift box pesanan dari sebuah perusahaan parfum untuk hadiah.
Klinggg
"Selamat da- tang," Ga Young terlihat kaget dengan siapa yang datang ke toko bunga kali ini. Mendengar nada suara Ga Young membuat Na Rae menoleh. Raut wajah Na Rae seketika berubah menjadi masam.
'Mau apalagi dia,' batin Na Rae.
Pria yang sama, yang beberapa waktu lalu menghampirinya saat dirinya berada di sebuah club malam. Ga Young memilih untuk membawa peralatan bekerjanya ke belakang tak ingin ikut campur dalam urusan dua orang manusia berlawanan jenis itu.
Pria itu tersenyum manis dan mendekat ke arah Na Rae yang mengabaikannya karena memilih untuk fokus menyelesaikan pekerjaannya.
"Aku sempat berpikir kau sudah tidak tinggal disini lagi Na Rae-ya. Tapi sepertinya pilihanku untuk datang terlebih dahulu kemari tidak sia-sia. Kau masih tinggal di sini. Itu bagus, aku tidak perlu mencari mu dengan susah payah," selesai mengucapkan kalimat panjang itu, si pria menarik sebuah kursi dan duduk di hadapan Na Rae yang masih tidak tertarik dengan kedatangannya.
Pria itu tidak ambil pusing dengan sikap Na Rae, ia memilih untuk menopang dagu dan terus memperhatikan Na Rae yang ia rasa semakin terlihat cantik dan menarik di matanya, sama seperti dulu.
"Pergilah," ucap Na Rae masih berkutat dengan pekerjaannya tanpa menoleh sedikitpun pada pria yang duduk di hadapannya. "Kau membuatku risih dengan diam menatapku seperti itu. Pergi selagi aku masih bersikap baik padamu," pria itu tertawa kecil.
"Kenapa sekarang kau seperti ini padaku hmm? Apa kau masih marah dengan kejadian dulu?"
Kembali diingatkan tentang masa lalu oleh pria di hadapannya saat ini membuat Na Rae menghentikan pekerjaannya dan menoleh ke arah pria yang sedang menunjukkan senyuman ramahnya pada Na Rae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissing In The Moonlight
Fanfiction"Wah, sungguh diluar dugaan. Kau benar-benar mengerahkan seluruh anak buahmu hanya untuk menemukan orang yang menciummu saat kegelapan sedang melanda seluruh kota. Kenapa? Kau ingin aku menciummu lagi?" -Song Na Rae- "Kenapa kau bisa menyimpulkannya...