TYPO"Nanti bilang sama mamah, papah ada meeting yah dek"
Jenoval mengangguk
"Kiss papah dulu"
Bocah itu mendekati papahnya lalu mengecup pipi lelaki itu berkali-kali sebelum kembali dibalas oleh Jaehyun
Jenoval keluar dari mobil milik papahnya, sekarang pukul satu siang.
Bocah 8 tahun itu memasuki gerbang rumahnya, namun belum sempat masuk sekepergian papahnya, tiga bocah datang menghampiri Jenoval dengan sepeda.
"Opal, woi! Ayo main" ajak salah satu nya
"Kemana?" Tanya Jenoval
"Lapangan ujung, lagi rame tadi kita dari sana"
Jenoval keliatan mikir, kalo dia pergi bisa kena marah. Tapi kalo enggak sayang juga.
Tapi, karna Jenoval anak baik akhirnya dia mengangguk, tidak mungkin membiarkan teman-temannya pergi tanpa dirinya.
"Bentar yah" ucapnya lalu masuk kedalam rumahnya.
Diam-diam Jenoval masuk ke garasi, menembus memasuki dapur kemudian menuju ruang laundry.
Bocah itu meletakkan tas nya lalu melepas seragamnya, kemudian mengambil salah satu kaosnya yang terlipat rapi dengan tumpukan yang belum dimasukkan kedalam lemari.
Jenoval kembali keluar mengendap, jangan sampai mamah nya melihat dirinya pergi.
Jenoval segera membuka sepatunya membuangnya begitu saja disamping pintu dapur lalu memakai sendalnya.
Si bungsu pun lanjut mengambil sepeda yang terparkir didekat mobil mamahnya.
Bukan, bukan miliknya. Tapi milik kakaknya, sepeda lipat baru milik Mark. Sedangkan milik Jenoval disana, Jenoval tidak suka, katanya tidak keren. Sebenarnya awalnya suka, tapi saat papah nya membawa sepeda baru dan diperuntukkan pada Mark, Jenoval jadi tidak suka sepedanya.
Ngomong-ngomong Mark belum pernah menggunakannya.
Jenoval keluar menemui teman-temannya.
"Wih Opal, keren. Baru yah?"
Jenoval tersenyum, lalu mengangguk.
"Iya, keren kan?"
"Keren!!"
"Pinjem dong"
"Nanti, ayo siapa duluan yang nyampe boleh pinjem sepeda aku, tapi kalo aku yang nyampe duluan kalian harus manggil aku bos, oke?"
Keduanye terlihat berfikir namun tak lama mereka mengangguk
Ketiganya mengayuh sepeda masing-masing menuju lapangan ujung komplek, tentu saja dengan kebut-kebutan
"Hahahaha, kalian tuh cemen!!" tawa Jenoval saat dirinya sampai lebih dulu dilapangan
Kedua temannya mendengus atas kekalahan mereka
"Sekarang kalian panggil aku bos, aku bos nya kalian harus nurut sama aku, ngerti?"
"Ngerti/Ngerti"
Jenoval tersenyum senang, "Jajan dulu yuk, mau somay gak?"
Keduanya mengangguk
"Ayo"
"Kita parkirin sepedanya disini aja gimana?" tanya Jenoval
"Enggak takut hilang?" tanya Kenzo, salah satu teman Jenoval
"Tenang, gak akan hilang. Kan kita cuma kesana, sepedanya masih keliatan dari sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
JENOVAL
Fanfiction"Tenang dek, mas gak kayak papah sama mas Mark. Mas orangnya setia kok" - Jenoval Arsya Djung