Kehilanganmu tanpa kabar jadi hal yang paling menyakitkan. Aku seperti jalan yang kau lewati untuk menuju tempat yang kau cari. Berarti selama ini, kisah kita tak kau anggap?~Hujan Rinduku~
***
Malam harinya, karena aku merasa rencanaku dengan Fikri sudah berhasil, aku mengambil surat yang di berikan Fikri padaku waktu di bandara, sesuai dengan pintanya untuk membaca surat itu setelah misi terakhir kami berhasil.
Tapi aku tidak ingin membacanya sekarang, sepertinya aku tahu isi surat itu, mungkin saja kata-kata semangat dan motivasi darinya. Aku ingin dia sendiri yang mengatakan apa isi surat itu.
Aku mengambil ponsel, sudah lama sekali aku tidak menelfon sahabat spesialku itu, sejak dia pergi ke Jakarta sekitar sebulan yang lalu, sampai sekarang aku belum mendengar suaranya lagi.
Aku coba menghubungginya, tapi hanya suara operator yang kudengar, "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan."
Hp Fikri enggak aktif! Kemana dia? Ada apa dengannya? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi pikiranku.
Berulang kali kucoba telfon, tetap HP nya tidak aktif.
Fikri! Kamu kemana? kamu tau, aku sangat bahagia hari ini, dan aku ingin kamu juga ikut merasakan kebahagiaan yang kurasakan. Rencana kita sukses, Fik. Semua berkat dukungan kamu selama ini.
Tak sadar, air mataku menetas mengingat kenanganku bersamanya. Aku teringat pertama kali bertemu dia di rumah Kak Farhan. Dia orang pertama yang menguatkanku menghadapi suka maupun duka.
Aku rindu, Fik! Aku benar-benar merindukanmu.
Aku harus melakukan cara untuk bisa berkomunikasi lagi dengan Fikri. Bagaimana kalau aku ke rumah Fikri saja besok, Ibunya pasti tahu nomor Fikri yang bisa dihubunggi.
Ya ampun! aku baru ingat, rumah Fikri sudah dijual, aku nggak tahu kontrakkan Ibunya sekarang dimana. Aku membatin.
Oh, iya, waktu itu aku sempat menyimpan nomor Ibunya, aku harus menghubungginya sekarang.
Aku mencari nomor Ibu Fikri dan langsung menghubunginya.
Alhamdulillah tersambung, "Halo, Assalammualaikum, ini siapa, ya?" Tanyanya terdengar ramah.
"Walaikumsallam, Tante, ini Syifa."
"Oh, Syifa! Ada apa?"
"Syifa mau ketemu tente, besok, Tante ada acara?"
"Enggak,datang saja ke rumah."
"Tapi Syifa nggak tau kontrakkan Tante dimana?"
"Oh, ya udah, nanti Tante kirimin alamatnya lewat WA."
"Makasi, Tante."
"Iya, memangnya ada apa, Syifa?"
"Syifa mau nanya soal Fikri, Tante."
"Ooh."
"Besok kira-kira siang, Tante bisa?
"Ya, Insyaallah. "
"Assalammualaikum"
"Walaikumsallam"
***
Suara adzan Shubuh membuatku terbangun dari tidur. Semalam aku ketiduran, dan belum sempat lihat WA dari Ibunya Fikri, ku raih ponselku di atas meja, langsung kubuka WA. Ooh di sini alamat rumahnya, sepertinya aku sedikit tahu.
YOU ARE READING
Hujan Rinduku (Keluarga, Cinta, dan Impian) ☑️
Teen FictionAsyifa Safitri, gadis pecinta hujan dan senja yang memiliki banyak impian di hidupnya, ia suka menuliskan mimpi-mimpinya di buka diary kesayangannya. Dibalik sifat cerianya ternyata ada luka terpendam yang membuatnya berubah jadi gadis rapuh. ...