🌈Bab 14 - Ungkapan Cinta🌈

170 27 2
                                    

Tidak ada yang salah dengan Kekaguman. Tidak ada yang salah dengan Cinta yang bersemi. Tidak ada yang salah dengan Cinta yang diutarakan. Yang salah itu ketika terlalu mengikuti nafsu belaka, sehingga menyebabkan kerugian pada diri sendiri dan orang yang kamu anggap cinta.

~Hujan Rinduku~

***


Setelah setengah jam, tak terasa pertunjukkan teater akan segera selesai. Sangking menikmatinya penonton pada nggak sadar kisahnya telah berakhir.
Kami turun dari pentas, dan mendapat banyak tepuk tangan dari teman-teman semua.

Setelah turun dari pentas, banyak yang ingin menyalamiku dan mengajakku bicara, tapi Shila tiba-tiba menarik tanganku untuk menghindar dari keramaian.

"Kenapa, Shil?" aku bingung, karna dia main langsung menarik begitu saja.

"Fa, Fikri mau bicara katanya sama kamu, dia tunggu kamu di belakang sekolah."

"Hah, Fikri?" Aku tak percaya dengan apa yang barusan ku dengar.

"Iya, tenang aja, kalian nggak cuma berdua kok, ada Winda juga disana."

"Winda? Kok?" Atau jangan-jangan dia mau mengakui kalau Winda itu pacarnya, batinku.

Aku mengikuti permintaan Shila pergi ke belakang sekolah, yaudahlah, paling nggak, aku bisa sekalian minta maaf sama dia.

Setibanya disana, Winda menyambutku dan mengatakan akan menutup mataku terlebih dahulu sebelum bertemu Fikri, katanya, ada yang ingin Fikri perlihatkan padaku mengenai hal penting. Aku hanya menurut saja.

Aku berjalan didampinggi Winda. Sekitar sepuluh langkah aku berjalan, Winda akhirnya membuka penutup mataku, dan tara, aku terkejut melihat pemandangan indah dihadapanku. Begitu banyak rangkaian-rangkaian bunga mawar merah yang dibuat membentuk jadi love, di padukan dengan balon warna-warni berderet sampingnya. Setelah melihat pemandangan indah itu, aku lihat dari arah samping, Fikri berjalan mendekatiku, dia berdiri tepat di hadapanku, dan tersenyum, "Sahabatku cantik sekali."

Aku nggak salah dengar, itu benar-benar kalimat yang keluar dari mulut Fikri. Aku mengalihkan pandangan, tak tau kenapa aku grogi mendengar ucapannya dan memandangnya.

"Kok malu? Baper, ya? Tanyanya sambil tersenyum.

"Enggak, Aku sedang terpikir sesuatu ."

"Oh gitu, mikirin apa? Tanyanya, seperti memancing aku untuk lebih bicara banyak.

"Nggak, tadi aku lihat ada pasangan yang sedang bicara di perpustakaan gitu. Tiba-tiba saja pasangan itu membawa seseorang berada di tengah-tengah mereka, maksudnya apa, ya?" Aku hanya bingung kenapa tiba-tiba Winda membawa ku kesini bertemu Fikri, atau mereka sengaja.

"Pasangan? Siapa yang pasangan?"

Aku mengeleng sambil tersenyum.

"Atau jangan-jangan kamu yang baper?"

"Nggak, apa hubungannya sama baper?" Tanyaku dengan nada sedikit meninggi.

"Oh, kalau begitu bukan baper, cemburu, kan?" Lagi-lagi pertanyaannya membuat jantungku berdetak cepat.

"Ya nggak, lah." Bantahku sedikit gugup.

"Kalau Enggak jangan gugup gitu."

"Nggak, biasa aja!"

"Biar aku jelaskan, ya. Biar nggak salah paham." Dia menatapku sambil tersenyum.

"Tadi itu, aku sama Winda lagi membicarakan tentang dekorasi yang cocok untuk memberikan kejutan buat seseorang."

Hujan Rinduku (Keluarga, Cinta, dan Impian) ☑️Where stories live. Discover now