Dia pikir hanya dia yang bisa merasakan kecewa, sadarkah dia aku yang menjadi korban utamanya disini. Dia pikir hatiku terbuat dari baja yang bisa menahan di lukai berkali-kali.~Hujan Rinduku~
***
Hari minggu ini Kak Gisele ke rumahku, dia menanyakan alamat rumah Ayahku yang baru. Aku berharap dia berhasil membujuk Kak Nasya untuk pulang.
"Lebih baik Syifa ikut saja, Dek!" Ajaknya.
Sebenarnya aku rindu pada Ayah dan juga Kak Nasya. Tidak ada salahnya juga aku ikut, siapa tahu Kak Nasya berubah pikiran setelah aku bicara dari hati ke hati padanya.
"Ya, aku ikut saja, Kak." Ucapku sambil mengangguk.
Di depan rumah Ayah, kami melihat Kak Farhan baru keluar dari sana. Aku merasa maklum, karena Kak Farhan dan Kak Nasya memang pacaran, jadi wajar saja Kak Farhan pergi ke sana.
Tiba-tiba saja Kak Giselle terkejut mendengar perkataanku.
"Mereka pacaran?" Tanyanya seperti tak percaya.
"Iya, Kak, mereka pacaran." Ulangku.
"Sudah berapa lama mereka pacaran, Fa? Tanyanya dengan nada khawatir.
"Baru seminggu, Kak." Jawabku.
Aku tidak tahu, apa yang sedang di pikirkan Kak Giselle? Aku yakin dia pasti tahu sesuatu mengenai Kak Farhan, yang tidak ku ketahui.
Aku menanyakan pada Kak Giselle tentang Kak Nasya dan Kak Farhan, tapi Kak Giselle bilang nanti dia akan cerita.
Kami masuk ke rumah Ayah, Kak Nasya menyapaku dan juga Kak Giselle, tapi dia menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan, entah itu tatapan bingung, marah, atau apa, aku tak paham.
"Apa yang terjadi Nasya? kenapa kamu pindah rumah? kenapa Aldo juga pergi dari rumah?" Tanya Kak Giselle pura-pura tidak tahu. Sepertinya Kak Giselle mau mendengar penjelasan langsung dari Kak Nasya.
Kak Nasya memandangku, Entahlah, apa mungkin dia mengira aku yang meminta Kak Giselle ke sini untuk menanyakan hal itu?
"Keluargaku sudah hilang, Sel," Ucap Kak Nasya sedikit ragu, "Ayah dan Ibuku sudah bercerai, untuk apa lagi aku tinggal di rumah itu? Tidak ada lagi yang membuatku bertahan. Ayahku pindah, Aldo juga pergi dari rumah, Ibuku selalu sibuk dengan urusannya sendiri. Sekarang semuanya sudah pergi, untuk apa lagi aku tetap di sana?'' Jelas Kak Nasya, matanya mulai berkaca-kaca.
Aku nggak percaya mendengar perkataan Kak Nasya, apa selama ini aku memang nggak dianggap berada di rumah itu? "Nggak semua pergi kok Kak, Syifa masih ada." Aku memandangnya. Dia pikir hanya dia yang kecewa? menurutnya, aku tidak kecewa? Menurutnya hatiku terbuat dari apa?
Kak Nasya hanya diam.
"Bagaimana dengan Syifa, Nas?" tanya Kak Giselle, memecah keheningan, "Kamu tinggalkan Syifa sendirian? bukan hanya Kamu yang sedih dengan masalah ini, Syifa juga menderita, Nas, dia kehilangan Ayahnya, kehilangan Aldo, dan sekarang Kamu tinggalkan dia juga?" Tanya Kak Giselle, mewakili hal yang belum bisa ku ucapkan pada Kak Nasya waktu itu.
Kak Nasya memandangku lagi
"Kamu menyuruhku untuk mengerti perasaan Syifa? Orang tuaku sendiri tidak pernah mengerti perasaan kami. Mereka hanya memikirkan harga diri mereka dan kami yang menjadi korban.
YOU ARE READING
Hujan Rinduku (Keluarga, Cinta, dan Impian) ☑️
Teen FictionAsyifa Safitri, gadis pecinta hujan dan senja yang memiliki banyak impian di hidupnya, ia suka menuliskan mimpi-mimpinya di buka diary kesayangannya. Dibalik sifat cerianya ternyata ada luka terpendam yang membuatnya berubah jadi gadis rapuh. ...