Sekarang,
Yang terpenting hanyalah berani bermimpi, berusaha, dan tidak hentinya berdoa. Hasilnya cukup Allah yang jadikan itu rahasia. Akan menjadi kado terindah atau akan jadi kado pembelajaran berharga?~Hujan Rinduku~
Watpadd @fitriaimraatul***
Tibalah hari yang paling dibenci oleh semua anak sekolah, maupun pegawai negeri sipil, karna pada hari itu, mereka diharuskan datang pagi-pagi sekali untuk melakukan upacara. Kebetulan cuaca hari ini sangat cerah dan mendukung sekali untuk bersemangat menjalani aktivitas.
Aku memandang langit, berharap pelangiku muncul pagi ini. Tapi mana mungkin ada pelangi di cuaca cerah seperti ini. Aku bersiap-siap berangkat ke sekolah dan tidak mau buang-buang waktu lagi, karena ujian nasional tinggal tiga minggu lagi. Aku benar-benar ingin fokus belajar dan berusaha menguasai semua materi yang di UN kan. Dengan segelintir harapan dan penuh semangat, aku berangkat menuju sekolah.
Bel masuk berbunyi, aku memasuki kelas dengan penuh semangat. Setiap pelajaran selalu ku ikuti dengan giat dan konsentrasi. Berusaha untuk aktif di kelas dan bertanya pada Guru mengenai materi yang tidak pahami. Aku dan teman-teman saling bekerja sama menjelaskan materi yang sulit.
Tidak terasa bel pulang berbunyi, aku pulang ke rumah dan langsung makan siang. Selesai makan, aku bersiap-siap menuju tempat bimbel, berangkat dengan penuh keyakinan dan semangat tentunya.
Bimbel sudah berlangsung selama tiga jam, aku bersiap-siap pulang. Malam harinya, aku kembali belajar di rumah. Disamping itu semua, aku tidak lupa berdoa kepada Allah, berharap apa yang ku usahakan memperoleh hasil yang maksimal.
Begitulah aktivitas yang kulakukan tiga minggu ini untuk persiapan Ujian Nasional. Lebih dari sebulan ini juga aku tidak melakukan misi kedua yang di buat Fikri. Karna biasanya, Fikri yang mengingatkan dan memberiku semangat untuk menjalani misi-misi tersebut. Sekarang, aku benar-benar merasa kehilangan orang yang berarti dihidupku.
Misi KeduaKarena aku merasa ini saat yang tepat untuk melangsungkan misi kedua, aku membicarakan rencana tersebut bersama Kak Nasya, kita memikirkan rencananya dengan matang.
Sehari sebelum Ujian Nasional, aku dan Kak Nasya memutuskan untuk memulai misi kedua kami.
Hari itu, aku menelepon Ayah agar datang ke rumah untuk makan malam bersamaku, Kak Nasya, dan juga Ibu.
Awalnya Ayah menolak permintaan kami, tapi karena berbagai permohonan yang kukatakan, Ayah akhirnya mau. Aku juga menelepon Ibu untuk pulang cepat dan mengatakan kalau Ibu tidak pulang cepat, kita akan menjemputnya ke kantor. Sebenarnya Ibu tidak mengetahui kalau kami juga mengundang Ayah.***
Malam pun datang, segala sesuatunya telah aku dan Kak Nasya siapkan, mulai dari makanan, dan yang lainnya. Sekarang tinggal menunggu Ayah dan Ibu saja.
Beberapa jam kemudian, Ayah datang ke rumah. Senyuman manis kuberikan sebagai sambutan atas kedatangannya, begitu pun Kak Nasya. Dia tetaplah Ayah yang sangat aku sayanggi, meskipun telah menorehkan luka di perasaan kami.
Sekarang tinggal menunggu Ibu. Aku telah berniat jika Ibu tidak datang tiga puluh menit lagi, aku benar-benar akan menjemput Ibu ke kantornya.
Beberapa menit kemudian, Ibu akhirnya pulang. Aku dan Kak Nasya tersenyum dan menggandeng tangannya menuju ruang tengah. Ibu terlihat tersenyum kami perlakukan seperti itu, namun, ekspresi Ibu berubah setelah melihat Ayah juga berada disana.
YOU ARE READING
Hujan Rinduku (Keluarga, Cinta, dan Impian) ☑️
Teen FictionAsyifa Safitri, gadis pecinta hujan dan senja yang memiliki banyak impian di hidupnya, ia suka menuliskan mimpi-mimpinya di buka diary kesayangannya. Dibalik sifat cerianya ternyata ada luka terpendam yang membuatnya berubah jadi gadis rapuh. ...