🌈Bab 7 - Kamu dan Rasa Bersalahku🌈

168 28 2
                                    


Penjelasanku mungkin tak membuatmu mengerti. Sesalku mungkin tak membuatmu paham. Sekarang cukup diam yang bisa ku lakukan sampai suasananya kembali tenang.

~Hujan Rinduku~

***

Keesokan harinya aku dapat Wa dari Fikri, kalau malam minggu ini kita jadi ke cafe untuk membahas misi kita jam 7 malam nanti. Aku sudah Wa Shila juga untuk datang sejam setelah aku dan Fikri membahas rencana kami.

"Hei, Fa!"

"Udah datang aja, Fik." Ucapku setelah baru sampai disana, dan ternyata Fikri sudah datang lebih dulu.

" Iya, lah. Aku nggak mau membuat client ku lama menunggu." Ucapnya sambil tersenyum kecil.

Aku juga tersenyum.

"Mau pesan minum apa? biar aku pesanin." tanyanya

"Creamy late aja, Fik."

"Ok, bentar, ya!" Ucapnya berjalan ke dalam.

Aku mengangguk. Tanganku meraba bagian jantungku, entah kenapa detak jantungku jadi tak karuan begini, perasaan deg-deg gan yang nggak biasa. Ini pertama kalinya aku jalan dan ngobrol sama cowok berduaan, sebelumnya aku selalu menghindari ini, tapi kalau sama Fikri justru aku selalu bersemangat, karna yang kita bahas juga hal yang jelas.

"Hai." Sapa seseorang dengan suara nggak asing menurutku.

Aku mengangkat dagu, untuk melihat siapa yang menyapaku, "Shila." ucapku kaget melihat kedatangannya malah lebih awal dari yang sudah aku rencanakan.
"Kenapa cepat sekali? kan aku bilangnya jam 8." tanyaku pelan.

"Hehe..maaf, Fa, terlalu bersemangat. " Ucapnya sambil tersenyum ringan, "nggak papa, aku nunggu di sini aja, setelah kamu dan Fikri selesai." Jawabannya makin membuat jantungku berdebar nggak karuan, aku takut Fikri melihat keberadaan Shila di sini.

"AstagfirullahAlhazim." Aku buru-buru menarik tangan Shila untuk menjauh dari meja kami.

"Shil, kamu tau yang lagi aku bahas sama Fikri ini masalah serius, kenapa kamu nggak bisa mengerti, kalau Fikri tau dia bisa marah."

"Iya, maaf, lagian karna aku nggak lihat ada Fikri di sini, mangkanya aku ke sini, aku nunggu sejam di sini nggak papa, kalian ngobrol aja dulu."

Aku jadi resah dan panik. Nggak kebayang gimana reaksi Fikri kalau dia tau aku sengaja bawa Shila ke sini hanya untuk memperkenalkan mereka.

"Shifa." teriak seseorang yang kuyakini adalah Fikri.

"Ya udah, nanti tunggu aba-aba dari aku, jangan langsung muncul." ucapku berlalu meninggalkan Shila.

Lebih kurang sejam aku dan Fikri ngobrol, aku malah merasa nggak fokus, aku sibuk memperhatikan jam tangan, bentar lagi, nih.

"Fa, dari tadi aku lihat kamu resah terus, kenapa?" tanyanya mulai curiga, kalau aku nggak memperhatikannya dari tadi.

Aku menatapnya kaget, berusaha mencari alasan yang masuk akal, reflek yang terlintas di otakku aku katakan, "Iya, jadi barusan aku dapat Wa dari teman, kalau ada acara perayaan ulang tahunnya nanti jam 8." Aku sedikit gugup, nggak ngerti kenapa kalimat itu yang terucapkan.

Hujan Rinduku (Keluarga, Cinta, dan Impian) ☑️Where stories live. Discover now