Keesokan paginya, Arjin masih marah pada sang adik, dia mendiami Adelia dan tidak mau menatapnya sama sekali. Ego anak sulung memang besar, dan sang Mama pun hanya bisa mengelus pelan surai anak bungsunya yang bersedih.
"Mamaa, Kak Ajin gamau maafin akuu?" Tanya Jisoo, menatap kepergian Jin yang memilih berangkat sekolah sendiri ketimbang bersama adiknya.
"Mau kok, tapi mungkin bukan sekarang, kakak kamu itu masih marah karena Mama Papa yang kurang apresiasi dia. Bukan salah Adek..."
Pertengkaran adik dan kakak itu udah kelewat wajar kok, enggak ada yang perlu bener-bener diseriusin, jadi Mama cuma harus ngasih pengertian ke yang kecil.
"ARJINN~ADELL~BERANGKAT YUKKK!!"
"Tuh ada Chan sama Adelio yang nyamper, yuk keluarr!" Mama menuntun Jisoo keluar rumah dan benar saja kedua anak itu sudah standby di depan rumah dengan sepeda Chanyeol yang dipegang oleh Sehun.
"Arjinnya mana tanteee?"
"Tadi dia udah berangkat duluan, Adelio sepedanya kemana?"
"Ituㅡeung...kemarin...bocor! Iyaa, ban nya bocor tantee!" Bohong Sehun, dia tadi udah diperingati Chanyeol buat jangan bilang kemarin dia sama Adelia jatoh takutnya nanti anak itu makin dimarahin.
Mama ketawa, "Eiyy, Tante tau kok kemarin kalian jatoh, Adel udah cerita."
"Heheee, maaf tanteee, disuruh boong sama Chan!" Sehun menunjuk Chanyeol tanpa dosa dan dihadiahi pelototan oleh anak itu.
"Terus aku berangkat sama siapaa?" Tanya Jisoo.
...
Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tidak kutuan itu lalu berkata, "Aku bisa aja sih boncengin kalian, tapi takut jatuh..."
"Aduh gimana ya, Papanya Adel juga udah berangkat pula." Bingung Mama, sementara si Adelia cuma diem sambil natap kedua sahabatnya itu.
"Adel enteng kok," bisik Sehun pada Chanyeol.
"Beneran?"
"Iya, dia bonceng di depan aja, aku di belakang. Nanti kalau kamu capek gantian sama aku, tapi kamunya jalan."
Chanyeol menatap datar si Adelio lalu meninju pelan bahunya, "Itu sih enak di kamu!"
"Yaudah kalian berangkat aja gih, biar Adel sama Tante pake ojek aja.."
"Gausah tantee!"
"Iya, Adel bareng kita ajaa!"
Maka dari itu, mereka pun berangkat sekolah bertiga dengan posisi Jisoo di depan, Chanyeol yang mengayuh, dan Sehun yang berdiri di boncengan belakang.
Si Adelia yang biasanya bawel itu sekarang jadi tidak banyak omong, dia kepikiran kakaknya yang marah. Sebab kalian tau sendiri kan seberapa sayang dan kagumnya anak itu pada Arjin?
"Kalau hari masih pagi tuh kamu enggak boleh murung, nanti mataharinya juga sedihㅡdia kan udah bersinar cerah, tapi enggak kamu bales," bujuk Chanyeol, Sehun yang di belakang malah berpikirㅡmatahari sedihnya gimanaㅡsambil mendongakkan kepalanya ke atas.
"Matahari sedih??" Tanya Jisoo, ia menoleh dan diangguki Chanyeol.
"Lagian kamu emang sayang banget ya sama si Ajin?"
"Kan dia kakak akuu, jadi harus sayang."
"Aku enggak sayang sama kakak aku tuh," cetus Sehun, ikut-ikutan.
"Kan kamu gak punya kakak!" Sewot Chanyeol, Sehun malah cuma nyengir.
Lalu disaat mereka melewati rumah Bu Ani yang di depan rumahnya ada banyak bunga itu Sehun sempat-sempatnya memetik sekuncup bunga dengan cara tangan satu mengambil dan satunya lagi memegangi bahu Chanyeolㅡuntung ia tidak nyungsep.
KAMU SEDANG MEMBACA
a'four
Fanfiction[eleven's : 09] Adelia, Adelio, Arjin, dan Afrizal adalah perpaduan kekacauan yang semesta pertemukan. *** 5 Juli 2021-[] © Eleventhusiast