part 21

56 8 0
                                    

Ajeng berjalan pelan, menyusuri jembatan yang terbentang, di tengah jalan raya.

Pikirannya terlempar pada saat, dirinya bersikap egois, didepan Luke, beberapa saat lalu. Dan penyesalan kini di-rasa-kanny

"Ga seharusnya gue ngomong gitu, ke Luke. Dia sekarang pasti mikir, gue ga peduli sama Jasmie."

Hingga pada akhirnya Ajeng memilh berteriak kencang, melampiaskan segala emosi yang ada dalam dirinya saat ini.



.......................................................................
......................................................................

Mata Iqbal mengernyit, ketika tak sengaja berpapasan dengan Jasmie di depan sebuah minimarket.

"Lo ngapain ada disini?"

"Nyari pesugihan."

Jawaban singkat Jasmie, membuat Iqbal merengut. Jasmie dalam mode menyebalkan, sepertinya.

"Jasm.."

"Orang lagi didepan minimarket, dengan kantong belanjaan, biasa-nya habis ngapain, Iqbal?!" potong Jasmie, yang sudah kelewat geram itu.

Iqbal menyengir, sambil menggaruk tengkuk leher-nya.
Jasmie menggeleng, sikap lemot Iqbal inilah yang terkadang membuatnya jengkel bukan main.

"Bisa anterin gue pulang ke apart ga, Bal?"

"Ini pertanyaan atau pernyataan?"

Jasmie memutar bola matanya, sebal.
Iqbal kenapa jadi banyak bertanya, sih?

"Terserah, lo mau nanggapin kayak gimana!"

"Bisa! Asal ada bayarannya, sih." Iqbal dengan santai-nya, menjawab seperti itu.

"Lo ngecosplay jadi kang ojek?" tanya Jasmie, sambil bersedekap dada.

"Sialan!"

Umpatan Iqbal, disambut tawa oleh Jasmie. "Masa sih lo tega, ngebiarin gue pulang selarut ini?"

Iqbal berdecak, "kenapa lo ga pulang ke rumah Shafa & Arkie, saja sih?"

"Ga papa, lagi pengen saja minggat dari rumah."

"Sinting!" Iqbal sambil menghampiri motor yang ia parkir tak jauh dari tempat mereka mengobrol.

_________________

Newwie memanfaatkan waktu nya yang senggang, untuk berkeliling kota Jakarta.
Jujur, ia dibuat takjub oleh ke-ramah-an sebagian warga setempat.

"Newwie Prachaya, bukan?" ujar seorang remaja, berkisar usia belasan tahun, saat berpapasan dengan-nya di jalanan.

Newwie mengangguk, lalu tersenyum ketika remaja itu menunjukkan ekspresi tak percaya.

"Woah, mimpi apa aku semalam, bisa ketemu model terkenal, kayak Newwie?!" ucap Anak tersebut masih dengan ke-tidakpercayaan-nya.


"Mimpi kejatuhan durian runtuh, dek."


Newwie menimpali celetukan si gadis dengan candaan.
Kalian tahu, gimana rasanya salting di depan idola sendiri? Kurang lebih, seperti itulah yang dirasakan gadis remaja saat ini.

"Boleh minta foto bareng, enggak?" ucap si gadis remaja itu, malu malu.

Newwie mengangguk, kemudian ikut berpose ketika gadis itu mengarahkan kamera kearah mereka berdua.

Selesai berfoto, gadis itu pamit undur diri pada Newwie.

"Hmmm."

Newwie kembali melanjutkan langkah kaki nya, melakukan aktifitas selayaknya orang biasa pada umum nya.

..................

Menjadi dokter bukanlah mimpi Tay pada awal-nya, namun takdir yang membawa-nya masuk.


"Mimpi awal saya menjadi seorang astronot, dan bukan dokter," jawab Tay sambil menyesap wedang jahe pesanan-nya.

"Apakah ada alasan khusus, yang membuatmu memilih menjadi dokter dan melupakan mimpi awal-mu?" Lelaki itu sedikit terkejut, mendengar jawaban Tay.


"Ada, tapi saya tidak ingin membahas itu, Arkie."

Arkie mengiyakan, karena itu hak Tay ingin bercerita atau tidak, seputar kehidupan pribadi nya.


Setelah itu, Arkie mengajak Tay mengenal lebih jauh, kota Jakarta. Ia tak henti menceritakan apapun, pada Tay.

Dan sepertinya takdir mengingin-kan hal lain. Tanpa di sadari, Tay berjalan membelakangi Newwie, yang tengah melihat lihat lukisan.

Waktu telah mempertemukan kedua-nya, tanpa mereka sadari satu sama lain.



_______________

Wkwkwk, sebentar lagi Tay-New ketemu.
.
Hayuk koment, vote dan bagikan ke sesama Polca lain-nya.

STREAKS OF LOVE TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang