Part 18 (POV Newwie)

62 8 0
                                    

Minggu ini, adalah hari keberangkatan ku ke Jakarta. Kalian mau tahu alasan ku menerima tawaran tersebut??

Tay?
Iya, tebakan kalian tepat sasaran.

Aku rindu dengan dokter yang telah merawat ku dulu, dan sebulan sejak kepindahan-nya, kami berdua sudah jarang berkomunikasi.

Rasa rindu, tentu menggelayuti hati-ku.
Aku sendiri tak tahu, perasaan apa yang kini ku-rasakan.

"Dokter Tay, ku harap bukan hanya aku saja yang merasakan rindu ini," guman ku pelan, seraya mengusap cincin persahabatan, yang dia belikan pada bulan ke-3, perawatan ku kala itu.

"Newwie, kau baik baik saja?" tanya Tay, ketika melihat wajahku sangat pucat.

"Apa dokter pernah lihat, pasien yang seusai menjalani kemoterapi akan baik baik saja, ketika efek nya mulai dirasakan?"

Tay terhenyak, mendengar jawaban ku. Ku-perhatikan, ada penyelasan dan luka, dalam pancaran mata-nya.

"Katakan padaku, apa yang bisa saya bantu untuk mengurangi rasa sakit-mu?"

Aku menoleh ke kiri, dengan senyum sendu, lalu berkata, "tetap-lah bersama ku hingga akhir perjuangan-ku."

Aku terus berusaha mengatur nafas, yang terasa mencekat setiap detik-nya. Aku seperti merasa, malaikat akan menjemput-ku saat itu juga.

'Tuhan, aku belum ingin mati. Aku ingin hidup lebih lama lagi,' batin ku bergejolak.

Pandangan ku perlahan mengabur, samar samar aku seperti mendengar teriakan....

"Newwie, bertahan-lah. Kau harus lawan teman-mu itu. Jangan biarkan dia memenang-kan pertandingan ini!"

********************

Setelah kenangan random masa lalu muncul secara tiba tiba, aku kembali memanjatkan syukur, karena kebaikan Tuhan itu benar benar ada. Dokter menyatakan-ku terbebas dari teman-ku itu, tepat di hari kelahiran-ku.

"New, kau siap?" tanya manager ku, yang selama ini mengurus segala hal mengenai pekerjaan ku.


Aku hanya mengacung-kan ibu jari, karena saat ini aku tengah menikmati mie instant cup di dalam bandara.

"Kau lupa apa yang dokter katakan?"

Aku menghela nafas pelan. Phi Tharn terlalu cerewet, jika menyangkut kesehatan-ku.

"Aku ingat. Tapi aku lagi laper banget, sekarang."

Tharn menatap lekat anak asuh-nya itu, menelisik jauh kedalam mata Newwie.

"Phi hanya ingin menjagamu, Phi cuma tidak ingin melihatmu kembali masuk ke rumah sakit. Tolong mengertilah," ucap Phi Tharn dengan tulus.

Tharn Kanawut, pria yang sudah menjadi manager-ku selama aku ada di industri yang membesarkan nama-ku.

Dan aku sendiri, sudah menganggap Phi Tharn sebagai kakak.

"Maafkan aku, tidak seharusnya aku memakan mie cup instant ini."

Aku yang merasa bersalah, segera berdiri dan beranjak ke tong sampah, namun cekalan di pergelangan tangan, membuat-ku duduk kembali.

"Habiskan saja ga papa, untuk sekali ini saja, Phi izinkan kau memakan mie instant."

Aku tersenyum lebar, lalu memeluk-nya sebentar, "Phi Tharn memang yang terbaik."


Aku pun kembali menghabiskan mie cup, yang masih tersisa setengah.


___________

Setelah menempuh perjalanan cukup melelahkan, akhirnya aku sampai di bandara international Soekarno-Hatta.

"Kita sudah ditunggu diparkiran, ayo." Phi Tharn berjalan di depan ku, sambil menggeret koper miliknya.

Aku berdecak, ternyata suasana di Thailand dan Indonesia, sama saja ya.

Suasananya aja New, pastinya banyak perbedaan nanti!

**********

Selama berada di Jakarta, Phi Tharn telah menyewa sebuah rumah dan bukan Apartement. Katanya, biar lebih hemat.

Astaga, apa apaan ini? Aku yang tak mau repot, hanya mengiyakannya saja.

"Phi, aku lapar."

Phi Tharn yang tengah menatap pakaian kedalam lemari pun terhenti, lalu menoleh kearah pintu, tempat aku kini berdiri.

Phi Tharn dengan alis terangkat, melihat ku bingung, "terus?"

Ah ini orang, kadang tidak peka akan kode yang kuberikan.

"Aku mau makan, tapi males ke luar," ucapku to the point.

"Order delivery kan bisa, Newwie. Ah kau ini, ku kira ada hal penting apa!" gerutu Phi Tharn terlihat kesal, mungkin terganggu akan kehadiran ku.

Aku cemberut, menyadari satu hal.

"Aku kan ga tau cara make aplikasi online, Phi!!" jeritku benar benar kesal.

Melihat hal tersebut, Phi Tharn justru menertawakan-nya.
Ah, benar benar manager kurang ajar!

_.................................................................

Jangan lupa vote, comment dan  follow akun ku ini!

STREAKS OF LOVE TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang