Part 2

121 12 0
                                    

Bissmilahirahmanirahim

Sebelum memulai part baru, aku tak bermaksud menyinggung pihak manapun ke dalam cerita ini.

Karya ini murni terlahir dari pikiran ku, daya hayal yang mulai aku tuangkan dalam untaian kata.

Jika ada kesamaan baik dari kata, nama, latar tempat, waktu, suasana dll. Itu terjadi tanpa ada unsur kesengajaan.

▪▪▪ _Happy Reading_ ▪▪▪

"GILA LO YA!" pekiknya, hingga atensi seisi kelas tertuju padanya.

Jasmie meringis, menutupi wajahnya menggunakan buku yang dibawanya. Begitu dengan Iqbal dan Luke, ikut merasa malu.

"Lo bisa diem ga sih, Jeng," desis Luke yang berada tepat di samping tempat duduk Ajeng.

"Tau ni anak, bikin malu aja." Iqbal mengatupkan tangan, saat seisi kelas melirik mereka sinis.

"Bukan temen gue." Jasmie menolak kenyataan, jika Ajeng adalah salah satu sahabat dekatnya.

Ajeng memandang sebal ketiga teman nya kawannya, memilih acuh dengan memainkan HP nya.

__________

Rona bahagia tergambar jelas, ketika dokter mengizinkannya untuk pulang.

"Kita langsung pulang?" Tay, sesekali melirik Newwie, yang memandang lurus jalanan dari kaca pintu mobil.

"Newwie."

Newwie tersentak, ketika merasakan tepukan di lengan nya.

"Yak! Kamu bicara apa tadi?" Newwie sedikit tidak konek.

Pasalnya ia sama sekali tidak mendengarkan apa yang Tay katakan tadi.

Helaan nafas panjang terdengar, "mau langsung pulang atau mampir ke suatu tempat, dulu?"

Newwie memberi isyarat Tay, untuk menghentikan laju mobil mereka, ketika berada dekat sebuah kedai makanan.

"Laper?"

Newwie menggeleng.

Tay mengernyit, lalu mengikuti arah jari telunjuk Newwie kini tertuju.

"Ayo!"

Newwie turun terlebih dulu, disusul Tay yang berjalan dibelakangnya.

......


"Laper kak."

"Tapi aku ga punya uang dek, buat beli makanan."

Begitulah sedikit percakapan, yang berhasil ditangkap oleh Tay & Newwie.

"Ayo ajak mereka untuk makan bareng kita! Kasian mereka."
Newwie menatap sendu pada 2 anak jalanan itu.

Tay menyetujui, lalu menghampiri 2 anak jalanan tersebut, untuk mengajak mereka makan siang bersama.

_________________

Sadar atau tidak, ada kesenagan di hati Tay, ketika melihat raut wajah ceria dari anak jalanan, tadi.

Hal yang ia anggap sepele selama ini, ternyata sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.

"Dari mereka, aku belajar untuk lebih mensyukuri hidup."

Tay menoleh, menatap serius apa yang akan Newwie bicarakan.

"Dibawah kita, masih ada yang jauh kurang beruntung. Contohnya mereka yang kita temui tadi."

"Kau benar, Newwie. Kehidupan di jalanan terlalu keras, untuk anak seusia mereka."

Newwie menghela panjang, "mereka di paksa menjadi dewasa sejak dini!"

*********

Door!!

Newwie terpaku, begitu memasuki rumah, ia disambut oleh penghuni dirumahnya.

Tak lupa tulisan Welcome to home, Newwie Prachaya  disertai berbagai hiasan khas lainnya.

"Khwap khun khrap. Aku tahu, ini sangat merepotkan kalian." Newwie berujar, setelah terdiam beberapa saat.

Terlalu spechless, dengan yang terjadi sekarang.
Tak bermaksud mengecewakan, tapi ia membenci semua kepura puraan ini.

"Kami cuma ingin menyambutmu, ga lebih. Apa itu salah?" tanya sang tante berjalan kearah Newwie.

"Stop sandiwara-nya tante, Newwie muak!"

Newwie menepis tangan sang tante. Sorot matanya tergambar jelas, betapa kecewanya Newwie sekarang.

Sang tante terdiam, menatap sang keponakan yang ia rasa kian jauh dari dirinya.

"Saya harap, tante tidak akan mengganggu Newwie untuk saat ini!" peringat Tay yang sejak tadi hanya diam, menyaksikan drama keluarga Newwie.

Tay mengantar Newwie ke kamar, yang berada di lantai 2.

Pemuda itu tak ingin, kondisi Newwie kembali drob, karena pertengkarannya dengan sang tante.

_______


Sepulangnya Tay, Newwie memilih berdiam diri di roftop rumah yang bisa disebut mansion itu.

Memandang gemerlap langit malam, menjadi ketenangan tersendiri bagi pemuda yang tahun ini genap 27 tahun itu.

"Udara malam, ga baik untuk kesehatan, kamu pasti tahu akan hal itu." Suara itu, berhasil mengalihkan atensi Newwie.

"Hmmm."

"Tante serius, Newwie. Kamu dengar ga sih, tante ngomong?!"

"Tante sebaiknya tidur, Newwie ga mau diganggu siapapun!" pinta Newwie, mendorong paksa sang tante keluar dari kamarnya.

Newwie mendengus, setelah menutup pintu kamar dan tak lupa ia kunci.

"Rumah segede gini, tapi gue ngerasa kesepian!" gumam Newwie menjatuhkan tubuhnya di atas spring bed empuk, yang sudah lama tidak ia tiduri.

Tak lama setelahnya, Newwie tertidur lelap dalam posisi memeluk erat guling nya.

________

Pecahan piring terdengar nyaring, dari arah pantry.
Newwie terdiam, saat tangannya tak sengaja menjatuhkan gelas berisi susu yang ia bawa.

"Kamu ga kenapa napa kan?" tanya seorang pria berkacamata dengan ekspresi terkejut, ketika baru saja tiba di dapur.

Newwie mengangguk, iapun jongkok dan mulai memunguti serpihan kaca yang ada.

"Newwie---!!" Pemuda berkacamata itu menggantungkan perkataannya.


Newwie mengepalkan tangannya hingga memutih. Ia segera beranjak pergi, setelah memungut serpihan kaca yang terakhir.


"Sialan!" umpat Newwie, merutuki kebodohan serta kecerobohannya sendiri.

__○○○○○○○○○○○○○○○○○__

Terima sudah, karena sudah membaca cerita ini. 💚

Salam toleransi.🙏

Jangan lupa vote dan comment nya ya, kakak & adek manis. 🤣🤣🤣

STREAKS OF LOVE TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang