~~***~~
Gadis bernama bintang itu fokus membaca buku yang ada di tangannya, membalik lembar demi lembar, matanya menyusuri baris demi baris huruf yang dirangkai indah menjadi sebuah cerita. Sejak mulai membacanya, Vega dibuat tak henti senyum-senyum sendiri oleh beberapa adegan dalam buku itu. Buku yang Nebula pinjamkan sangat menarik meski beberapa bagian itu berunsur dewasa. Vega seolah tak perduli karena bukan sebuah dosa untuk membaca cerita dewasa di usia yang juga sudah dewasa.Di tengah fokusnya pada buku itu, Min Vega menerima notifikasi dari rekening bank miliknya, sejumlah uang masuk dari pengirim bernama Ellena Kim. Bingung? Tentu saja Vega bingung, ia belum waktunya menerima gaji, karena ia juga belum satu bulan bekerja pada keluarga Kim. Tapi, keluarga itu dengan sangat baik mengirimkan gajinya lebih awal.
Vega menelpon untuk menanyakan tentang itu. Bahagia sekali ia bisa mendapatkan uang. Padahal jika di ingat-ingat lagi, sebelum ia mulai bekerja, keluarga Kim sudah memberikan sejumlah uang pada ayah dan ibunya. Akhirnya Vega bisa pergi ke suatu tempat untuk membeli barang yang ia inginkan.
Vega sengaja pergi saat sudah hampir sore, karena pada waktu sore matahari sudah mulai turun. Cuaca tidak begitu panas untuk keluar dari rumah.
Berhenti di depan sebuah toko, Vega berharapnya di toko itu menjual benda yang sedang ia cari, karena jika itu tak ada, ia pasti akan sangat sedih.
Vega terlihat memperhatikan secara saksama barang-barang yang terpajang pada etalase kaca. Mencari benda yang sama dengan yang ada dalam ingatannya.
Seorang pelayan dengan begitu sopan datang menghampiri Vega, menanyakan apa yang ingin Vega cari, karena Vega terlihat sedikit kebingungan. "Selamat sore! Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya penjaga toko dengan begitu sopannya. Pelayanan yang sangat bagus.
"I-iya, saya sedang mencari bola kristal yang di dalamnya ada..." Vega tampak kesulitan untuk menjabarkan bagaimana benda yang ia cari. Vega buru-buru megeluarkan ponselnya ketika ia ingat sesuatu, beruntung Vega sempat menyimpan beberapa gambar bola kristal itu yang ia sempat foto sendiri sebelumnya, ia bisa menunjukkannya ke penjaga toko. "Yang seperti ini, apakah ini ada?" tanya Vega penuh harap.
"Oh, ini bola kristal edisi musim dingin. Sepertinya masih ada beberapa lagi." Rasanya Vega sudah sangat senang mendengar jawaban dari salah seorang pelayan toko.
Pada akhirnya, gadis cantik itu pulang dengan membawa bola kristal, wajahnya terlihat sangat bahagia,
setidaknya ia bisa memberikan bola kristal itu pada Nebula sebagai ganti yang sebelumnya ia rusak. Meski tak begitu persis, itu hampir sama.
Bola kristal yang di dalamnya terlihat sebuah pemandangan malam hari dengan butiran salju yang berjatuhan."Kau dari mana?" tanya Nebula yang terlihat tengah mengambil beberapa botol air mineral di dapur yang akan ia bawa ke kamarnya. Pria itu kalau sudah berada di kamar ia akan sangat malas mengambil air minum ke dapur. Malas naik-turun anak tangga.
Min Vega menyodorkan kotak bewarna putih dengan ukuran yang cukup besar di tangannya pada Nebula. "Aku harap kau menerima ini sebagai ganti yang aku rusakkan kemarin. Maaf jika ini tak persis seperti sebelumnya."
Nebula terdiam. Ingin tertawa juga rasanya, tak menyangka Vega seserius itu. Pria itu meletakkan botol-botol yang ia sempat pegang ke atas meja makan di sebelahnya. "Kau benar-benar membelinya?" diambilnya kotak itu, menerimanya karena tak ingin membuat Vega sedih dan kecewa, karena gadis itu sudah bersusah payah untuk membeli yang baru.
"Aku kan memang sudah berjanji akan mengembalikannya. Kalau sudah berjanji ya harus di tepati, karena itu hutang. Aku tidak mau ketika tiba-tiba aku mati dan aku justru membawa hutang, itu akan membuatku tak tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON [SUDAH CETAK]
RomanceDia galaksi, lebih luas, lebih besar dari sebuah bulan. Ia terobsesi ingin menjadi seperti bulan yang mampu menerangi bumi dikala gelap malam hari. Tapi, apabila buminya tiada, apa rembulan itu akan tetap bersinar?