10.Bianca

421 98 5
                                    

Siang ini seluruh kelas freeclas karna guru-guru sedang rapat membahas persiapan lomba basket antar sekolah. Seperti biasa Ratu dan Ara Berniat menikmati waktu mereka di kantin.

Keadaan kantin sangat ramai Karna hampir seluruh siswa berada di kantin, Hingga tak tersisa meja satu pun.

"Yah full kan, elo si kelamaan di toilet Ra!" Ucap Ratu menatap tajam teman yang di sampingnya ini.

Ara hanya cengengesan,"urusan alam gabisa di salahin Ratuku cintaku" balas Ara yang mecoel hidung sahabatnya ini.

Ratu memutar bola matanya malas, ia terkejut karna tiba-tiba saja Ara menarik tangannya menuju dua lelaki berkaca mata.

"Ekhhem!, Hai, kalian ga kasian ngeliat cewe cantik Kaya kita ga dapet tempat duduk" ucap Ara dengan muka yang di buat semelas mungkin, sedangkan Ratu sebisa mungkin menahan tawanya.

Dua lelaki berkaca mata itu langsung berdiri dan pergi dari sana, tanpa mengucapkan sepatah kata.

Tawa keduanya pecah,"kocak Lo Ra, ahahaha"ucap Ratu. "Liat mukanya langusng pucat " sambung Ara.

Brak

Tawa keduanya terhenti, karna suara gebrakan meja, bukan hanya mereka, seisi kantin sama terkejutnya.

"Monyet Lo!!" Umpat Ara yang mengetahui siapa dalang dari gebrakan meja barusan.

Zidan mendengus kesal," gue Zidan, bukan monyet!!" Ucapnya yang langsung duduk diantara Ratu dan Ara.

"Muka Lo kaya monyet!"Balas Ara.

Ratu memutar bola matanya malas, jika dua manusia ini di satukan Takan pernah selesai adu mulut.

"Yang lain mana, kok cuman Lo?" Tanya Ratu yang tak melihat batang hidung inti Calveras yang lain.

"Tau ni, biasanya gabung terus berempat" sambung Ara.

"Noh" tunjuk Zidan dengan dagunya.

Benar saja kantin mulai heboh Karna kedatangan tiga inti Calveras itu. Zidan memutar bola matanya malas," muka kek pantat panci di heisterisin heran gue" lirihnya.

"Hai sayang" ucap Adam dan Bintang barengan.

Zidan yang mendengar itu berlagak seperti orang yang mau muntah. "NAJIS NAJONG TRALALA!!" Dramatisnya.

Bintang dan Adam tak menghiraukan mulut sampah sahabatnya itu.

"Kalian belum pesen?" Tanya Adam yang di balas gelengan oleh kedua.

Bintang mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu" zid pesen sana!!" Ucapnya sembari memberikan uang ke Zidan, yang langsung di terima oleh cowo itu.

Setelah menerima uang, ia langsung bergegas dari duduknya untuk memesan makanan.

"Cepet amat tu anak kalo di kasi uang lebih" celetuk Adam.

Bintang tak memperdulikan teman-teman nya, ia menyembunyikan mukanya di cerug leher Ratu yang selalu membuatnya candu.

"Uhukk-uhukk" Adam berpura-pura batuk "inget tempat atu pak"lanjutnya.

Bintang masih saja tak menghiraukan perkataan Adam. Ratu yang mengerti tempat mencoba membujuk cowo itu agar tak melepaskan pelukannya.

"Hei, Bintang kamu kenapa?" Tanya Ratu yang mencoba menjauhkan kepala Bintang dari lehernya.

Bintang mendongak, ia tersenyum kecil,"gapapa sayang, cuman kangen" ucapnya dengan nada yang ia buat manja di kata kangen.

Ratu tersenyum, ia sangat suka melihat bayi besarnya ini dala mode manja, itu sangat menggemaskan baginya.

Adam yang sebelumnya merapikan rambut panjang kekasihnya, terhenti karna tak sengaja mendengar perkataan Bintang yang sangat jarang terlontarkan.

Not always sweet (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang