11.BBQ

464 104 16
                                    

"SEMANGAT BINTANG!"

Suara melengking itu mengalun di tribun lapangan, bersahut-sahutan dengan suara siswa siswi lainnya. Pertandingan yang mereka nanti-nantikan hari ini tengah berlangsung. Ratu dan Ara duduk di kursi paling depan untuk memberikan semangat kepada masing-masing kekasih mereka.

"Ra gue beli minum dulu ya"

"Mau gue temenin ga?" tawar Ara yang di langsung di balas gelengan oleh Ratu.

"Gaperlu" ucapnya lalu meninggalkan Ara dan kerumunan para manusia yang seperti kelaparan.

Ratu menarik nafasnya panjang, mengelus dadanya ia seperti merasakan gempa baru saja Karna tergoncang- gancing melewati kerumunan yang naudjubilah rusuhnya," buset tuh anak cewe ke kesurupan cacing anjir" eluhnya.

Dengan perasaan masih sedikit dongkol, ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju kantin, koridor ke arah kantin yang biasanya selalu ramai kini hanya satu-dua siswa yang berlalu-lalang.

Ratu mengambil dua air mineral dan satu handuk berukuran mini lalu langsung membawanya ke kasir.

"Buat den Bintang ya neng?" Tanya mbok Sarni wanita yang terlihat berumur lima puluhan itu.

"Iya mbok" balasnya ramah.

"Biasanya si den Bintang selesai tanding selalu beli rokok neng, katanya si biar ga asem" jelas mbok Sarni.

Ratu hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, tapi ga mungkin ia mendukung pacarnya itu meroko ya jelas tidak bagus untuk kesehatannya.

"Makasi ya mbok, Ratu duluan" ucapnya lalu langsung kembali ke lapangan.

Beberapa menit kemudian pertandingan di istirahatkan, sebenarnya ia sedikit tak percaya diri untuk mendatangi pacarnya yang tengah duduk di pinggir lapangan. Berbeda dengan Ara yang sudah duluan menyusul pacarnya di pinggir lapangan. Masa bodoh Bintang juga pacarnya dengan rasa percaya diri yang sudah mulai tinggi ia berjalan denagn air dan handuk kecil di tangannya ia mendekati cowo yang tengah terduduk yang tatapannya sedari tadi mengarah ke arahnya.

"Hai, cape ya?" Tanya Ratu yang langsung duduk di samping Bintang, tanpa di suruh ia mengelap seluruh muka Bintang yang basah Karna keringat.

"Lumayan," sembari tersenyum tulus.

Ratu menyodorkan botol minuman yang ia pegang,"Nih, minum dulu sayang, biar capenya ilang" ucapnya sembari terkekeh, sepertinya Ratu harus membiasakan bersikap manis terhadap cowo ini.

"Kamu udah abisin satu botol loh tang, ntar kembung" ucap Ratu.

"Ngga itu sayanggg, batre aku low" ucapnya dengan nada manja dan tak lupa tatapan memohon yang membuat Ratu semakin tak mengerti maksud cowo ini.

Ratu hanya diam tak mengerti.

"Ck, lamaa aaah" Eluh Bintang. Tanpa persetujuan Ratu ia langsung menyembunyikan mukanya di cerug leher Ratu membuat sang empuh kaget sekaligus malu.

"Ini yang aku maksud" ucapnya tanpa dosa, Ratu yang mati-matian manehan sensasi geli saat hembusan nafas
Bintang menerjang lehernya ia hanya bisa menggigit bibir dalamnya.

Ratu tersenyum sembari mengelus-elus rambut hitam Bintang yang sudah lepek Karna keringat.
Tatapan Ratu jatuh pada cowo perusak suasana yang dengan santuynya berjalan ke arah mereka.

"Kontang!"

Panggilan melengking itu menggema dia lapangan, membut Bintang dengan terpaksa menegakkan kepalanya lalu menatap tajam sang pelaku.

"Apaan setan!" Ucap Bintang dengan nada tak suka.

"Asli ya, Lo waktu pembagian ahlak ga kebagian sampe- sampe ga tau tempat ngumbar keuwuan di tempat ramai ke gini!!" Ujar Zidan sinis.

Not always sweet (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang