Deel 02 - de Man (2)

1.7K 187 0
                                    

"We betray our true selves when we do not follow the heart's desire, for what the heart is attracted to, is your destiny."
- Leon Brown

---

"Starbucks dulu yuk. On me," kata Kaleen ke Elijah yang sedang sibuk dengan kopernya dan Ben yang duduk diatas koper itu.

"Yuk," balas Elijah sambil menarik kopernya dan Ben yang tentu saja masih duduk diatas koper.

Sesampainya di gerai Starbucks T3 Soerkarno-Hatta International Airport, Kaleen ditugaskan oleh Elijah untuk mencari tempat duduk. Pria itu yang sambil menggendong Ben yang akan memesan.

"Dokter Kaleen?" Sapa seseorang kepada Kaleen yang sedang duduk menunggu Elijah memesan.

"Loh, Anna? Mau kemana?" Kaleen membalas sapaan itu dengan cukup terkejut melihat Anna, salah satu dokter muda bedah saraf, yang sedang memegang satu cup caramel java chip dari Cashier. Walaupun mereka berbeda poli tapi Kaleen beberapa kali memang sempat berkonsultasi dengan bedah saraf untuk kepentingan penanganan pasiennya. Dunia kedokteran di Indonesia memang terbilang cukup sempit.

"Iya, Dok. Mau ke Doha. Dokter mau liburan ya?"

"Enggak. Cuman nganterin kakak saya," kata Kaleen menyapa seseorang bernama Anna sambil menunjuk Elijah yang sedang menggendong Ben yang sedang berjalan ke arahnya dari Cashier.

"Oh, I see. Kalo gitu, mari," pamit Anna ingin beranjak dari sana untuk mencari tempat duduk. Tapi sebelum sempat beranjak, Kaleen sudah terlebih dahulu menanyakan, "Kamu sendirian?"

"Iya, Dok."

"Oh, yaudah gabung aja sama kita aja. Gapapa, kok." kata Kaleen mengajak Anna duduk di kursi sebelahnya.

"Eh, gapapa, Dok." Tapi perkataan Kaleen sebelumnya tidak terdengar ingin dibantah. Kalo sudah seperti ini, Kaleen mulai mirip dengan Elijah. Memang sifat yang diturunkan dari kromosom tidak pernah bohong.

"Kak, kenalin ini salah satu dokter muda di tim gue," kata Kaleen begitu Elijah dan Ben kembali.

"Hi, Elijah." Elijah benci banget ke adiknya jika bersikap seperti ini. Ia tidak perlu berkenalan dengan semua teman Kaleen, tapi Kaleen terus melakukan hal itu. "Halo. Hm, mas? Panggil aja Anna. Junior Dokter Kaleen," kata Anna sambil tersenyum agak canggung karena ingin menyodorkan tangan untuk berjabat tangan tapi sepertinya Elijah akan kesusahan menjabat tangannya sambil menggendong Ben.

"Oh, iya, Anna juga ke Doha, kan?" dibalas Anna dengan anggukan lalu Kaleen melanjutkan, "Sama dong. El juga ke Doha."

"QR957?" Tanya Elijah si introvert yang sangat jarang terjadi ke orang baru.

"Eh, sorry?" kata Anna karena Elijah berkata sangat pelan.

"QR957 juga?" Ulang Elijah menanggapi Anna. Kaleen melihat interaksi keduanya dengan sangat excited.

Kakaknya yang super introvert itu tidak pernah peduli bertanya kepada teman-temannya yang ia perkenalkan sebelumnya. Ini pertama kalinya Elijah bersikap welcome kepada orang asing yang baru ditemuinya.

"Iya, mas. You too?" Pertanyaan Anna hanya dibalas dengan anggukan oleh pria itu yang sedang meneguk kopinya. Sepertinya saingan pasangan Elijah nantinya, selain pekerjaannya, adalah makanan dan minuman. Keduanya selalu spesial di mata Elijah.

"Anna mau ngapain ke Doha?"

"Dih, kepo banget deh lo, dek," sewot Elijah mendengar pertanyaan Kaleen.

"Kenapa sih lo? Gue nanya ke Anna, ya."

"Orang tua di Doha, dok. Minggu depan mama ulang tahun jadi disuruh pulang. Kebetulan dapet jatah cuti dari Rumah Sakit."

GEVONDEN (COMPLETED on KaryaKarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang