Deel 09 - de Vergevingsgezinden

1K 130 1
                                    

"A good marriage is the union of two good forgivers." - Ruth Bell Graham

***

"Happy Anniversary, Mom, Pop," kata Elijia sambil memeluk kedua orang tuanya begitu memasuki Cloud Lounge.

"Thanks, El," kata Andrew dan Riana Macbain sambil tersenyum sayang pada putra keduanya itu.

"Sorry telat, hehehe." Sambil mengangkat tangan kanannya, Elijah memberikan tanda peace menggunakan kedua jarinya yang ditujukan untuk kedua saudaranya dan pasangan-pasangan mereka.

"Nggak ngurusin anak aja telat gini. Gimana, sih?" Kaleen merespon kedatangan Elijah dengan sarkas dan hanya dibalas tatapan membunuh dari pria itu.

"Leen," kata Sean pelan memperingati adiknya bungsu itu yang mengeluarkan pernyataan yang dapat memicu pertengkaran diantara mereka.

"Happy Anniversary, my wife. I love you," kata Andrew sambil menatap Riana dengan tatapan cinta yang dibalas sama oleh Riana.

"Me too, my husband."

Diakhiri dengan ciuman lembut oleh keduanya, disambut tepuk tangan oleh yang lainnya.

Elijah yang menyaksikan kedua orang tuanya yang sedang berdansa, melihat mereka dengan tatapan sangat kagum. Tidak mudah mempertahankan usia pernikahan mereka yang ke 44 tahun ini.

Papanya, Andrew Macbain adalah seorang corporate lawyer dan sekarang menjadi jurnalis lepas karena kecintaannya pada menulis.
Sebelum pensiun, Andrew kerap kali melakukan perjalanan ke luar negeri untuk pekerjaannya.

Sementara, mamanya yang berprofesi sebagai dokter harus tinggal di Indonesia. Dua orang ini tidak punya waktu sampai beberapa tahun yang lalu mereka memutuskan untuk pensiun dan mengurangi waktu kerja. Sudah saatnya menikmati waktu bersama di rumah saja.

Elijah tiba-tiba bernostalgia. Ia ingat akibat kesibukan orang tuanya, pria itu menghabiskan lebih banyak waktunya dengan Sean dan Kaleen bersama dengan para suster dan sopir. Meski begitu, Elijah, dan ia yakin kedua saudaranya pun tidak pernah tidak bahagia dengan kehidupan mereka.

Mengalihkan pandangannya dari pasangan itu, Elijah melihat bagaimana repotnya Sean menasehati Christopher yang terbuai dengan game di psp miliknya dan Kaleen yang sibuk menceramahi Benedict agar menghabiskan makanannya. Sementara suami adiknya itu, Michael, sedang mengangkat telepon di luar dan Renita sedang di toilet.

"Dek," tiba-tiba Andrew memanggil anak keduanya itu setelah selesai berdansa dengan istrinya.

Elijah memang dipanggil sebagai Adek oleh kedua orang tua karena Kaleen sebenarnya tidak direncanakan oleh Andrew dan Riana. Tapi bukan berarti mereka tidak mencintai putri bungsunya itu.

"What is that, Pop?"

"Kerjaan gimana? Aman?"

"Aman dong."

"You may not like it. But, pasangan gimana?" Tanya Andrew jahil. Sudah lama ia tidak menjahili putranya ini. Tentu saja pertanyaan itu langsung dibalas helaian nafas.

"Well, not all things go as planned in life, Pop." Wait. Perkataan ini familiar.

Setelah mengatakan itu, Elijah merasa dejavu karena jawaban yang sama seperti jawaban yang Anna berikan di pesawat.

Ngomong-ngomong soal wanita itu, kabarnya gimana ya? Setelah pertengkaran mereka di apartmennya tempo hari, keduanya tidak pernah lagi bertemu.

Andrew hanya bisa tersenyum lembut merespon jawaban putranya.

"I thought you were with Anna now. No?" Celutuk seseorang. Siapa lagi kalo bukan Kaleen?

"Gossip darimana lagi, sih? I'm not with anyone."

"Don't fool me. I saw Anna in your parking lot the day after you left Sean, Renita and Chris at Chung Gi Wa."

Kelima orang lainnya di meja itu langsung menoleh ke arah Elijah dengan tatapan penasaran. Sangat amat penasaran.

Bagaimana tidak, kelima orang itu, termasuk orang tuanya, tidak pernah Elijah izinkan memasuki unit apartemennya sejak ia membelinya 5 tahun yang lalu. Mereka selalu berkumpul di unit Kaleen, lantai 28.

Oh. Shit.

"Maybe she was visiting her friends. Bukan cuman kita yang tinggal di Apartemen itu."

"Impossible! She parked at yours."

The South Hills memang menyediakan parkiran untuk setiap penghuni unit mereka. Masing-masing 3 slot untuk mobil. Orang asing atau pengunjung biasa tidak boleh memarkirkan mobil mereka di slot itu, kecuali memang memiliki izin dari pemilik unit.

Elijah tidak lagi bisa mengelak kali ini.

"Is this dr. Anna that we know, Kaleen?" Riana bertanya kepada anak bungsu.

"Yes, Mom. Pop's guardian angel." Alis Elijah bertaut mendengar jawaban adiknya. Bagaimana Anna jadi guardian angel papa mereka?

Bukan hanya Elijah yang kebingungan dengan fakta itu, Sean juga memberikan tatapan yang sama seperti adiknya ke Kaleen.

"Remember 4 years ago? Changi? Waktu itu yang bantu ya Anna karena aku lagi hamil tua. CPR dan segala macemnya sama dia dan satu temen cowonya. Yang juga nyuruh kita untuk check up Pop langsung setelah itu juga Anna. Ya, sampai akhirnya kita tahu Pop punya kelainan jantung."

"I think it's her, the woman we are talking about. The one at Chung Gi Wa," ujar Renita tiba-tiba melihat ke arah pintu masuk. Mereka semua menolehkan kepala penasaran. Elijah kenal betul perawakan wanita itu.

Yes, it's her.

Jakarta ternyata sekecil ini.

GEVONDEN (COMPLETED on KaryaKarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang