Kalian tau kan bagaimana cara menghargai karya orang lain?
Ya, dengan cara isiin saya shopepay!
Berjanda 💋
Tapi kalau bener juga ndak papa, biar enak langsung co shopee 🤱
Pukul 07.05 pagi, Leyla dan Liqa sudah berada di bandara internasional Ngurah Rai. Padahal jadwal penerbangan mereka masih 2 jam-an lagi. Dan tentunya ini semua berkat paksaan dari Leyla.
"Lo kenapa, sih? Dari tadi grasak-grusuk?!" Geram Liqa sedari tadi.
"Kamu tau? Di dalam tas aku ada pistol!" Seru Leyla.
"WHAT?! Jangan bercanda, La!" Liqa sedikit tidak percaya.
"Beneran, qa." Leyla mengeluarkan sedikit ujung pistol dari dalam tas selempang nya.
"Lo nemu ini dari mana?!" Tanya Liqa yang mulai panik.
Leyla menghirup udara dalam-dalam, ia mulai menceritakan kejadian yang terjadi semalam. Saat mendengar penjelasan sahabat nya itu, Liqa langsung menutup mulutnya, ia benar-benar shock!
"Kenapa baru cerita sekarang?!"
"Semalam kamu udah tidur. Aku ga mau ganggu," sahut Leyla dengan sendu.
"Trus sekarang gimana?" Tanya Liqa.
"Aku ga tau. Kita bawa aja kedalam."
"Gila! Bakal ketahuan!"
"Iya, trus gimana? Ga mungkin aku buang gitu aja. Dikira aku habis bunuh orang lagi, dan sidik jari aku udah banyak disini."
Keduanya saling berpikir untuk mencari jalan keluarnya. Fokus Leyla buyar ketika mendapati laki-laki yang ia temui tadi malam berada tak jauh dari posisi mereka berdiri.
"Liqa! Kita harus pergi dari sini!"
"Kenapa? lo udah nemuin solusinya?"
"Belum. Aku ngeliat cowok yang semalem! Mereka ada di sana." Leyla menunjuk 4 pria di depan.
"Lo serius mereka orangnya? Ko pada ganteng?!" Liqa malah terpana melihat keempat pria disana.
"Jiwa fakgirl kamu tahan dulu qa, kita dalam bahaya sekarang!" Cetus Leyla.
Setelah mengucapkan itu, Leyla langsung menarik tangan Liqa untuk menjauhi tempat ini.
Dan sekarang mereka sedang dalam pemeriksaan. Tentunya Leyla dan Liqa sudah sangat deg-degan. Tapi, keduanya langsung bernafas legah ketika hal yang ditakuti tidak terjadi. Mereka sedikit bertanya-tanya kenapa senjata didalam tas selempang Leyla bisa lolos sensor? Entahlah, setau Leyla untuk membawa senjata berbahaya pasti harus mengurus surat-surat dulu. Tapi kenapa yang ini tidak ketahuan?
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAM [terbit]
Teen FictionMari follow terlebih dahulu 💋 *** Leyla termangu sesaat. Sebuah pistol di todongkan tepat di keningnya. "Masih mau bermain-main, hm?" Yang di tanya pun menggeleng cepat. "Berikan senjata itu!" Perintah Agam. Dengan patuh Leyla mengeluarkan pistol t...