AGAM - 07

301K 30.4K 6.4K
                                        

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN ❣️

Leyla langsung bersembunyi di belakang tubuh tegap Agam ketika Hardin tak kunjung melepas pandangannya ke arah dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leyla langsung bersembunyi di belakang tubuh tegap Agam ketika Hardin tak kunjung melepas pandangannya ke arah dia.

"Menarik." Kemudian Ia mengalihkan perhatiannya pada Agam.

"Gimana kalau lo serahin tu cewek, dan gue bakal pergi dari sini?"

Agam tampak tertarik dengan penawaran Hardin itu. "Ide bagus." Sontak Leyla dan Zeyn menatap tidak percaya pada Agam.

Leyla menggenggam lengan Agam erat menggunakan kedua tangannya. Saat Agam menengok, Leyla langsung menggelengkan kepalanya.

"Jangan dong, kak. Lebih baik aku mati di tangan kakak aja dari pada sama mereka," mohon Leyla.

"Ambil, nih," suruh Agam mengabaikan permohonan gadis itu.

"Lo serius?" Tanya Zeyn, Agam hanya menatap Zeyn sekilas tanpa berniat menjawab.

Dengan tersenyum Hardin melangkah mendekati Leyla yang sudah ketakutan. Tinggal beberapa langkah lagi Hardin bisa meraih tangan Leyla.

Hap

Dorr

"Akh!" Hardin terjatuh ke tanah ketika Agam dengan sengaja nya menembakkan peluru tepat di kakinya.

Tak sampai di situ, Agam dan Zeyn juga langsung menembaki anak buah Hardin.

"Bangsat!" Umpat Hardin berdiri, ia menembak dengan kesetanan ke arah mereka bertiga.

Leyla yang memang berada didekat Agam hampir terkena tembakan. Untung saja Agam langsung menarik tubuhnya agar menghindar.

"Lari cepat!" Perintah Agam di sela-sela aksinya.

Ia menurut dan berlari dengan tertatih-tatih. Sesekali ia menengok kebelakang untuk melihat situasi, ternyata Agam dan Zeyn juga ikut berlari sama sepertinya.

"Hosh... hosh... gue udah ga sanggup buat lari lagi, Gam," beritahu Zeyn sambil ngos-ngosan.

"Aku juga, kak," timpal Leyla.

Leyla memukul-mukul dadanya, asma nya seperti ingin kambuh, mana inhaler nya tertinggal di rumah pulak. Ia berusaha mengatur pernafasan dengan menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan begitu seterusnya sampai nafasnya kembali normal.

"Kayaknya mereka udah ga ngejar, Gam."

Agam mengangguk, melihat ke langit, ternyata mendung, rintik hujan juga mulai berjatuhan. "kita jalan ke depan, gue ngeliat ada rumah pohon di sana."

Mereka berjalan menuju rumah pohon yang dimaksud Agam. Ketika sampai, Agam mengecek ke atas terlebih dahulu apakah ada penghuninya atau tidak.

"Naik," suruh nya setelah melihat tidak ada siapa-siapa di dalam.

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang