AGAM - 22

234K 26.5K 9.2K
                                    

VOTE DULU BARU BACA!!!

Yang mau masuk GC, linknya ada di bio Instagram saya yaw (@shasimiii16)

Yang mau masuk GC, linknya ada di bio Instagram saya yaw (@shasimiii16)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil mereka berhenti di rest area. Ini semua atas suruhan Zeyn yang sudah tidak tahan untuk buang air kecil.

Leyla terbangun, ia melihat kesekitar. Ternyata dia masih berada di dalam mobil, tetapi ia tidak menemukan Agam dan Zeyn disini.

Ia pun memilih keluar, dan barulah Leyla menemukan Agam yang sedang duduk bersama Milo di depan sana. Ia berlari kecil untuk sampai ketempat itu.

Karena cuaca yang agak mendung di tambah angin sepoi-sepoi, jadilah rambut Leyla ikut berterbangan. Agam yang melihat itu seketika terpukau, tatapannya tak pernah lepas dari gadis yang berlari seperti anak kecil dengan senyum indah di bibirnya.

"Hai, Kak," sapa Leyla pada keduanya.

Milo membalas dengan anggukan kepala, sedangkan Agam hanya diam.

"Kita dimana ini, Kak?" Tanya Leyla.

"Rest area," balas Agam.

"Kalau gitu aku mau ke toilet dulu ya, Kak," izin Leyla dan melangkah menjauhi Agam serta Milo.

Padahal Agam belum memberi izin, tetapi gadis itu sudah pergi saja. Agam pun berdiri dan mengikuti Leyla dari belakang.

"Gue mau ke toilet juga," cicit Agam. Milo pun memutar bola matanya malas mendengar alasan Agam itu. Padahal dia sudah ke toilet tadi.

Milo ikut beranjak dan pergi menuju mobil. Lebih baik dia menunggu di mobil daripada disini, seperti orang bodoh.

Leyla memasuki bilik toilet. Agam sendiri hanya bisa menunggu di depan, tidak mungkin dia ikut masuk juga. Tidak membutuhkan waktu lama, Leyla pun keluar dari toilet.

"Kak Agam? Kenapa disini?" Herannya.

"Nungguin pacar gue."

"Tunggu-tunggu, pacar yang dimaksud Kak Agam ini dirinya, kan? Atau orang lain?" Leyla bertanya-tanya pada diri sendiri.

"Eum.... pacar Kakak masih di dalam?" Dengan bodohnya Leyla malah bertanya.

Agam menaikkan satu alisnya kemudian tersenyum miring. "Iya."

Kretek

Kira-kira seperti itu bunyi hati Leyla setelah mendengar jawaban Agam. Padahal dia sudah kegeeran.

"Oh gitu. Yaudah, aku duluan ya, Kak," pamit Leyla dengan wajah datar.

Leyla menghentikan langkahnya, ia berbalik ingin memastikan apakah ucapan Agam tadi benar atau tidak. Dan ternyata benar, dapat Leyla lihat Agam sedang berbicara dengan seorang gadis cantik disana.

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang