01-12-2004
AYO, UCAPIN HAPPY BIRTHDAY KE LEYLA 🥳🥳
Agam mengeluarkan handphone nya untuk melihat tanggal. "30 November 2021, lo harus ingat tanggal ini," ucap Agam.
"Maksudnya, kak?" Leyla tidak mengerti.
"Ck! Kita baru aja jadian, dan tanggal jadian kita itu 30 November!" Seru Agam.
"O–oh, iya aku bakal selalu ingat tanggal itu," sahut Leyla.
"Sini lo!"
"Ma—mau ngapain, kak?"
"Jangan banyak tanya!" Bentaknya.
Leyla mendekati Agam. Cowok itu terlihat membuka kamera handphone dan mengarahkan ke depan.
"Kakak ngajak foto?"
"Liat ke kamera," suruh nya.
Cekrek
Agam hanya mengambil satu foto tanpa melihat hasilnya. Ia kembali memasukkan handphone ke saku celana.
"Jadi, kakak ga bakalan ngebunuh aku, kan?" Leyla memastikan.
"Tergantung. Kalau lo ngebantah, siap-siap aja satu peluru melayang." Leyla yang mendengar itu bergidik ngeri.
Mereka dalam perjalanan pulang ke mansion sekarang. Agam melihat jam di pergelangannya, hampir setengah sembilan malam dan Milo belum juga menghubungi nya.
Drtt
DrttYang ditunggu-tunggu akhirnya menelpon.
"Dimana?" Tanya Agam to the point.
"Tander Club. Lo tau itu di mana, kan?"
"Hm. Gue mau tim C berjaga di sekitaran club, sebentar lagi gue sampai kesana."
"Ok, mereka udah otw. Apa perlu Elvan dan Zeyn nyusul?"
"Ga perlu. Tugas mereka nyari markas. Lo tetep standby di komputer, kabari gue posisi Hardin nanti di mana."
"Ok."
Sambungan telepon terputus. Agam memarkirkan mobil di basement. Tander Club salah club malam yang terkenal di Jakarta. Jadi jangan heran jika mereka mempunyai parkiran di bawah tanah.
"Lo tunggu di sini," ucap Agam sudah membuka seatbelt mobil.
"Aku ikut, ga berani sendirian disini, kak," tolak Leyla.
"Gue cuma sebentar, lagian lo lebih aman di sini daripada ikut gue ke dalem," jelas Agam.
Leyla tetap menggeleng. "Mau ikut, kak!"
"Ck! Lo masih ingatkan apa yang gue bilang tadi?! Kalau lo ngebantah, satu peluru melayang ke otak lo," tunjuk Agam pada kepala gadis itu.
"Iya-iya," pasrah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAM [terbit]
Teen FictionMari follow terlebih dahulu 💋 *** Leyla termangu sesaat. Sebuah pistol di todongkan tepat di keningnya. "Masih mau bermain-main, hm?" Yang di tanya pun menggeleng cepat. "Berikan senjata itu!" Perintah Agam. Dengan patuh Leyla mengeluarkan pistol t...