3

5.6K 546 3
                                    

Keesokan paginya Aileen tiba di lobi sebuah hotel bintang lima, tempat ia dan Omar janji untuk sarapan bersama. Saat ia turun dari mobil, seorang pria dengan setelan rapi telah menunggunya.

Tidak lain dan tidak bukan, pria ini adalah tangan kanan Omar, yang juga merupakan ajudan kepercayaan pria itu.

"Selamat pagi, Mbak Aileen." Sapanya dengan ramah.

"Selamat pagi pak Bagus." Aileen balik menyapa dengan seulas senyuman manis pada pria itu.

"Mari mbak, pak Omar sudah menunggu."

Pak Bagus berjalan lebih dulu, Aileen mengikuti dibelakangnya. Mereka tidak berbelok menuju restoran hotel yang berada di sayap kiri lobi hotel itu, melainkan menuju arah lift.

Aileen tidak banyak bertanya, dia hanya mengikuti langkah pria di depannya. Dan dia sudah cukup mengerti tentang pertemuan seperti ini yang dilakukan oleh Omar.

Mereka tiba di lantai paling atas bangunan hotel itu. Saat keluar dari lift, pak Bagus mengarahkan langkahnya menuju Presidential Suite.

Tanpa perlu mengetuk, Pak Bagus membuka pintu dan mempersilahkan Aileen untuk masuk.

Dan ketika Aileen melangkah masuk, ia disambut langsung oleh Omar yang segera memeluk dan mengecup kedua pipinya.

"Selamat pagi, my pretty sister." Ucap Omar sambil memegang kedua bahu Aileen.

Senyuman pria itu terlihat sangat lebar pagi ini, membuat Aileen merasa sedikit aneh. Dia yakin pagi ini Omar akan membuatnya menandatangani cek dalam jumlah besar.

"Ini bukan sekedar sarapan biasa kan?" Aileen menatap Omar sambil menaikkan sebelah alisnya.

Senyuman Omar terlihat semakin lebar, membuat Aileen menghela nafas berat.

"Bagaimana jika kita menikmati sarapan terlebih dahulu?" Tawar Omar sambil menarik Aileen menuju ruangan lain.

Disana, diatas meja makan besar tersaji berbagai jenis makanan. Mulai dari makanan berat, hingga beberapa jenis jajanan pasar dan cake dengan bentuk cantik. Beberapa jenis minuman juga tersaji disana, dan tentunya menu-menu itu adalah makanan favorit Aileen.

Omar dengan sangat baik menarik kursi untuk Aileen. Sesuatu yang sebenarnya jarang dilakukan oleh pria itu, tapi pagi ini Aileen mendapat keistimewaan itu.

"Nasi goreng cakalang atau sandwich kacang-stroberi?" Tanya Omar pada Aileen.

Tentu saja Aileen lebih memilih nasi goreng cakalang, makanan favoritnya sepanjang masa.

Dengan baik hati dan sangat manis, Omar meletakkan sepiring nasi goreng cakalang dihadapan Aileen. Memberikan sendok serta meletakkan serbet putih di pangkuan sang adik.

"Nasi goreng cakalang di hotel ini sangat enak."

"Aku tau." Jawab Aileen singkat sambil mulai menyuapkan nasi goreng kesukaannya itu kedalam mulut.

Omar lalu memilih duduk tepat dihadapan Aileen. Pria itu mengambil sepiring nasi kuning. Keduanya memang memiliki selera yang sama, lebih suka makanan seperti ini dibandingkan roti atau sejenisnya. Lidah dan selera keduanya menurun dari sang ayah.

"Jadi apa gerangan yang membuat seorang Omar Rizqi Hanafi mengajak adiknya yang cantik ini sarapan?" Aileen bertanya setelah beberapa suap memakan nasi gorengnya.

Sepertinya Omar juga tidak sabar untuk menjelaskan tujuannya bertemu dengan Aileen pagi ini.

"Kamu kenal Om Dendi kan?"

Tentu saja Aileen mengenal siapa Dendi Sutopo. Pria itu saat ini menduduki posisi menteri dalam negeri dalam susunan kabinet kepresidenan saat ini. Dendi Sutopo juga pernah menjabat sebagai Menteri Kemaritiman dan Menteri pertahanan pada kabinet presiden sebelumnya.

Kinerjanya terkenal baik dan merupakan salah satu pejabat yang bersih dan tegas. Secara pribadi Aileen juga cukup mengenal putri Dendi Sutopo yang bernama Sharon Sutopo, mereka terlibat kegiatan sosial bersama. Sharon adalah salah satu penggiat beberapa kegiatan sosial dan sangat terkenal sangat aktif membangun sekolah-sekolah gratis di daerah tertinggal.

"Beliau akan maju dalam pemilihan presiden tahun depan, dan partai kita akan menjadi pengusung utama om Dendi."

"Berapa?" Tanya Aileen langsung.

Tentunya Omar tau apa maksud dari pertanyaan singkat Aileen. Pria itu mengeluarkan pulpen yang ia simpan di saku dalam jasnya, lalu menulis sesuatu di selembar tisu dan menyodorkannya pada Aileen.

Melihat apa yang ditulis oleh Omar, Aileen tersedak oleh air liurnya sendiri. Lalu dia menatap tidak percaya kearah sang kakak lelaki dengan kening yang berkerut sangat dalam.

"Ai, mas sudah bicara dengan opa David mengenai jumlah ini dan beliau sudah setuju. Jadi, kamu tidak bisa menolak." Ucap Omar tegas.

Aileen hanya bisa memutar malas kedua bola matanya. Masalah kepartaian ini jika sudah disangkutkan dengan sang kakek memang membuat Aileen tidak bisa berkutik dan membantah, tapi tetap saja jumlah yang dituliskan oleh Omar terdengar tidak masuk akal.

"Tidak ada jaminan dia akan menang dalam pemilihan--"

"Aileen, berarti kamu tidak mengenal Dendi Sutopo dengan baik. Bagaimana jika kita mengadakan makan malam bersama? Agar kamu bisa melihat bagaiman kharisma seorang Dendi Sutopo?"

Aileen berdecak. Sungguh dia sama sekali tidak tertarik dengan pertemuan-pertemuan seperti itu. Dia tidak berminat pada politik dan sebenarnya tidak ingin terlibat sama sekali.

"Ini lebih besar dari dana yang dikeluarkan untuk mas Yunan." Protes Aileen.

Dia sudah pernah mengalah untuk menggelontorkan dana dalam rangka mendukung sang sepupu maju di pemilihan gubernur beberapa waktu yang lalu, dan sekarang Omar kembali memintanya untuk menyisihkan dana yang jauh lebih besar dari yang pernah disetujui oleh Aileen.

"Ini berbeda Ai, cakupan wilayah kampanye Yunan itu kecil. Berbeda dengan cakupan daerah kampanye jika mencalonkan diri sebagai seorang kepala negara. Pintarlah sedikit, Aileen." Omar mencebik kesal kearah sang adik.

"Gunakan dana partai dan dana pribadi dari calon yang akan maju kalau begitu. Bukannya partai juga mendapatkan kucuran dana dari para anggota yang terpilih dan duduk di parlemen dan pemerintahan?" Aileen tentunya tidak ingin langsung menyetujui semua ini dengan mudah.

"Ai, mas akan atur pertemuan dan makan malam dengan om Dendi. Kita harus duduk bersama untuk membahas masalah ini."

Suara Omar terdengar tegas. Aileen tidak ingin mengikuti ide Omar yang satu ini, tapi ketika ia akan buka suara, sang kakak malah menatapnya dengan tajam.

"Titik. Tidak ada bantahan."

Dan Aileen hanya bisa menghela nafas berat.

****

HAY HAY PEMBACAKU TERSAYANG, KARENA BANYAK YANG MINTA UNTUK AKU TETAP JUAL CERITA VERSI PDF.
UNTUK HARI INI AKU MAU KASIH PROMO KHUSUS  BELI 15 PDF HARGA 100K UNTUK PEMBELIAN PDF LAMA.

PROMO BESAR-BESARAN HANYA UNTUK JUDUL-JUDUL DI BAWAH INI YA SAYANGKU...

True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane
Your Favorite Mistress
Wanita Kedua
Dunia Dita
Terjebak di Rumah Mertua
Life After rujuk
Lika Liku Luka
Step Mother

BAGI YANG BERMINAT BISA LANGSUNG CHAT AUTHOR KE 082286282870 YAA....
XOXO

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang