5

6.1K 615 10
                                    

Tidak banyak orang yang tau bahwa Yusuf Hermawan adalah putra dari seorang Dendi Sutopo, salah seorang Menteri yang namanya cukup besar.

Yusuf jarang terekspos, karena dia memang tidak terlalu suka menjadi sorotan. Dia adalah anak dari pernikahan pertama sang ayah, ibunya meninggal karena kanker rahim saat Dendi berumur lima tahun.

Awalnya sang ayah memutuskan untuk mengasuh Yusuf seorang diri, tidak ingin jauh dari sang anak. Tapi sayang pekerjaan sang ayah yang saat itu menjabat sebagai salah satu diplomat yang kerap kali berpindah-pindah negara membuat Yusuf diserahkan pengasuhannya pada sang nenek. Tapi tetap sang ayah kerap mengunjungi Yusuf, hubungan keduanya cukup dekat.

Lima tahun setelah meninggalnya ibu Yusuf, sang ayah memutuskan menikah kembali dengan seorang wanita berkebangsaan Rusia. Dendi Sutopo tentunya mengenalkan istri barunya pada Yusuf kecil, dan Yusuf menerima kehadiran istri baru sang ayah dengan tangan terbuka.

Saat itu Dendi Sutopo yang tengah bertugas di Rusia akhirnya memutuskan untuk membawa Yusuf tinggal bersamanya disana selama dua tahun, hingga akhirnya mereka kembali ke Indonesia karena sang ayah mendapat tawaran terjun ke dunia politik.

Adik tiri Yusuf lahir tidak lama setelah mereka kembali ke Indonesia. Hal itu membuat Yusuf senang karena memiliki adik perempuan yang diberi nama Sharon Sutopo, adiknya sungguh menggemaskan. Dia cantik sekali dan sangat mirip dengan sang ibu yang bermata biru.

Yusuf tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berada dan menyayanginya, tapi itu tidak membuatnya menjadi anak yang manja dan bergantung pada kedua orang tuanya.

Dia adalah tipe yang memiliki kegigihan dan keinginan yang keras, dan apapun yang dituju oleh Yusuf didapatkannya dengan usahanya sendiri. Tidak ada paksaan dari sang ayah atau siapapun. Dia rajin dan tekun belajar untuk dirinya sendiri, menjadi murid berprestasi bukan sesuatu yang sulit bagi Yusuf.

Karena prestasinya, sang ayah menawarkan Yusuf untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, kemanapun Yusuf mau, ayahnya akan mendukung. Tapi Yusuf tidak tertarik dan lebih memilih untuk ikut dalam tes penerimaan prajurit, yang tentunya membuat sang ayah terkejut.

Mungkin ayahnya berfikir kecerdasan dan kegigihan Yusuf dalam belajar akan membawa sang anak mengikuti jejaknya sebagai seorang diplomat muda. Ternyata Yusuf punya pilihan lain dan ayahnya menghargai serta mendukung keinginan Yusuf.

Saat Yusuf ikut dalam tes, sang ayah baru saja terpilih menjadi kepala daerah. Sebenarnya ayahnya bisa saja dengan mudah membuat Yusuf diterima dengan semua koneksi dan uang yang dimilikinya, tapi tentu saja Yusuf tidak mau melakukan hal itu.

Yusuf bahkan tidak ingin ada embel-embel nama Sutopo dibelakang namanya, dia hanya ingin menjadi Yusuf Hermawan. Dan tentunya Yusuf berusaha dengan sangat keras untuk bisa benar-benar melewati setiap tes hingga akhirnya ia lulus.

Hanya segelintir orang yang mengetahui bahwa Yusuf adalah putra Dendi Sutopo. Ia memang tidak ingin orang beranggapan bahwa apa yang sekarang didapat dan diraihnya berasal dari nama besar sang ayah.

Dan Dendi Sutopo menghargai keputusan anaknya, ia bangga pada Yusuf dan segala usaha sang putra yang memang gigih dan pantang menyerah, tekad Yusuf memang kuat seperti sang ayah.

Saat predikat Kapten disematkan didepan namanya, itu murni karena keberanian, usaha dan kerja kerasnya.

"Mas, ada yang mau papa sampaikan pada kamu." Ucap Dendi Sutopo pada sang anak.

Sore ini Yusuf memang sengaja mengunjungi kediaman sang ayah karena mendapat undangan untuk makan malam bersama. Sang ibu sambung yang menghubunginya dan mengatakan bahwa ia akan memasak banyak untuk makan malam dan meminta Yusuf datang.

Berhubung ini akhir pekan dan dia tidak ada janji dengan Dinda atau siapapun, maka Yusuf menyempatkan untuk hadir.

Yusuf melihat kearah sang ayah yang duduk disampingnya, mereka tengah bersantai di halaman belakang sambil memandangi kolam ikan Koi.

"Papa akan mencalonkan diri di pemilihan Presiden tahun depan, mas."

Tentunya hal ini tidak lagi mengejutkan bagi Yusuf. Dia sudah mendengar dan membaca berita mengenai isu pencalonan sang ayah di beberapa berita nasional.

"Mas mendukung apapun keputusan dan pilihan papa, tapi papa tau kan sebagai prajurit mas tidak bisa memberikan suara untuk papa dan harus bersikap netral."

Terdengar tawa Dendi Sutopo.

"Papa tau mas, cuma mau laporan saja ke kamu. Takut kamu shock tiba-tiba tau papa calonin diri."

Kini Yusuf yang tertawa.

"Oh iya mas, besok malam ikut papa ya. Kita makan malam diluar sama-sama, sekalian ketemu dengan rekan politik papa." Karena melihat keengganan Yusuf yang memang tidak terlalu suka acara seperti itu, maka Dendi Sutopo melanjutkan.

"Cuma pertemuan santai mas, ngobrol-ngobrol biasa saja."

Yusuf terlihat berfikir sejenak. Sebenarnya dia ingin mengajak Dinda makan diluar esok malam, tapi sepertinya rencana itu harus ditunda. Tidak ada salahnya untuk menemani sang ayah, toh sudah terlalu sering dia mengabaikan dan menolak ajakan ayahnya hanya karena tidak ingin statusnya sebagai putra dari seorang pria berpengaruh terekspos.

Ketika Yusuf mengangguk, Dendi Sutopo tersenyum lebar.

****

Sayang sayangku, hari ini hari terakhir promo besar-besaran beli 15 pdf cerita lama harga 100k yaaa...

Bagi yang berminat bisa langsung chat author ke 082286282870 yaa guys yaa... XOXO

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang