6

5K 574 7
                                    

Seharusnya di hari minggu malam seperti ini, Aileen akan menghabiskan waktunya berbaring diatas tempat tidur dan menonton film-film favoritnya sepanjang malam ditemani oleh beberapa bungkus cemilan kesukaannya. Atau dia akan mengunjungi kediaman orang tuanya dan menikmati makan malam dengan menu favoritnya disana.

Tapi saat ini Aileen sudah berada di dalam mobil dengan Omar yang duduk disampingnya, mereka menuju salah satu hotel berbintang tempat mereka akan menghadiri makan malam yang sudah diatur oleh Omar.

Saat mereka tiba di hotel salah satu ajudan Omar telah menunggu dan mengarahkan mereka untuk menuju lokasi pertemuan, Aileen segera menggandeng lengan Omar. Keduanya berjalan memasuki lobi dan menuju restoran di hotel tersebut.

Ajudan Omar mengantarkan mereka kesalah satu meja yang berada di pojok ruangan. Dan Aileen cukup terkejut ketika melihat sang sepupu Yunan dan istrinya Ivy sudah menunggu mereka disana, ia pikir hanya dia dan Omar saja yang akan bertemu dengan Dendi Sutopo malam ini.

"Hay mbak,"

Aileen menyapa Ivy, tidak lupa mengecup kedua pipi wanita cantik itu dan memeluknya singkat. Lalu ia beralih menyapa Yunan, abang sepupunya.

"Makin cantik saja mbak Ivy." Puji Aileen sambil duduk di samping wanita itu.

Itu bukan sebuah pujian, itu adalah sebuah kenyataan. Karena memang Ivy terlihat semakin cantik, dan Aileen mengagumi kecantikan sepupu iparnya ini. Tidak ada yang bisa menampik bahwa Ivy itu memiliki pesona yang kuat.

"Bisa saja kamu, Ai." Ivy tertawa renyah.

Keduanya terlibat percakapan tentang beberapa hal. Sementara Omar dan Yunan juga terlibat pembicaraan, tentunya tidak jauh dari masalah politik yang sedang hangat. Pria-pria di keluarga mereka memang saat ini seperti senang sekali terjun ke dunia politik.

Aileen sempat beberapa kali melirik arloji ditangannya, dan dia berulang kali meneguk air mineral dari gelasnya. Sejujurnya dia sudah lapar dan ingin segera makan, dan tamu mereka belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Ini masih lama?" Nada protes terdengar jelas dari suara Aileen.

Omar yang sudah mengambil posisi duduk di samping Aileen menatap sang adik sambil memutar bola matanya malas.

"Sabar Aileen. Sabar."

"Aku lapar, Omar." Aileen merapatkan giginya.

Omar akan menjawab keluhan sang adik tapi tidak jadi karena orang yang mereka tunggu akhirnya menunjukkan batang hidungnya.

Aileen ikut berdiri ketika Dendi Sutopo tiba dimeja mereka. Ini bukan kali pertama Aileen bertemu dengan pria ini, mereka sempat beberapa kali bertegur sapa dalam beberapa acara dan kesempatan, tapi untuk mengobrol dalam waktu lama dan bertukar pikiran jelas itu belum pernah terjadi.

Dendi Sutopo hadir bersama keluarganya dan beberapa orang kepercayaannya yang duduk di meja lain. Aileen sudah cukup mengenal Svetlana Sutopo dan Sharon Sutopo, istri dan anak perempuan Dendi Sutopo. Tapi yang membuat Aileen penasaran adalah saat Dendi Sutopo mengenalkan seorang pria seumuran Yunan, sebagai anak lelakinya.

Awalnya Aileen pikir pria itu adalah salah satu ajudan Dendi Sutopo, tapi ternyata dia salah dan sedikit terkejut saat tau bahwa pria yang duduk di samping Dendi Sutopo itu adalah putranya.

Aileen, Omar, Yunan dan Ivy duduk bersebelahan, saling berhadapan dengan Dendi Sutopo dan keluarganya.

Dan obrolan ramah tamah pun dimulai seiring dengan makanan pembuka yang mulai disajikan. Aileen yang awalnya merasa lapar, seketika merasa kenyang. Ia tidak lagi berselera dengan makanannya.

Sejujurnya sedari awal percakapan dimulai, Aileen tidak terlalu fokus mendengarkan karena ia kerap kali mencuri pandang kearah putra sulung Dendi Sutopo yang bernama Yusuf.

Sejak pandangan pertama, Aileen merasa sangat tertarik. Yusuf, lelaki itu terlihat sangat gagah, luar biasa. Bahunya yang lebar dan tegap, wajahnya yang tampan, kulitnya yang sedikit gelap, serta sorot mata dan pembawaannya yang terlihat sangat tenang benar-benar membuat Aileen seperti tersihir.

Kerap kali Aileen mencuri pandang kearah Yusuf, terpaku melihat pria itu. Mengagumi wajahnya yang rupawan serta tutur katanya yang sopan. Walaupun tidak banyak terlibat dalam percakapan, tapi sekalinya buka suara, Aileen sadar bahwa Yusuf adalah pria yang berwawasan luas dan pintar.

Saat makanan utama disajikan, dan mereka menghentikan pembicaraan untuk sesaat, Aileen mencubit paha Omar dengan gemas.

Aileen yakin abangnya itu menahan diri untuk tidak berteriak dan memarahi Aileen karena mencubitnya dengan gemas. Alih-alih berteriak, Omar memilih untuk memukul tangan Aileen yang masih berada di pahanya.

"Apasih!" Omar merapatkan giginya, suaranya sedikit rendah hingga hanya Aileen yang bisa mendengarnya.

Dengan cepat Aileen mendekatkan bibirnya kearah telinga Omar. Lalu wanita itu mulai berbisik.

"Itu benar anaknya pak Dendi? Yang laki-laki." Tanya Aileen ingin memastikan.

Omar hanya memberikan anggukan. Ketika Omar akan kembali menikmati sajian di piringnya, Aileen kembali berbisik.

"Omar, aku setuju untuk menandatangani dan mengucurkan dana untuk partai."

Tentunya ucapan Aileen membuat Omar menjauhkan kepalanya dari sang adik, lalu menoleh dan melihat kearah Aileen dengan kening yang sedikit berkerut.

Senyuman Aileen tersungging dengan sangat lebar dan kerutan di kening Omar terlihat semakin dalam.

Aileen tau pasti Omar bertanya-tanya kenapa Aileen dengan mudah setuju, padahal mereka belum tiba dalam pembicaraan utama. Bahkan Dendi Sutopo belum membahas mengenai pencalonan atau apapun, mereka baru memulai sebuah percakapan santai.

Karena ingin kembali mencuri pandang ke arah Yusuf, maka Aileen mengalihkan perhatiannya dari sang kakak kearah pria yang tengah menyantap makan malamnya itu.

Selesai dengan makanan utama, makanan penutup hadir dan kembali ada percakapan ringan disana. Aileen berpura-pura tertarik dengan obrolan itu, padahal fokusnya berbeda.

****

HAY HAY PEMBACAKU TERSAYANG, KARENA BANYAK YANG MINTA UNTUK AKU TETAP JUAL CERITA VERSI PDF.
UNTUK HARI INI AKU MAU KASIH PROMO KHUSUS  BELI 15 PDF HARGA 100K UNTUK PEMBELIAN PDF LAMA.

PROMO BESAR-BESARAN HANYA UNTUK JUDUL-JUDUL DI BAWAH INI YA SAYANGKU...

True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane
Your Favorite Mistress
Wanita Kedua
Dunia Dita
Terjebak di Rumah Mertua
Life After rujuk
Lika Liku Luka
Step Mother

BAGI YANG BERMINAT BISA LANGSUNG CHAT AUTHOR KE 082286282870 YAA....
XOXO

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang