10

4.9K 542 20
                                    

Keinginan Aileen untuk bertemu dengan Omar sepertinya harus tertunda karena kesibukan sang kakak yang tengah gencar melakukan kunjungan ke daerah-daerah pemilihannya untuk mencari suara.

Kegiatan ini memang dilakukan jauh sebelum pemilihan karena Omar benar-benar harus mencari lumbung suara untuk bisa mengantarkannya ke kursi parlemen. Memang bukan persoalan mudah, uang tidak akan banyak membantu saat ini. Dan sepertinya Omar memang benar-benar harus bekerja keras untuk bisa memenangkan hati masyarakat di daerah pemilihannya.

Karena tidak bisa bertemu dengan Omar, maka Aileen mencari informasi dengan caranya sendiri. Dia meminta salah satu orang kepercayaan keluarganya untuk mencari tau segala sesuatu tentang wanita bernama Dinda. Bukan persoalan sulit, dan hal ini kerap dilakukan keluarganya untuk menemukan informasi.

Tentunya Aileen tidak ingin kecolongan dan membuatnya kehilangan kesempatan untuk bersama Yusuf. Dia harus bergerak cepat agar bisa mendapatkan pria itu.

Hubungannya dengan keluarga Sutopo tentunya semakin erat. Tidak jarang Aileen diundang di acara-acara yang diadakan keluarga Sutopo, kegiatannya bertemu dengan Sharon dan Lana Sutopo juga semakin intens.

Walaupun tidak pernah mengobrol secara langsung dengan Yusuf, tapi Aileen mendapatkan kabar mengenai pria itu dari keluarga Yusuf langsung.

Sharon Sutopo sepertinya sangat mengerti dengan keinginan Aileen untuk mendekati sang kakak lelaki, tentunya wanita itu mendukung Aileen dan mengatakan bahwa ia tidak terlalu menyukai Dinda.

"Mereka udah berapa lama sih dekatnya Sha?" Tanya Aileen pada Sharon saat mereka tengah makan siang bersama.

"Kayaknya sudah lumayan lama, tapi baru kemarin Mas Yusuf bawa ke rumah buat dikenalin secara resmi. Selama ini cuma diceritain aja sama mas Yusuf, mbak." Ucap Sharon.

"Lho kenapa baru dibawa ke rumah sekarang Sha?".

Sharon mengangkat kedua bahu. menandakan dia tidak tau alasannya.

"Tapi tenang aja mbak, sebelum ada lamaran resmi, mbak masih punya kesempatan buat dekatin mas Yusuf. Aku dukung mbak seratus persen." Sharon memberikan semangat pada Aileen.

Senyuman lebar Aileen tidak bisa ia sembunyikan. Dukungan Sharon sangat membuat Aileen percaya diri, terlebih dia juga memiliki keyakinan kuat bahwa ia pasti bisa membuat Yusuf menjadi miliknya.

Aileen sudah memiliki rencana sendiri untuk bisa membuat Dinda menyingkir. Sejujurnya wanita seperti Dinda tidak pantas untuk seorang Yusuf, bagaimana dia bisa menduakan seorang pria baik seperti Yusuf.

Bagi Aileen, dia tidak bisa menolerir sebuah perselingkuhan, apapun alasannya.

*

Sharon turun dari mobilnya saat melihat Yusuf berjalan keluar dari gerbang besar asrama militer tempat pria itu tinggal.

Sebenarnya Sharon bisa saja masuk ke dalam lingkungan asrama, hanya saja wanita itu malas dan memilih memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, tidak jauh dari pintu gerbang asrama.

Ketika melihat sang adik, langkah Yusuf menjadi lebih cepat. Ia tersenyum pada Sharon yang juga balas senyum sang kakak lelaki kesayangannya itu.

"Kenapa nggak masuk Sha?" Tanya Yusuf ketika telah berada dihadapan sang adik.

"Buru-buru, mas." Jawab Sharon asal.

Sebenarnya ia mau saja masuk dan mengunjungi rumah dinas sang kakak, tapi tadi Sharon sempat melihat seorang pria yang tidak disukainya tengah berjaga di pos piket di gerbang asrama itu hingga Sharon mengurungkan niatnya untuk masuk.

"Oh iya, ini aku ada titipan." Sharon membuka pintu belakang mobilnya.

Wanita itu mengambil dua paper bag yang ia letakkan disana lalu menyodorkan kedua paper bag itu pada Yusuf.

"Apa ini?" Tanya Yusuf  setelah menerimanya dari Sharon.

"Titipan dari mbak Aileen. Makanan sama kemeja batik."

Terlihat Yusuf mengerutkan keningnya sambil membuka salah saru paper bag dan melihat sekilas isinya.

Lalu terdengar pria itu berdecak pelan.

"Mas kemarin kan sudah bilang ke kamu, jangan diterima lagi pemberian Aileen." Ucap Yusuf.

Entah kenapa Yusuf memang sangat risih ketika menerima pemberian dari wanita itu. Ia juga tidak tau apa tujuan Aileen memberikannya barang-barang yang tidak dibutuhkannya sama sekali.

Sharon berdecak, "Orang ngasi hadiah masak aku tolak, nggak sopan."

"Kembalikan saja." Yusuf menyodorkan kembali paper bag pada Sharon.

"Nggak ada doa buat tolak rezeki, mas. Terima saja apa susahnya sih? Kalau mas mau balikin, balikin sendiri ke mbak Aileen deh." Cerocos Sharon pada Yusuf.

"Aku pulang dulu ya mas, udah mau Maghrib." 

Sharon dengan terburu-buru mengecup pipi Yusuf dan segera masuk kedalam mobilnya. Sementara sang kakak masih berada ditempatnya dengan paper bag berisi kiriman hadiah dan makanan dan Aileen.

Setelah menghela nafas berat, akhirnya Yusuf berjalan kembali menuju gerbang asrama dan masuk. Ia sempat menyapa beberapa petugas piket yang berjaga di pos depan.

Ketika tengah berjalan menuju kediaman dinasnya, ponsel Yusuf berbunyi. Sebuah pesan dari Dinda masuk.

From Dinda :

Mas, bapak sudah sembuh. Mas kapan mau datang melamar ke rumah?

****

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang