11

4.2K 536 7
                                    

Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang terpoles mengkilap berhenti tepat didepan pintu sebuah klinik kecantikan. Aileen turun dengan sangat anggun setelah sang supir membukakan pintu mobil untuknya.

Kacamata hitam dari sebuah brand fashion ternama seharga puluhan juta bertengger diatas hidung bangirnya, dia melangkah dengan penuh kepercayaan diri dan keanggunan memasuki klinik kecantikan itu.

Kehadirannya di klinik ini bukan untuk perawatan, melainkan untuk bertemu dengan seseorang yang ia ketahui bekerja disini. Dinda.

Dan wanita itu sendiri yang langsung menyambut kedatangan Aileen dengan senyuman.

Sebuah senyuman yang pada akhirnya surut secara perlahan saat Aileen menanggalkan kacamatanya. Dinda, wanita itu sepertinya mengingat siapa wanita yang tengah berdiri dihadapannya ini.

Aileen bukan tipe wanita yang mudah untuk dilupakan, kecantikan dan auranya yang sangat kuat tentu membekas pada ingatan Dinda. Lagipula bagaimana bisa ia melupakan Aileen, adik perempuan dari pria yang dekat dengannya. Mereka pernah bertemu secara tidak sengaja di apartemen Omar, dan pria itu sempat mengenalkan Dinda pada Aileen.

"Halo mbak Dinda." Sapa Aileen ramah sambil tersenyum.

Sepertinya Dinda berusaha untuk mempertahankan senyumannya. Aileen sudah sangat berpengalaman berhadapan dengan banyak orang, dengan berbagai macam karakter dan latar belakang. Dan saat ini Aileen tau bahwa Dinda tengah menutupi kegugupannya dengan senyuman palsu.

"Ada waktu? Bisa kita bicara?" Tanya Aileen pada wanita itu.

Dinda mengangguk ragu.

"Kita bicara diluar bisa?" Tanya Aileen lagi.

"Saya izin dulu." Ucap Dinda.

Lalu dia meninggalkan Aileen untuk menemui temannya dan berbicara pelan. Aileen dengan sabar menunggu.

Beberapa saat kemudian, Dinda berjalan dengan enggan kembali kearah Aileen yang masih memasang senyum manisnya.

Tanpa berkata Aileen berjalan menuju pintu keluar dengan Dinda yang mengikuti dibelakangnya. Aileen masuk kedalam mobil miliknya yang masih terparkir tepat didepan pintu masuk klinik kecantikan itu, supir pribadinya berdiri di samping pintu mobil yang terbuka, menunggu Dinda yang terlihat ragu untuk masuk.

"Ayo, mbak Dinda. Kita bicara didalam mobil saja." Ucap Aileen mengundang wanita itu untuk masuk kedalam mobilnya.

Ketika akhirnya Dinda masuk kedalam mobil, supir pribadi Aileen menutup pintu mobil itu. Tidak lama supir Aileen masuk dan menghidupkan mesin mobil. Lalu mobil mulai bergerak meniggalkan halaman klinik.

Dinda terlihat akan melayangkan protes. Tapi tiba-tiba terdiam saat Aileen mengeluarkan sesuatu dari dalam sebuah amplop coklat besar.

Itu adalah foto bukti kehadiran Dinda di apartemen milik Omar. Gambar-gambar itu diambil dan dicetak dari rekaman kamera pengawas yang berada di lobi dan koridor apartemen.

"Saya jatuh cinta pada Yusuf. Jauhi dia." Ucap Aileen pada Dinda yang tentunya membuat Dinda kaget dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Dia tidak lagi bisa berbasa-basi. Aileen tidak suka mengulur-ngulur waktu dengan percakapan tidak penting. Ia lebih suka langsung mengutarakan inti dari apa yang ingin disampaikannya.

"Yusuf pasti tidak akan senang jika melihat semua ini dan mengetahui bahwa kekasihnya berhubungan dengan pria lain, terlebih sepertinya hubungan itu sudah sangat jauh." Lanjut Aileen.

"Yusuf tidak akan percaya." Ucap Dinda, terdengar sangat yakin. Tapi Aileen dapat menangkap bahwa suara wanita itu sedikit bergetar.

Foto yang tadi ditunjukkan oleh Aileen tadi mungkin sedikit tidak meyakinkan. Tapi Dinda seketika tidak bisa berkata-kata saat Aileen mengeluarkan foto-foto lainnya dari dalam amplop coklat itu.

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang