13

4.4K 553 10
                                    

Mobil yang dikendarai oleh Aileen memasuki halaman luas kediaman kedua orang tuanya. Sore ini ia sengaja mengendarai mobilnya seorang diri tanpa supir karena ingin menikmati waktunya berkendara di jalan raya sendirian.

Sudah lama rasanya Aileen tidak membawa sendiri mobilnya, selama ini ia lebih sering disupiri oleh Pak Mukhlis atau supir yang ada di kantor.

Aileen memilih menunggangi Aston Martin Valkyrie miliknya, mobil seharga tiga juta dolar itu merupakan hadiah khusus dari sang kakek-David Atmojo, saat Aileen merayakan ulang tahunnya beberapa bulan lalu.

Ia memang merupakan cucu kesayangan David Atmojo. Semenjak memutuskan memegang dan memimpin perusahaan keluarga, Aileen mendapatkan banyak sekali hadiah dari sang kakek, dan hadiah-hadiah yang diberikan oleh seroang David Atmojo tidak pernah mengecewakan.

Saat Aileen turun dari mobilnya, ia melihat mobil milik Omar sudah terparkir di halaman rumah kedua orang tuanya.

Aileen menyapa sang ibu yang menyambut kedatangannya, mencium kedua pipi wanita cantik itu.

"Mas Omar disini ma?" Tanya Aileen saat berjalan beriringan disamping sang ibu.

"Iya, itu lagi makan soto. Enak sotonya Ai, dikirim tante Ovia."

Keduanya melangkah menuju ruang makan, disana sudah ada Omar dan sang ayah yang tengah menyantap santapan sore mereka.

Aileen segera menghampiri ayahnya dan mencium kedua pipi pria yang masih terlihat gagah diusianya yang sudah lebih dari setengah abad itu. Lalu beralih mengecup pipi Omar.

Mereka makan sambil sesekali mengobrol tentang beberapa hal. Tapi Omar lah yang menjadi pusat ketertarikan mereka sore ini, si sulung itu menceritakan tentang kegiatannya di daerah pemilihan dan sesekali kedua orang tua mereka memberikan masukan untuk langkah selanjutnya yang harus diambil oleh Omar untuk bisa memenangkan hati masyarakat di daerah pemilihannya.

Aileen bisa melihat wajah lelah Omar, dia tau bahwa dunia politik itu tidak mudah dan lebih cenderung keras. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam setiap langkah, dan tentunya kehati-hatian adalah kunci untuk tetap aman didalamnya.

Setelah selesai menikmati santapan sore, keluarga kecil itu memutuskan untuk menikmati sore hari dengan bersantai di ruang keluarga.

Kedua orang tua Aileen terlihat menikmati tayangan di televisi. Aileen melihat sang ibu duduk bersebelahan dengan sang ayah, tangan Abdul merangkul pundak Tatiana dengan sangat mesra. Pemandangan yang selalu bisa membuat Aileen tersenyum, dia suka melihat kemesraan kedua orang tuanya yang semakin hari terlihat sangat menggemaskan.

Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat, limpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya memenuhi hari-hari Aileen. Walaupun terkadang ada beberapa pemikiran yang tidak sejalan dan bertentangan, itu adalah hal yang wajar. Tidak selamanya pemikiran orang tua dan anak itu harus berada dijalan yang sama, terkadang Aileen juga sering memberontak. Tapi satu hal yang ia tau, bahwa keluarganya selalu mendukung apapun pilihannya.

Begitupun hubungannya dengan Omar. Walaupun terkadang Omar itu menyebalkan, keras kepala dan selalu memaksa Aileen untuk menuruti apapun keinginannya, tapi ia tau bahwa kakak lelakinya itu juga sangat menyayanginya. Omar sangat bisa Aileen andalkan dalam beberapa hal, dan menjadi orang pertama yang akan berdiri di samping Aileen saat ia tengah dalam kesulitan.

Terkadang keduanya berhadapan bagai musuh bebuyutan, tapi dilain waktu mereka akan saling berangkulan bagaikan dua sahabat yang tidak bisa dipisahkan. Begitulah saudara, tidak pernah sempurna tapi selalu melengkapi dan berada disisinya.

"Aileen, kemarin kenapa cari mas? Ada yang mau kamu bicarakan?" Omar bertanya sambil duduk di samping Aileen.

Wanita itu menoleh menatap Omar, "Oh itu,"

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang