Chapter 1: Kalender

131 10 8
                                    


Nama gue Lysandra Amadis Odessa, biasanya sih dipanggil Adis. Gue adalah salah satu siswi SMA Maranatha Wijaya, kelas 12. Yah, kalau kalian berharap gue cantik, kalian salah sih. Tampilan gue biasa aja. Kulit gue sawo matang, dengan rambut gelombang, berwarna hitam sebahu. Muka gue juga biasa aja, enggak cantik, tapi oke.

Hari ini, seperti biasa, gue harus menjalani aktivitas yang paling gue hindari. Sekolah. Gue bingung, kenapa banyak orang bilang, masa SMA itu paling indah? Buat gue, masa SMA gue sekarang ini adalah neraka. Gue cuma punya 1 teman selama kelas 10 sampai kelas 12. Zeta namanya. Jangan tanya kenapa gue cuma punya 1 teman, gue juga enggak tahu, tanya aja sama teman sekelas gue selama kelas 10 sampai kelas 12, kenapa mereka harus jaga jarak sama gue.

Ngomong-ngomong soal cerita SMA gue yang biasa-aja-dan-cenderung-buruk, gue masih manusia normal kok, gue bisa naksir sama cowok, Caraka namanya, biasanya orang panggil dia Raka. Tapi sebenernya, gue sama Raka ketemu dari SMP, dan gue suka sama dia selama hampir 6 tahun! Gila gak sih? Gue udah kayak apaan aja.

Tapi serius, soal Raka, gue juga gak tahu kenapa gue bisa suka sama dia selama hampir 6 tahun ini, padahal dia gak pernah kasih gue harapan. Jangankan harapan, ngomong sama gue aja gak pernah!

Menurut gue, Raka juga sama kayak cowok biasanya, dia ganteng, jago main futsal, dan yang penting, dia juga pinter. Cuma sayang, sikapnya dingin banget! serius deh, es di kutub utara aja kalah dingin! Tapi gue heran, dia selalu dingin kalau sama gue, sama yang lainnya enggak tuh.

Apa artinya gue harus mundur ya? Tapi tanggung ah, trobos aja lah!

"Kak, cepetan makannya, ini udah jam berapa?"

Lamunan gue langsung buyar, gue ambil tas dan langsung naik ke motor. Semenjak SMA, gue udah berangkat dan pulang sendiri, gak ada lagi di antar jemput sama mama. Yah, syukur deh, gue bisa nafas sedikit jadinya.

***

"Adis!" Seorang gadis manis berambut hitam dan panjang menghampiri Adis. Sang empunya nama pun menoleh, gadis yang memanggilnya tadi tersenyum. Wajahnya yang apik dibingkai dengan kacamata membuatnya bertambah manis. Dia Zeta, lebih tepatnya Azalea Callista Wijaya, teman sekaligus sahabat satu-satunya di sekolah ini. Iya, Adis memang tidak mempunyai teman selain Zeta, bukan karena dia sombong, tetapi, entahlah, seluruh siswa di sekolah ini seperti menjaga jarak padanya.

"Dis, nanti ekskul bareng kan? Lo udah jarang banget loh, ikut latihan teater. Nih ya, sekarang tuh kita lagi casting buat lomba bulan depan, lo harus ikut, ya?"bujuk Zeta. Adis menghela nafas, lalu menggelengkan kepalanya,

"Enggak deh, gue bagian kru aja, lagian ngapain harus ikut casting? Gue udah pasti gak akan lolos, lo kan tau, gue ini gendut, item, jadi kalau gue mainin karakternya, gue cuma bakal malu-maluin sekolah, Ze!"ucapnya pesimis. Kini giliran Zeta yang menggelengkan kepalanya, kenapa sih, sahabatnya ini gak pernah bisa optimis sedikit pun? Padahal, Zeta tau, Adis itu cantik, banget! Cuma tertutup sama sifat pesimis dia, jadi dia selalu merasa gak pantas.

"Dis, ayolah, masa dari kelas sepuluh lo mau jadi kru di belakang layar? Gue yakin lo tuh pasti bisa dapetin karakter ini. Ayolah ikut, ya, ya?" Zeta tetap saja membujuk sahabatnya itu, sampai ia berubah pikiran. Adis hanya diam, lalu mengangguk pelan.

"Iya deh, nanti gue pikirin, gue ke kelas duluan ya?"ucapnya sambil berlalu, masuk ke kelas.

Adis meletakkan tasnya diatas meja, suasana kelas masih sangat sepi, biarlah, ia lebih suka seperti ini, toh, ramai atau tidaknya suasana kelas, ia akan tetap merasa sendirian. Jadi biar saja.

Remaja dan Lukanya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang