Chapter 19

347 41 4
                                    

Happy Reading👑
.
.

19.Suka?
16 Oktober 2021


________________________________
_____________________________________________






"Keberadaan kalian di lembaga ini tidak hanya sebatas untuk menuntut kecerdasan tapi juga kepribadian yang baik. Sekarang jawab dengan jujur siapa pelaku yang bertanggung jawab atas kondisi Bu Renita selaku pengampu mata pelajaran matematika?"

"Kami semua bu!"

"Oh seriously?"

Setelah pelaksanaan upacara bendera usai pihak dari bimbingan konseling menahan kelas XII IPA 2 untuk tinggal. Seluruh siswa-siswi yang merasa menghuni kelas tersebut kini tengah berjajar rapi di tengah lapangan sekolah, tak terkecuali. Sedangkan Bu Anida selaku salah guru yang mengampu bidang konseling dengan raut tegas berdiri diantara para siswa yang kebanyakan lebih tinggi darinya.

Laki laki dengan postur badan yang tinggi dan tegak melirik tajam ke arah Queen yang baru saja menyanggah jawaban laki-laki tersebut. Aiden Rosandic, pentolan siswa nakal dari kelas XII IPA 2. Bad boy sekolah yang meresahkan terutama bagi para siswi dan siswa yang lemah. Kehadirannya dalam jam efektif belajar sangat minim, karenanya Queen hanya sekali dua kali dapat melihatnya.

"Kami semua yang bertanggung jawab!" jawab Aiden lantang mengacuhkan teman-temannya yang lain.

Kini kelas XII IPA 2 terpecah akan kubu masing-masing dalam diam. Mereka yang merasa menjadi teman dekat Aiden tentu dengan mantab mengangguk, meski hanya sedikit. Sedangkan yang lain memilih diam, tidak ingin ikut campur karena menentang berandalan sekolah sama saja mengajukan diri untuk diusik.

"For what? Buat apa tanggung jawab atas kesalahan yang nggak pernah gue lakuin?"

Seorang siswi dengan rambut kuncir kuda yang meninggalkan helain-helaian halus di sisi dahinya tampak menyela tidak terima. Jujur, Queen baru pertama kali ini melihat gadis tersebut selama menghuni kelasnya. Lalu tiba-tiba bertemu dalam satu barisan yang sama.

Queen melangkah maju dengan ponsel di genggamnya. Ia membuka lookscren, mencari sesuatu di sana kemudian langsung menunjukkannya di hadapan Bu Anida. Tatapannya mengarah pada Aiden yang sudah mentapnya nyalang. Tidak ada rasa gentar sedikitpun melihat tangan berurat Aiden terkepal kuat, justru Queen semakin semangat mengangkat dagunya penuh kemenangan.

"Sudah jelas? Aiden Rosandic absensi nomor 3," ucap Queen menyeringai.

"Jangan percaya bu! Bisa jadi foto itu rekayasa!" ucap Aiden membantah.

"Pukul 12.43 cek CCTV lorong sekolah, lihat apa yang disembunyikan siswa ibu pada kemeja sekolahnya. Sisi kanan kemeja akan muncul sudut kotak berwarna biru sama persis seperti apa yang bu Renita dapat," ucap Queen lugas.

"Nggak usah ngada-ngada lo! Mana mungkin gue lakuin hal seburuk itu!" bentak Aiden.

Setelah istirahat kedua, mata pelajaran yang harusnya berlangsung adalah matematika. Ketika Bu Renita datang terdapat sebuah kotak berwarna biru dengan pita berada di atas mejanya untuk mengajar. Bu Renita sempat bertanya perihal kotak tersebut namun tidak ada yang mengetahui.

Saat dibuka terdapat kepala shower di sana. Spontan bu Renita langsung membuang kotak tersebut. Napasnya langsung tersengal-sengal. Yang beliau lihat ketika memindai keadaan sekitar hanya ada banyak lubang saling berdempetan. Sebelum akhirnya beliau tidak sadarkan diri. Sudah bukan rahasia jika bu Renita mengalami trauma mendalam pada sesuatu yang terdapat banyak lubang.

"Tenang, jangan membuat keributan," ucap bu Anida.

"Nggak mungkin? Lo ngelawak? Lo malakin banyak siswi dengan nominal yang nggak sedikit, ngerusak fasilitas sekolah, ngehajar siswa lain tanpa sebab. Setelah banyak pelanggaran yang lo lakuin masih bisa bilang mustahil?" ucap gadis berkucir kuda tadi dengan name tag Raquel di dada kirinya.

King & QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang