Chapter 23

261 30 2
                                    

Happy Reading👑
.
.

23. Berpindah
Yogyakarta, 05 Februari 2021
Typo manusiawi yaa, langsung coment aja biar aku benerin. Tencu gaiss:*


________________________________
_____________________________________________











Senin datang, mengembalikan rutinitas yang beberapa waktu sempat ditinggalkan. Setelah sempat sepi, kini SMA Angkasa kembali ramai akan lalu lalang warga sekolah. Semakin terlihat ramai setelah bel istirahat dibunyikan. Kantin tampak sesak oleh mereka yang segera ingin mengisi perut.

Queen berjalan santai memasuki kantin untuk mencari air mineral. Seharusnya saat ini ia tidak berjalan sendiri, sebab ia sudah mempunyai teman. Satu-satunya teman yang ia miliki. Tapi ia memilih menghindari Raquel sejak menginjakkan kaki di sekolah pagi tadi. Dua hari berlalu, banyak hal yang telah terjadi.

"Gue liat kemarin dia sama om-om."

"Jangan-jangan dia simpanan om-om."

"Nggak heran sih, liat aja penampilannya. Pasti semua itu dikasih sama tuh om-om."

Queen menyeringai kecil , mendengar bisik-bisik yang ditujukan untuknya. Dengan dagu yang diangkat angkuh, Queen mendekat lalu bersandar pada meja tempat 4 gadis yang tengah membicarakan dirinya. Masing-masing tangannya ia letakkan di samping tubuh, terlihat santai.

"Gue emang secantik itu buat jadi simpanan om-om," ucap Queen tenang.

Mereka yang mendapati kehadiran Queen secara tiba-tiba terkesiap kaget. Ketiganya tampak menunjukkan raut takut, berbeda dengan gadis di samping Queen yang tampak membencinya.

"Lo bangga?" tanya Luna meremehkan.

"Of course, itu artinya gue laku," jawab Queen mengangkat salah satu alisnya.

"Hahahah murahan banget lo!" ucap Luna sambil tertawa kencang mengundang tatapan seluruh penghuni kantin.

"Murah? Sorry bayaran gue mahal. Coba bandingin sama lo yang nawarin diri kesana-kesini tapi nggak laku," ucap Queen menyeringai puas.

"Lo!"

"Lain kali ngaca dulu sebelum ngejudge orang. Lo udah cukup baik? Atau malah jauh dari kata baik. Mikir, pake otak lo biar nggak gampang dipermaluin," ucap Queen.

"Mulut lo nggak pernah dididik ya sama orang tua lo? Atau lo emang nggak punya orang tua?" tanya Luna geram.

Raut wajah Queen seketika berubah jadi datar dengan tatapan mata yang tak terbaca. Queen sangat membenci topik yang berhubungan dengan keluarga. Dengan kakinya yang mungil Queen menendang kursi yang diduduki oleh Luna. Karena tidak siap, Luna jatuh tersungkur ke samping kehilangan keseimbangan.

Queen berjongkok menjumput rambut panjang Luna lalu menariknya dengan keras ke belakang.

"Akhhhhhh! Lepas!" pekik Luna kesakitan sambil mencoba melepas jambakan Queen.

Karena tangan Luna yang rusuh Queen mengambil keduanya lalu menginjaknya di bawah sepatu putihnya. Tidak terlalu keras namun tetap menyakitkan. Queen itu mungil tapi kekuatannya tidak perlu diragukan.

"Masih bisa ngomong?" ucap Queen berbisik lirih.

Luna sudah mengeluarkan air mata karena jambakan yang membuat kepalanya sampai mendongak saking kerasnya. Jari-jemarinya juga terasa perih karena gesekan sepatu yang Queen buat. Luna menggeleng lemah.

"Ini peringatan pertama dan terakhir. Sampai gue denger ucapan sampah dari mulut lo lagi, gue pastikan nggak ada kata ampun buat itu," ucap Queen tajam.

King & QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang