Chapter 26

194 27 3
                                    

Happy Reading👑
.
.

26. Trauma
Yogyakarta, 09 Juni 2022
Typo manusiawi yaa, langsung coment aja biar aku benerin. Tencu gaiss:*

Tau cerita ini jalur mana?
________________________________
_____________________________________________





Ruang tamu di kediaman Arion tampak ramai oleh remaja-remaja tampan yang tidak lain adalah inti Scorpio. Mereka memanfaatkan hari weekend esok untuk begadang sampai pagi. Tidak ada tujuan ataupun kegiatan yang penting sebenarnya, hanya memenuhi hasrat untuk merasa bebas bangun siang.

"Stupid lah!" umpat Fernand untuk kesekian kalinya.

Kali ini Fernand menantang King untuk bermain ps bersamanya. Dengan sombongnya Fernand mengatakan bahwa ia adalah suhunya permainan semacam itu. Ia bilang semua jenis permainan selalu ia yang memenangkan. Namun, kali ini ia membuktikan sebuah kalimat "Air beriak tanda tak dalam". Ia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan King yang bermain hanya dengan satu tangan.

Mungkin ini sudah kekalahan yang ke sebelas kalinya. Fernand mengacak rambutnya frustrasi, harga dirinya merasa terlukai. Baru bermain beberapa menit bisa-bisanya ia langsung kalah. Malunya lagi ia yang mengerahkan segala kekuatan yang ia punya bisa kalah oleh King yang tampak santai bahkan terkesan mengabaikan permainan.

"Satu kali lagi! Terakhir!" ucap Fernand sengit.

"Dari tadi gitu mulu bacotannya," ucap Julliant menyahuti.

"Nyerah aja udah sia-sia," ucap Gabriel terkekeh.

"King itu kayak jargonnya damian yang pesulap itu," ucap Alvaro.

"Apaan?" tanya Fernand dengan mata yang tajam dan fokus pada layar.

"Sempurna," ucap Arion dengan nada datar dan wajah lempengnya.

"Hahahaha komuk lo Ar!" ucap Julliant ngakak.

"Triplek aja kalah datar sama lo," ucap Louis ikut tertawa.

Fernand membanting stick psnya secara kasar. Akhirnya ia menyerah.

"Nggak lagi-lagi gue nantangin lo, ampun suhu," ucap Fernand sambil menyatukan kedua telapak tangan seperti hendak sungkem.

"Mampus-mampus dah yang katanya suhu!" ucap Julliant mengejek.

King mengabaikan celetukan teman-temannya, ia mulai bergabung dengan Alvaro yang tengah memetik gitar. Alvaro menyerahkan gitar yang sejak tadi ada dipangkuannya.

"Gue yang nyanyi," ucap Alvaro menyengir.

"Live yok!" ucap Louis semangat.

"Gass lah," ucap Julliant akan mendekat pada Louis.

Namun belum sempat ia beranjak, netranya menangkap siluet gadis manis yang turun dari tangga. Secara spontan bibirnya terangkat membentuk senyuman lebar.

"Abang," panggil Sheila duduk di samping Arion.

"Kenapa turun?" tanya Arion sambil mengelus singkat kepala adiknya.

"Haus," jawab Sheila singkat.

"Hm, biar abang..."

"Gue aja yang ambilin," ucap Julliant bergegas ke dapur mengambil minum untuk Sheila.

Sheila menguap yang langsung ditutupi oleh tangan kekar Arion. Arion ini diam-diam namun perhatian. Mata Sheila yang masih terasa lengket tertuju pada Gabriel yang tengah memainkan ponselnya.

King & QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang