Chapter 4

515 52 4
                                    

Happy Reading👑
.
.
.



4.Pilu
Yogyakarta, 26 Maret 2021

________________________________
_____________________________________________

"Lo tahu filosofi kopi?" tanya Julliant sambil memainkan cangkir kopi yang terlihat masih mengepulkan uap panas.

"Hitam tak selalu kotor dan pahit tak selalu menyedihkan," lanjut Julliant.

"Menurut gue kopi cuma butuh takaran gula yang pas supaya rasanya seimbang. Kebanyakan gula rasa kopinya bakal hilang, tapi kalo kebanyakan kopi pahitnya bakal dominan," ucap Fernand menanggapi.

"Sama kayak manusia. Terlalu sedih dia bakal depresi. Terlalu senang dia bisa lupa diri," ucap Julliant menganggukkan kepalanya.

"Anak kemarin sore aja sok-sokan jadi sarjana kehidupan lo berdua," ucap Louis mencibir ketika ia baru saja datang bergabung.

"Nggak perlu jadi tua buat jadi bijaksana," ucap Alvaro yang masih fokus pada ponselnya.

"Hah iya-iya gue masih kecil. Diem dah gue," ucap Louis sambil memakan mie instan yang baru dibuatnya tadi.

"Mie instan lagi?" tanya Alvaro mengernyit jengkel.

"Apa? Kenapa? Mau lo? Beuhh mie instan dikasih irisan cabe rawit sama telur. Nikmat yang bener-bener tak terdefinisikan," ucap Louis sambil memamerkan semangkuk mie instan kuahnya.

"Ehh ehh apaan nih. Woyy punya gue itu Ar!" ucap Louis tidak terima.

Baru saja dipamerkan, semangkok mie instan milik Louis tiba-tiba diambil paksa oleh Arion yang baru saja datang entah dari mana. Hal tersebut membuat wajah Louis menjadi masam. Sedang enak-enaknya juga.  Arion kemudian meletakkan beberapa bungkus plastik dengan merk terkenal di atas meja kemudian berlalu pergi untuk membuang mie instan tersebut.

"Wahh apaan nih!" tanya Julliant dengan semangat membuka plastik-plastik tersebut.

"Tau aja gue laper," ucap Fernand ketika membuka plastik yang isinya ayam geprek kesukaanya.

"Lo mau mati muda?" tanya Arion sekembalinya dari dapur.

Arion mengambil box yang berisi nasi serta ayam kremes yang masih utuh. Membukanya kemudian menaruhnya di hadapan Louis yang masih memasang muka masam. Seperti anak kecil yang tidak boleh makan permen oleh ibunya.

"Seminggu ini terhitung tujuh kali lo makan mie instan. Artinya setiap hari lo udah nyumbang zat-zat yang kurang baik itu ke tubuh lo. Udah sering gue bilangin boleh makan tapi jangan keseringan. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri? Sekarang mungkin nikmat aja yang lo rasain. Tapi lama-kelamaan efek sampingnya bakal muncul. Bener kata Arion, lo mau mati muda?" tanya Alvaro sambil memisahkan duri pada pecel lele miliknya.

"Pantes nggak pinter-pinter nyemilin bumbu mie instan mulu sih," ucap Fernand tertawa.

"Ahh lebay lo pada," cibir Louis. Meski begitu ia tetap memakan ayam krispi di depannya.

Alvaro yang gerampun menendang tulang kering Louis yang membuat empunya memekik kesakitan.

"Mau gue jabarin satu-satu kandungan mie instan?" tanya Arion dengan wajah datarnya seperti biasa.

"Ahh iya ampun-ampun ndoro. Canda gue elah serius banget lo pada," ucap Louis sambil mengusap-usap kakinya yang nyeri.

"Kejamnya dunia, candaan dibalas kekerasan," ucap Fernand terkekeh.

King & QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang