Kingzo Addison Williams

1.7K 73 3
                                    


Happy Reading👑

.
.
.



Yogyakarta, 26 September 2020

________________________________
_____________________________________________

Prang...

Duk...

"Bangsat!"

Serpihan kaca tampak berhamburan di lantai ketika sebuah batu berhasil menembusnya. Tidak terlalu besar namun berhasil menghancurkan. Yang rapuh memang selalu menjadi sasaran untuk dihancurkan.

Tubuh-tubuh yang semula berbaring dan duduk dengan santai langsung berdiri tegak. Memasang sikap waspada pada situasi yang dianggap mengancam. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk seorang pria yang masih duduk dengan tenang. Wajahnya tetap datar seolah tidak ada yang terjadi.

Beberapa detik hening, mereka menunggu titah dari sang leader. Bukannya mereka tumpang tindih mengenai pangkat. Tapi menghargai seseorang yang sudah mereka pilih jadi leader itu penting.

Pria itu akhirnya bangkit, memperlihatkan betapa tinggi dan kekar tubuhnya. Netranya tampak fokus menatap lurus. Tanpa kata ia melangkah keluar dari bangunan yang mereka singgahi. Seolah sudah hafal luar kepala, keenam pria lainnya segera mengikuti dari belakang.

Ketika kaki-kaki mereka menapak di luar bangunan barulah terlihat siapa yang mencoba menyerahkan nyawanya secara cuma-cuma. Pria seumuran mereka dengan helm full face serta ninja putih. Namun tak bertahan lama karena pria itu segera melesat pergi.

Macam-macam ekspresi mereka tunjukan melihat si korban melarikan diri. Belum apa-apa sudah kabur. Cupu!.

Brum...

Brum...

Brum...

Mesin beroda dua mereka terdengar mengaung dengan keras di keheningan malam. Seolah yang paling keras adalah yang terkuat. Gas ditarik kuat guna menemukan si korban yang telah melarikan diri. Tiga motor memimpin di depan disusul empat motor yang mengawal di belakang.

Tak membutuhkan waktu lama bagi mereka yang memiliki jiwa pembalap untuk menyusul keberadaan korbannya. Di depan sana sudah terlihat ninja putih yang berusaha memutar gasnya menghindari dewa kematian yang mengikuti.

Jalanan sepi tengah malam membuat jiwa mereka semakin liar. Berbaur dengan kerasnya aspal dan udara dingin yang menusuk sampai ke tulang. Pria yang berada di tengah, diapit dua dan diikuti empat motor tampak menyunggingkan smirk andalannya di balik helm full face miliknya.

Di tarik gasnya kuat-kuat meninggalkan keenam pria lainnya. Hanya butuh tiga detik ia sudah dapat menyamakan posisinya dengan si korban. Keterkejutan si korban yang kentara membuat pria itu semakin tidak sabar. Sudah cukup bermain kucing-kucingan. Saatnya eksekusi!.

Brakk...

Terkaparlah si korban hanya dengan satu kali tendangan. Tampak kesakitan karena kaki yang tertindih badan motor. Merintihpun percuma, tidak akan ada yang sudi menolong. Di sini dia sudah dianggap korban. Tentulah harus dieksekusi lebih dulu agar sebutan korban menjadi semakin layak digunakan.

Pria itu menghentikan ninja hitamnya tepat dihadapan si korban. Diikuti keenam ninja hitam lainnya yang daritadi mengikuti. Berjajar dengan rapi dan tampak mengerikan. Tentu, karena itu kenyataan yang sering dikatakan orang-orang tentang mereka.

Pria itu melepas helm full facenya dan terlihatlah maha karya Tuhan yang terpahat sempurna. Rambut acak-acakan, manik hitam tajam, alis tebal, hidung mancung, bibir sedikit tebal, dan rahang yang kokoh membuat siapa saja yang melihat langsung terpana. Sayangnya ia pemilik wajah yang minim ekspresi. Datar, datar, dan datar yang selalu ia tunjukkan.

King & QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang