Chapter 3

538 55 3
                                    

Happy Reading👑

.
.

2.Tameng
Yogyakarta, 5 Maret 2021

________________________________
_____________________________________________

Queen, satu-satunya gadis diantara puluhan pria yang ada. Dengan pakaian yang terlihat serba hitam. Mulai dari celana jeans ketat, tanktop dibalut dengan jaket kulit yang dibiarkan terbuka, sepatu boots, serta kacamata yang menjadi penyempurna tampilannya malam ini. Rambutnya yang diikat tinggi menyisakan helain halus di sisi-sisinya, tampak berterbangan diterpa angin yang berhembus. Membuat diri Queen terlihat menawan.

Berjalan bersisian dengan Anthoni Johnson selaku dady yang sudah merawatnya sejak kecil. Malam ini, dirinya ditugaskan untuk menjadi pengawal pribadi dadynya yang baru saja melakukan transaksi jual-beli senjata ilegal. Menjadi pebisbis di dunia gelap bawah tanah membuat Anthoni menjadi sasaran banyak musuh. Musuh selalu berkeliaran disekitar mengincar nyawanya. Itulah alasan setiap harinya ia dikelilingi banyak pengawal yang selalu siap memberi perlindungan. Tentu tidak sukarela. Harus ada harga yang dibayar atas setiap jasa, seperti kata Anthoni. Uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang.

Begitu pula yang dilakukan Queen malam ini. Sikapnya yang nampak tenang mampu menutupi matanya yang terus bergulir memindai keadaan sekitar. Setelah selesai melakukan transaksi dengan lancar di sebuah gedung tua yang lumayan jauh dari pemukiman penduduk, mereka bergegas untuk pulang.

Memasuki mobil hitam mengkilat, Anthoni duduk di jok belakang sedangkan Queen duduk di samping Nick yang mengemudikan mobil. Suasana tampak hening di dalamnya, karena Anthoni selalu memberi perintah pada para anak buahnya untuk lebih banyak bekerja daripada berbicara. Hal tersebut juga diterapkan oleh Queen dengan baik.

Jalanan terlihat sangat lenggang dan sepi. Bukan tidak mungkin karena malam memang sudah sangat larut. Saat dimana orang-orang normal tengah bergelung di bawah selimut dengan nyaman. Namun, bagi orang seperti Anthoni, malam hari adalah saat yang tepat untuk menjalankan bisnisnya.

"Injak remnya Nick!" titah Queen keras.

Ckittttttt......

Bunyi ban yang dipaksa berhenti berputar terdengar nyaring menyakiti pendengaran. Tidak hanya mobil yang ditumpangi Queen tapi empat mobil pengawal yang mengikuti merekapun juga. Jika telat sedetik saja mereka menginjak rem, sudah dipastikan akan ada kecelakaan beruntun yang terjadi.

Di depan sana, terlihat mobil yang tiba-tiba muncul di pertigaan, seolah sudah direncanakan. Padahal beberapa detik yang lalu jalanan ini hanya digunakan oleh mereka saja. Hal yang disyukuri Queen adalah, anak buah dadynya itu sudah terlatih dengan profesional sehingga hal-hal tidak terduga seperti ini dapat diatasi dengan cepat.

Queen diam, menunggu siapa yang sudah lancang mengganggu ketenangannya. Lima detik setelahnya, munculah seorang pria tiga puluh tahunan dengan kemeja putih yang dibalut dengan jas berwarna navy serta celana bahan senada. Kemunculannya tentu tidak sendiri, tapi diikuti orang-orang berbaju hitam seperti anak buah dadynya. Queen sudah terlalu hafal.

"Stay here dad," ucap Queen sembari mengantongi pistol yang diambilnya dari dashbord.

"Of course," jawab Anthoni santai.

"Nick, protect dady in here," ucap Queen pada Nick.

"Baik nona," ucap Nick.

Queen meraih handle pintu kemudian keluar. Dirinya maju ke depan mobil sambil mengangkat tinggi satu tangannya. Ibu jari dan jari telunjuknya memebentuk sebuah abjad menyerupai huruf O. Seolah sudah mendapat kode, seluruh pengawal yang membuntuti mereka serentak keluar ikut bergabung dengan Queen. Beberapa mengelilingi mobil yang ditumpangi Anthoni, persis seperti kode yang diberikan Queen. Sedangkan, beberapa ikut berbaris dengan Queen.

King & QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang