BAB 10. Sesuatu Yang Berbeda

14 5 0
                                    

"tidak peduli jika kamu melakukannya hanya karena kasihan, aku hanya ingin menikmati waktu bersamamu"

Embun pamit untuk ke toilet pada Fajar. Setelah pulang latihan, Embun mengajak pria itu ke bioskop, ada film yang sangat Embun ingin tonton, dan pastinya Embun ingin melakukannya bersama Fajar.

Embun bingung saat seorang gadis menatapnya tajam, menghiraukan gadis itu, Embun melanjutkan kegiatan merapikan rambutnya. Baru saja Embun ingin keluar, gadis yang sama menghalangi jalannya.

" Maaf Kak, ada masalah apa ya?" ucap Embun mulai kesal dengan sikap gadis yang tidak dia kenal itu.

"Lo siapanya Fajar?"

Embun menyipitkan matanya, mencoba mencerna Fajar yang gadis itu maksud

" Fajar.."

"Fajar yang datang bersama lo," Embun mengangguk, ternyata gadis di hadapannya itu tidak salah orang, tetapi bagaimana gadis itu mengenal Fajar

" Gue Claire, mantan Fajar,"

Apa gadis itu cenayang, bisa menebak apa yang Embun pikirkan

" Jadi ada hubungan apa lo sama Fajar?" ulang Claire

"Bukan urusan Kak Claire, kakak hanya mantan kan jadi apa pun tentang kakak dan Fajar cuman masa lalu," tutur Embun, gadis itu tidak suka dengan Claire

"lo pikir sebagus apa lo sampai bisa menarik perhatian Fajar. Fajar itu masih belum move on dari gue, jadi kalaupun dia dekat sama lo, alasannya cuman dua, pertama pelampiasan atau hanya sekedar kasihan sama lo," ucap Claire dengan senyum miringnya, apa Claire pikir Embun akan semudah itu percaya pada omongannya.

"Embun gak peduli apa pun alasan Fajar dekat sama Embun sekarang," Embun mendekat ke arah Claire yang sedikit lebih tinggi darinya, oh ya jangan lupakan high hills yang gadis itu gunakan.

" Bagi Embun, bersama Fajar adalah anugerah yang gak akan Embun sia-siakan. Embun tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti yang kak Claire lakukan," tambah gadis itu sebelum meninggalkan Claire dengan keterdiamannya.

Embun bisa menebak ada yang salah diantara Claire dan Fajar. Fajar yang Embun kenal bukan pria yang mudah dekat dengan gadis lain, pasti bukan pria itu yang membuat hubungan mereka berakhir.

" Lama banget dah lo," protes Fajar

" Ada sedikit pengganggu tadi. Makan yuk, Embun lapar," ajak Embun

Fajar menurut, memesan makanan untuk gadis itu. selagi Fajar memesan makanan, Embun mengambil buku berwarna biru, menulis beberapa hal di dalamnya. Pertemuan dengan Claire tidak akan membuat Embun mundur.

Hari sudah gelap, saat keduanya memilih untuk pulang. Dalam perjalanan gadis itu sudah tertidur pulas. Rasanya Fajar tidak tega membangunkan Embun. Fajar memutuskan untuk membawa gadis itu ke rumahnya.

" Anak siapa yang kamu culik bang Fajar," Fajar segera menatap tajam gadis kecil yang berteriak padanya, suara gadis yang tidak lain adalah adiknya itu bisa membangunkan Embun.

"Suara lo berisik banget" kesal Fajar.

Menghiraukan Nisa, Fajar lebih dahulu mengantar Embun untuk beristirahat di kamarnya, nanti pria itu bisa tidur di kamar tamu setelah meminta pembantu membersihkannya.

"Siapa bang?" tanya wanita paruh baya yang tidak lain adalah bunda Fajar

"Teman Ma, gak tega Fajar bangunin dia tadi," jelas Fajar

" Teman atau pacar nih bang?" tanya Nisa dengan senyum menggoda.

" Diam deh bocah," hardik Fajar pada Nisa

99 Days With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang