🧡 11 🧡

7 2 0
                                    

Chapter 11, Pembicaraan dua Len


.

.

Entah mengapa Len merasakan kalau sosok dirinya sendiri versi dewasa nya tengah menatap sekarang.

"Ah! Sudah ku duga.. kita akan bertemu dengan cara seperti ini."katanya sambil tersenyum pada Len.

Untuk membedakan antara mereka, ika-nee kasih tanda {+} yang menandakan kalau dia adalah Len versi dewasa kalau ngk ada itu Len yang masa lalu.

"Ini ada di mana?"tanya Len saat melihat sekeliling nya berwarna putih dengan bau sangat khas.

Bau khas rumah sakit. "Menurutmu, kita ada di mana."tanya sosoknya yang dewasa atau bisa di bilang Len versi dewasa.

"Rumah sakit."jawab Len dengan ragu.

Pria di hadapannya hanya mengangguk saja lalu mengelus rambut milik pemuda yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. "Ah, kau pasti bingung bukan. Kenapa dia membencimu bukannya aku."tanya Len {+}

"Yah, aku ingin sekali mengetahui nya."jawab Len sambil mengangguk-angguk kepalanya.

Pria berusia 36 tahun itu tersenyum kecil. "... Anggap saja ini karma untuk orang-orang yang telah melukai perasaan yang telah tulus mencintai kita, dengan balasan kita tidak bisa di akui oleh nya."lanjutnya lagi sambil menatap sosok yang terbaring lemah.

"Tapi, aku mencintai gadis lain. Bukannya ibu dari pemuda itu."balas Len pada dirinya versi dewasa.

"... Benarkah! Tapi hatimu mengatakan hal lain."kata Len {+} sambil tersenyum miring pada Len.

"B, bagaimana bisa?"tanya Len dengan tatapan tidak percaya pada sosok nya yang dewasa. "Hei! Ingat aku adalah masa depanmu."jawab Len {+} sambil menujuk dirinya sendiri.

"... Lalu kenapa dia begitu membenciku sampai segitunya, apa salahku padanya."lanjut Len dengan marah.

"Padahal aku bertemu dengannya berapa hari ini, aku sama sekali tidak mengerti."tambahnya.

Pria itu hanya menatap ke arah Len dengan wajah datar, lalu berucap. "... Baik aku dan kau! Kita sama-sama telah melukai perasaan ibunya. Sejak SMU hingga dia melahirkan seorang anak sekalian pun."jawab Len {+} sambil menatap ke arah jendela yang di sampingnya.

"... Dulu, aku memutuskan untuk meninggalkannya. Tanpa tau dia tengah mengandung buah hati kami.

Orang-orang itu memintaku untuk menikahi wanita dari marga Hatsune untuk menjadi istriku."cerita Len {+} yang menceritakan bagaimana dia pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan wanita yang paling di cintainya untuk menikah dengan wanita lain.

"... Dengan, ancaman! jika aku menjadi suaminya maka Rin-chan tidak terluka. Tapi apa yang mereka lakukan."jeda Len {+} sambil menatap sengit ke arah Len yang masih remaja.

Len membeku saat melihat sosok diri sendiri di hadapannya menatapnya dengan tatapan begitu dingin.

"Keluarga bangsatku, terus saja ingin membunuh nya.. memburunya! Kau pikir aku tidak marah apa yang mereka lakukan selama aku menikahi wanita itu hah!"lanjut nya lagi meluapkan emosi nya.

Len {+} meminjit keningnya yang berkerut pelan. "A, apa tidak Meraka tidak mungkin melakukan hal sekeji itu."kata Len pada Len masa depan yang tidak percaya, mana mungkin keluarganya tega melakukan itu.

"Ternyata, kau masih terlalu naif, kau terlalu percaya pada kata-kata manis mereka! Menjijikkan."jawab Len {+} dengan wajah jijik.

Len mengigit bibir pelan saat mendengarkan semua apa yang ia dengar. "Jika itu memang benar? Kenapa kau malah memberitahu ku.. apa alasanmu."lanjut Len dengan wajah penasaran.

My Family Hikkari [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang