🧡 03 🧡

9 3 0
                                    

Chapter 003, Anak Perempuan Rin


Rin merasakan mata miliknya memanas seketika saat gadis itu memanggilnya, – Kaa-san – apa lagi Rin merasakan tatapan kerinduan besar terlihat jelas di bola mata berwarna Oren itu.

Gadis itu berlari dari menuruni anak tangga sambil menangis.

"Hiks.., Kaa-san.. huhuhu.. hiks.."isak gadis bersurai honey-blonde itu sambil memeluk tubuh Rin sambil terisak-isak.

Mata milik Rin melebar saat dirinya mendapat pelukan dadakan dengan gadis seusia mereka, apa lagi gadis bersurai honey-blonde bermata sunset-oren itu menangis tersedu-sedu di dekapannya.

"Hiks... Kaa-san kemana saja, aku dan Onii-chan mencarimu kemana-mana.. aku pikir Kaa-san akan meninggalkan ku dan Onii-chan huweeee.."tangis gadis itu semakin menjadi.

Yang melihat pemandangan sedih itu membuat menyaksikan terlihat jelas bawah gadis seusia mereka begitu menyayangi gadis pencinta jeruk itu.

"... Anak perempuannya begitu menyayangi Rin, ya ... "batin Len yang melihat gadis bersurai honey-blonde bermata sunset-oren itu masih menangis di dalam dekapan Rin. "Tapi mengapa mata anak perempuan itu, mirip dengan seseorang yang ku kenal?"batin Len dengan bingung.

"... Anak manja dan cengeng sekali."batin Miku yang melihat sosok gadis bersurai honey-blonde itu yang menangis. "Anak perempuannya yang baik pasti dia sangat terpukul kalau ibunya menghilang."batin Kaito yang ikutan melihat kejadian di hadapannya.

Entah mengapa tangan mungil Rin bergerak sendiri mendekap erat tubuh gadis itu, mengelus Surai dan punggung itu dengan lembut. ".. Jangan menangis, ya."minta Rin terdengar lirih yang terus mencoba untuk menenangkan gadis di dekapannya. "Aku tidak akan kemana-mana, apa lagi meninggalkan mu."kata Rin lagi keluar begitu saja dari mulut Rin sendiri.

"Hiks.. Kaa-san.. janji.. Tidak akan meninggalkan ku.. lagi kan.."pinta Gadis itu pada Rin menatap mata milik Rin yang berlinang air mata. Dengan mata memohon agar Rin tetap tinggal.

Rin mengangguk perlahan, tangannya terulur untuk menyentuh kedua pipi gadis itu dengan lembut. Menghapus air mata itu dengan lembut.

"Aku janji? Jadi berhentilah menangis, ok! Gadis cantik dan manis seperti mu tidak cocok menangis. Cocoknya yaitu tersenyum."tutur Rin sambil tersenyum lembut padanya.

Gadis itu mengangguk ringan saat mendengar pertuturan dari Rin lalu menghentikan tangisannya. "Hiks.. aku tidak akan menangis lagi, karena aku pelindung Kaa-san."jawab Gadis itu dengan senyuman lebar terpasang di wajah manisnya. "Anak pintar.."puji Rin dengan tulus sambil mengelus Surai gadis itu.

"Aku tidak menyangka, Rin memiliki naluri seorang ibu.. bahkan dia baru saja bertemu dengan gadis di hadapannya ini."tanya Len yang melihat gadis bersurai honey-blonde itu menyeka air mata milik Rin yang sempat mengalir.

"Tentu saja, dia memang ibunya jadi wajar saja naluri nya langsung keluar begitu saja."jawab Rinto yang melihat keponakannya itu sudah akrab dengan Rin. "Sejak ibunya menghilang, anak itu jadi pendiam seperti kakaknya tapi aku ingin dia ceria kembali seperti dulu lagi."harap Rinto lagi.

"Apa, karena Rin-chan menghilang dia jadi seperti itu!"ujar Kaito yang bertanya dan melihat kedekatan kedua gadis bersurai honey-blonde itu.

Rinto menghela nafas pasrah. "Ya.."jawab Rinto. "Sepertinya aku mengerti alasan ibunya menghilang karena tergantikan dengan Rin-chan di masa kalian."kata Rinto sambil menatap ketiga orang di dekatnya.

"Apa karena keberadaan kami membuat Kami yang di masa ini, ikutan menghilang."tanya Len dengan ragu.

"Ya, mungkin seperti itu."jawab Rinto dengan ragu. "Itu pasti merepotkan."tambah Miku yang melihat kedua gadis bersurai honey-blonde itu.

My Family Hikkari [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang