🧡 22 🧡

1 0 0
                                    

Chapter 22, mencoba untuk memanggil Len masa depan.

.

.

".... Len-kun cepat buka matamu." Ucapan seseorang membuat Len terbangun dari tidurnya, Len tampak mengucek matanya sesaat dan Terlihat seseorang yang mirip dengan nya yang jauh lebih dewasa darinya.

"Umm..., Len-san ada apa?"tanya Len pada dirinya sendiri yang tampak membangunkan dirinya di tengah malam, mereka sepakat untuk memanggil nama mereka seperti

Len ke Len masih depan itu di panggil - san.

Lalu Len yang versi masa depan ke Len itu di panggil - Kun.

"Bisa tolong lihat keadaan Lynn-kun, aku merasakan tidak nyaman berapa hari ini."jawab Len-san padanya yang di angguki oleh Len yang masih mengantuk. "Baiklah akan ku periksa."jawab Len sambil meranjak dari kasur.

Len meraba dinding karena di rumah itu sudah di matikan lampu nya, membuat Len harus berjalan kaki dengan hati-hati. Walaupun dia mengantuk tetap saja ia harus memeriksa keadaan sang putra ya ng masih dalam mode tidur.

Len versi dewasa nya tampak berjalan di sampingnya, walaupun wujudnya mirip seperti hantu tampak raga dia bisa saja memiliki raga jika dia bisa kembali ke tubuhnya.

"Maafkan aku yang membangun mu, malam-malam begini."ucap Len {+} yang tampak bersalah yang harus membangunkan dirinya sendiri yang masih remaja.

Len tampak mengibaskan tangannya bawah dia tidak permasalahkan nya.

"Tidak masalah, lagi pula aku tau Len-san tampak mencemaskan nya. Itu wajar."jawab Len sambil menguap pelan dia membuka pintu sebuah kamar yang memiliki aroma khas rumah sakit itu.

Dan terlihat jelas sosok pemuda bersurai honey-blonde itu yang tampak terbaring di sana.

Len {+} tampak melayang dan berdiri di samping sang anak yang masih belum kunjung sadar, sementara itu Len sudah menutup pintu kamar itu.

"Bagaimana masih sama?"tanya Len pada dirinya sendiri yang dewasa. "Ya, sepertinya.. entah mengapa aku merasakan khawatir belakangan ini."jawab Len {+} yang terlihat gusar.

"Apa akan terjadi sesuatu nanti, sehingga kau begitu mencemaskan nya."lanjut Len lagi yang duduk di bangku yang berada di sebelah ranjang pemuda itu.

"Ya, aku harap ini bukan Firasat yang buruk."

"Ngomong-ngomong soal itu? Kenapa kau membangunkan ku."

"Ah! Begini, Rin-nii membuatkan sebuah alat yang bisa membuat kita bertukar raga."kata Len {+} padanya.

"Alat?"beo Len tidak mengerti memangnya kenapa Rinto ingin membuat alat seperti itu. "Kenapa dia ingin membuat alat seperti itu."tanya Len dengan nada heran.

Len {+} tampak terdiam sejenak lalu menghela nafas pelan. "Entahlah aku juga tidak tau, tapi Firasat ku mengatakan. Akan terjadi sesuatu nantinya."jawab Len {+}

Len hanya beroh-ria saja mendengarkan. "Apa Len-san tidak ingin bertemu dengan nya."lanjut Len lagi mengundang tatapan heran dari Len {+}. "Bertemu dengan siapa?"

"Bertemu dengan Rin.., bukannya dia adalah istrimu..!"

"Sepertinya tidak.., entah mengapa aku akan bertemu dengan nya dalam waktu dekat."

.

.

Keesokan harinya...

Dan benar saja apa yang di katakan oleh dirinya sendiri di masa ini, kalau kakak laki-laki dari gadis bersurai honey-blonde itu datang ke kamarnya yang kini berada cukup dekat dengan kamar kedua anak-anaknya.

My Family Hikkari [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang